Marketing.co.id – Berita UMKM | Emad Al Amad, koki asal Palestina, tertarik untuk mempopulerkan kuliner Timur Tengah ke lebih banyak masyarakat Indonesia. Emad pun mengamati tren bahwa masyarakat Indonesia ternyata memiliki cita rasa kuliner yang khas, seperti selalu menyediakan sambal sebagai pelengkap makanan dan tidak menyukai masakan dengan terlalu banyak rempah.
Insight ini yang membuat Emad berinovasi untuk mengenalkan cita rasa kuliner Timur Tengah yang cocok di lidah masyarakat Indonesia dan membuka gerai Emado’s Shawarma di Kemang pada tahun 2018.
Salah satu menu andalan Emado’s Shawarma yang ternyata digemari konsumen di Indonesia adalah perpaduan antara Nasi Basmati, Daging Ayam dan Garlic Mayo yang dicampur dengan sambal. Sampai sekarang, Emado’s Shawarma telah memiliki 28 gerai di 10 kota di Indonesia termasuk Jakarta, Depok, Tangerang, Yogyakarta, Semarang, Cirebon, Tegal, Purwakarta, Bandung dan Solo.
Ketika pandemi melanda, Emado’s Shawarma justru melihat peluang untuk mengembangkan sayap bisnisnya untuk menjangkau segmentasi konsumen lebih luas. Emad melihat tren masyarakat untuk berbelanja makanan dari rumah dan memiliki tendensi untuk mencoba lebih banyak jenis makanan baru.
Tren ini juga ditemukan di Laporan Tren Kuliner Grab bahwa 54% konsumen mencari makanan dan resto baru melalui aplikasi pesan makanan. Emado’s Shawarma akhirnya mulai membuka cabang di berbagai kota tepatnya setelah melihat antusiasme masyarakat di pembukaan cabang kedua dan ketiganya di Bintaro pada Juni 2020.
Keputusannya tersebut juga dipengaruhi oleh meningkatnya transaksi dari platform pesan-antar makanan online, khususnya GrabFood. “Proporsi pesanan online yang meningkat pesat, mengambil proporsi hampir di 70-80% pesanan outlet, membuat kami melihat pentingnya memfasilitasi lebih banyak konsumen di platform ini,” jelas Emad.
Maka dari itu, Emado’s Shawarma selalu mengikuti program-program kampanye GrabFood yang diadakan secara rutin setiap bulannya. Dengan bergabung di platform online, bisnis kuliner yang awalnya belum memiliki brand awareness yang kuat seperti Emado’s Shawarma bahkan bisa mendapatkan exposure brand yang tinggi dengan meningkatnya jumlah pelanggan baru. Setelah pembukaan cabang kedua di Bintaro, Emado’s Shawarma akhirnya membuka lagi dan menciptakan inovasi menu lainnya.
“Di masa pandemi ini, kami mengenalkan menu Grilled Chicken yang ternyata menjadi favorit para konsumen karena porsi ayam satu ekor, rasa khas Timur Tengah yang kuat dan harganya yang terjangkau. Di outlet ketiga, masih di bilangan Bintaro, masyarakat sangat antusias dengan menu ini sampai membuat antrian yang panjang. Dengan mengenalkan menu baru yang terjangkau ini, harapannya Emado’s Shawarma bisa menjadi pilihan pertama ketika masyarakat Indonesia ingin mencoba kuliner Timur Tengah,” tutur Emad.
Di masa pandemi, Grab juga melihat adanya pertumbuhan pesat di angka bisnis F&B bulanan di Indonesia. Data menunjukan bahwa kenaikannya mencapai lebih dari 65% pada tahun 2020, di masa pandemi melanda, dibandingkan dengan tahun 2019. Hal ini juga sejalan dengan strategi bisnis Emado’s Shawarma yang pada tahun depan rencananya akan meningkatkan pertumbuhan bisnisnya dengan memperluas cabang bisnisnya di kota-kota luar Jawa, dan bahkan tertarik untuk mempromosikan di kota dan kabupaten yang relatif kecil.
Per September 2021 ini, Emado’s berencana membuka cabang baru di Pekalongan, Magelang, Bandung dan Jakarta, menjadikan total gerainya menjadi 32 di seluruh Indonesia. Emad juga mengaku bahwa Emado’s Shawarma akan berekspansi sampai akhir tahun 2021 untuk mencapai jumlah total gerai menjadi 40.
Emad melihat tren kuliner bahwa kota-kota seperti Solo justru menunjukan performa bisnis dan antusiasme konsumen yang tinggi. Harapannya tentu di masa pandemi ini, masyarakat bisa tetap terfasilitasi dengan adanya platform pesan antar makanan seperti GrabFood yang memiliki jangkauan kota yang luas di seluruh Indonesia.