Marketing.co.id – Berita Marketing | Jika diberi peluang dan kesempatan penyandang disabilitas juga bisa berprestasi dan mengharumkan nama bangsa. Angki Yudistia adalah salah satu contoh penyandang disabilitas sukses yang menginspirasi banyak orang. Dalam keterbatasannya dirinya mampu mengemban tugas sebagai Stafsus Presiden Disabilitas di era Pemerintahaan Jokowi Widodo.
“Saya ini tunarungu tidak bisa mendengar tanpa alat bantu. Orang kalau ingin memanggil nama saya perlu colek saya dulu,” kata Angki saat sesi diskusi Telkomsel NextDev Summit 2024, Selasa (14/5), di Jakarta.
Sebagai penyandang tunarungu Angki pun terpanggil untuk menciptakan Indonesia yang lebih ramah dan inklusif terhadap penyandang disabilitas. “Dulu penyandang disabilitas dianggap tak bisa apa-apa. Makanya kita melalukan berbagai inisiatif, kita tak ingin bergantung pada orang lain. Saya Stafsus pertama perempuan penyandang disabilitas,” tutur Angki.
Baca juga: Asuransi Astra Bangun Fasilitas Gedung Sekolah Penyandang Disabilitas di Semarang
Angki juga mengatakan, sekarang tidak ada alasan bagi penyandang disabilitas untuk tidak bisa maju. Pasalnya sekarang sudah tersedia teknologi untuk membantu aktivitas mereka. “Alat bantu dengar saya sudah terkoneksi dengan teknologi digital dan aplikasi,” tandasnya.
Menurut Angki jumlah penyandang disabilitas di Indonesia mencapai 22,9 juta jiwa, atau hampir 8,5 persen dari total penduduk Indonesia. Dia menegaskan, penyandang disabilitas merupakan aset bangsa yang bisa membanggakan negara. “Terbukti kita sudah tiga kali juara umum di ASEAN Para Games,” lanjutnya.
Namun dia juga mengakui penyandang disabilitas di Indonesia masih menghadapi tantangan dalam mencari pekerjaan. “Banyak penyandang disabilitas butuh pembiayaan, karena mereka susah dapat kerja. Saya punya startup yang memberikan pinjaman bagi penyandang disabilitas yang susah dapat pinjaman dari bank,” pungkasnya.
Pembicara lainnya Mohamad Bijaksana Junerosano, CEO and Founder Waste4Change menyoroti isu keberlanjutan yang akhir-akhir ini sering disuarakan banyak kalangan. Baginya isu keberlanjutan tidak hanya terkait dengan masalah lingkungan, tapi aspek lain seperti lingkungan sosial dan ekonomi. “Ketiganya harus dicapai secara seimbang untuk menuju keberlanjutan,” katanya.
Baca juga: Luna Maya Bergabung Dalam Jajaran Investor Waste4Change
Bisnis yang digeluti Junerosano memang banyak bergelut dengan sampah. Dia mengatakan ketertarikannya menggeluti bisnis yang berhubungan dengan lingkungan merupakan kombinasi antara keinginannya untuk mengatasi permasalahan sampah di Indonesia dengan jiwa entrepreneurship yang dimilikinya. “Sejak SMA saya suka dengan entrepreneurship. Entrepreneur itu menciptakan sesuatu yang tidak ada menjadi ada,” katanya.
Sebagaimana diungkapkan Junerosano masyarakat Indonesia tiap hari menghasilkan sampah sebesar candi Borobudur. Hal ini katanya membutuhkan penanganan serius. Waste4Change sendiri terus berkembang. Dari awalnya hanya ada 3 orang yang terlibat, kini ada sekitar 400 orang yang aktif dalam gerakan tersebut. “Bagi kami bisnis adalah sebuah kendaraan bukan tujuan,” katanya.
