Marketing.co.id – Berita Properti | Di tengah dinamika tantangan ekonomi dan harga hunian yang masih sulit dijangkau oleh generasi muda (Generasi Z dan Milenial), sektor properti masih menjadi instrumen favorit investasi karena harganya yang terus meroket.
“Jadi bisnis ini tidak akan pernah rugi sepanjang mempertimbangkan lokasi dan kredibilitas pengembang ataupun pengelola,” ujar Matius Yusuf, Pakar properti #1 Indonesia, di Jakarta, Senin (27/5).
Matius yang berbicara dalam acara diskusi bertema “Strategi dan Peluang Properti & Investasi di 2024” menegaskan, pasar properti dalam lima tahun terakhir tumbuh fluktiatif dan bersifat simetri. Siklus bisnis real estate berkembang naik turun sesuai permintaan dan kebutuhan dengan konsep penjualan mengikuti keinginan pembeli maupun pedagang.
Matius menuturkan, pelaku bisnis properti pun optimis sektor real estate mengalami kebangkitan secara nasional setelah Pemilu 2024 didukung dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia di angka 5 persen yang dibandingkan dengan negara lain masih minus.
“Properti akan bangkit 100 persen setelah pemilu ini karena akan banyak project-project baru,” ujarnya dalam acara yang digelar oleh Junior Chamber International (JCI), Jayakarta, Dewata (potensial), dan MJO Property
Matius menambahkan, bisnis properti yang masih ditanggung Pemerintah (DTP) lewat insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) bertujuan agar konsumsi pembelian meningkat.
“Insentif PPN senilai 11 persen untuk bangunan perumahan diharapkan dapat mendorong millenial dan Gen Z memiliki investasi properti sejak dini. Melalui insentif diharapkan melalui sektor properti, ekonomi kita bisa multi player effect,” ujarnya.
Baca juga: Fokus Garap Sektor Properti, Bank Muamalat Rilis Program KPR Hijrah Baitullah
Sementara itu, Funding & Investasi sekaligus owner of Eazy Property, Wempy Suciady mengakui minat konsumen untuk membeli properti saat ini masih tinggi, apalagi rumah merupakan kebutuhan pokok. Namun harus diakui, tidak sedikit konsumen yang terbentur masalah dana
Eazy Property sebagai perusahaan yang bergerak di industri properti memberikan kemudahan kepada masyarakat maupun kalangan milenial yang ingin membeli properti dengan mengunakan sistem pembiayaan yang mudah dan terjangkau.
“Kami memberikan solusi kepada kalangan milenial untuk mendapatkan properti lewat instrumen pembiayaan yang mudah, terjangkau, dan sesuai dengan kondisi keuangan mereka,” tutur Wempy.
Lewat program KenRich Property, Wempy bekerja sama dengan pengembang, notaris, perbankan dengan membuat sistem yang mempunyai mekanisme penjualan dan pembiayaan properti yang memenuhi ketentuan bagi pengembang, bank serta mudah dan terjangkau bagi milenial.
Tingkat Hunian Hotel Meningkat
Tahun 2024 diprediksi akan menjadi tahun yang lebih menguntungkan. Gde Brawiswara, pakar operator Budget Hotel #1 Indonesia, mengatakan, pertumbuhan bisnis hotel ditopang tren menginap saat liburan sekolah, serta acara Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) baik dari pemerintah maupun swasta.
“Kondisi ini menunjukkan adanya peningkatakan yang signifikan dalam kinerja operasional di sektor perhotelan,” terangnya.
Di prediksi pasar hotel kedepannya akan mengalami potensi pengembangan hotel yang terintergrasi, hotel-hotel akan diintegrasikan ke dalam mixed used projects, sehingga akan mengalami tingkat hunian yang lebih tinggi. Ditambah lagi dengan tren staycation, yang di dominasi oleh wisatawan lokal.
Baca juga: Tingkatkan Daya Saing Usaha Perhotelan di Jakarta, JXB Luncurkan The Tavia Collection
Menimbang hal tersebut tidak berlebihan jika dikatakan tahun 2024 merupakan tahun yang menarik untuk sektor properti di Indonesia. Dengan berbagai peluang dan tantangan yang ada, para pelaku pasar harus mampu beradaptasi dan berinovasi.
Bagi calon pembeli, ini adalah waktu yang tepat untuk mempertimbangkan investasi di bidang properti, dengan memanfaatkan berbagai insentif dan fasilitas pembiayaan yang ditawarkan.
Untuk diketahui Junior Chamber International (JCI) adalah organisasi pemuda internasional berafiliasi dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Fokus dari Organisasi ini adalah untuk mencetak para pemimpin muda melalui 4 Pilar kegiatan diantaranya Pilar Internasional, Pilar Sosial, Pilar Individual Development dan Pilar Bisnis.
JCI yang bersifat non-politik dan non-sektarian, merupakan komunitas internasional berusia antara 18 sampai 40. Keberadaan organisasi ini juga bertujuan untuk menciptakan perubahan positif di seluruh dunia serta menjadi jaringan pemimpin muda global terdepan.