7 Masalah Arus Kas yang Sering Dihadapi UMKM dan Cara Mengatasinya
Marketing.co.id – Berita UMKM | Arus kas (cash flow) adalah nyawa dari setiap bisnis. Meski bisnis terlihat menguntungkan di laporan keuangan, arus kas yang tersendat bisa membuat pembayaran gaji, sewa, dan operasional lainnya tersendat. Profit adalah tujuan, tetapi arus kas adalah bahan bakar yang menjaga bisnis tetap berjalan.
Berikut 7 masalah arus kas paling umum yang sering dihadapi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan strategi efektif mengatasinya seperti kami kutip dari Powerhomebiz.
1. Penagihan Pembayaran Terlambat
Banyak bisnis mengirim faktur, tetapi uang yang belum diterima tetap menjadi angka kosong di laporan. Pelanggan yang lambat membayar dapat membuat bisnis kekurangan dana untuk kebutuhan sehari-hari.
Cara mengatasi adalah dengan menetapkan syarat pembayaran yang jelas, gunakan sistem invoicing otomatis dengan pengingat, tawarkan diskon untuk pembayaran lebih awal, dan lakukan follow-up rutin untuk faktur yang tertunda.
2. Piutang Tak Tertagih (Bad Debt)
Ketika faktur tidak dibayar, piutang berubah menjadi utang macet. Ini bukan hanya kehilangan pendapatan, tetapi juga biaya yang sudah dikeluarkan untuk produk atau layanan yang tidak kembali.
Cara mengatasi adalah dengan mempertimbangkan factoring atau pembiayaan faktur, melakukan pengecekan kredit untuk klien baru, dan meminta pembayaran di muka jika memungkinkan.
3. Penurunan Penjualan
Meskipun biaya operasional tetap berjalan, penjualan yang menurun berdampak langsung pada arus kas. Penurunan bisa bersifat musiman atau akibat strategi pemasaran yang kurang tepat.
Cara mengatasi adalah dengan mendiversifikasi produk atau layanan untuk menambah sumber pendapatan, mengevaluasi dan perbarui strategi pemasaran, meninjau harga produk atau layanan, dan kenali kebutuhan pelanggan yang berubah.
4. Biaya Operasional Tinggi
Biaya tetap seperti sewa, utilitas, dan langganan software bisa menumpuk tanpa disadari. Beban ini bisa membuat arus kas menipis meski penjualan stabil.
Cara mengatasi adalah dengan audit biaya secara berkala, gunakan ruang kerja fleksibel atau bersama, manfaatkan freelancer atau kontraktor sesuai kebutuhan, dan negosiasikan kontrak vendor untuk tarif lebih baik.
5. Margin Laba Tipis
Penjualan tinggi tidak selalu berarti arus kas sehat. Jika margin terlalu tipis, keuntungan yang tersisa untuk reinvestasi minim.
Cara mengatasi adalah dengan meningkatkan harga secara strategis, kurangi biaya produksi, analisis COGS untuk menemukan efisiensi, dan buat paket layanan atau produk bernilai tinggi.
6. Bisnis Musiman
Bisnis musiman sering mengalami lonjakan pendapatan di beberapa bulan, lalu kekurangan dana di periode sepi.
Cara mengatasi adalah dengan membuat proyeksi arus kas tahunan, diversifikasi produk atau layanan untuk pendapatan lebih stabil, simpan cadangan kas di bulan ramai, dan tawarkan diskon atau layanan tambahan di luar musim.
7. Uang Terkunci di Inventaris
Stok yang berlebihan dapat mengikat modal yang seharusnya bisa digunakan untuk operasional atau pertumbuhan bisnis.
Cara mengatasi adalah dengan menggunakan minimum order fleksibel, pantau inventaris dengan sistem manajemen yang baik, terapkan metode just-in-time jika sesuai, dan promosikan produk yang tidak cepat laku.
Baca Juga: 5 Tips Penting Agar Keuangan Bisnis Tetap Sehat
Masalah arus kas adalah tantangan umum bagi UMKM, tetapi bisa diatasi dengan perencanaan dan manajemen yang tepat. Pantau arus kas secara rutin, antisipasi hambatan, dan bangun kebiasaan keuangan yang sehat. Dengan begitu, bisnis Anda bisa tetap stabil, berkembang, dan bebas stres akibat kekurangan kas.


