Marketing.co.id – Berita Digital | Keamanan dunia siber menjadi isu yang semakin krusial di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital. Serangan siber kini terjadi lebih cepat, canggih, dan berdampak luas, mulai dari pencurian data pribadi hingga penghentian operasional layanan penting seperti rumah sakit dan institusi pendidikan. Organisasi dan individu harus mengadopsi pendekatan keamanan siber yang lebih tangkas, proaktif, dan menyeluruh untuk menghadapi ancaman ini.
Berikut ini adalah 5 tren ancaman siber paling mendesak saat ini, serta cara efektif menjaga dan mengamankan dunia kita dari dampaknya menurut para pakar dari Check Point Software.
Tren 1: 90% situs phishing hanya aktif selama satu hariÂ
Mayoritas situs phishing hanya aktif selama 24 Jam. Hal tersebut membuatnya sulit dideteksi oleh sistem tradisional. Penjahat siber mengeksploitasi momen tertentu seperti hari besar atau peluncuran produk untuk menipu korban.
Solusinya adalah melakukan latihan simulasi phishing secara rutin untuk meningkatkan kewaspadaan karyawan, membuat dan menerapkan rencana tanggap insiden dengan alur tindakan cepat saat serangan terdeteksi, dan berpikir proaktif, bukan reaktif, adalah kunci dalam menghadapi ancaman dinamis ini.
Tren 2: 70% file berbahaya dikirim melalui emailÂ
Email masih menjadi celah utama serangan siber. Teknik rekayasa sosial membuat korban mudah terjebak, apalagi jika lampiran atau tautan tampak berasal dari sumber terpercaya.
Solusinya adalah gunakan teknologi Content Disarm & Reconstruction (CDR) untuk memastikan file yang diterima aman, terapkan kebiasaan seperti memverifikasi pengirim, dan memeriksa tautan sebelum mengklik, dan pertanyakan konteks jika tidak mengharapkan file tersebut, jangan langsung dibuka.
Tren 3: Lebih dari 1.600 serangan setiap minggu per organisasiÂ
Tingkat serangan melonjak 40% dibanding tahun lalu. Penjahat siber kini memanfaatkan otomatisasi untuk menyerang dalam hitungan detik, menjadikan reaksi manual tak lagi cukup.
Solusinya adalah dengan mengimplementasi sistem yang didukung AI dan otomatisasi untuk mendeteksi dan merespons ancaman secara real-time, gunakan orchestrator keamanan seperti Check Point Playblocks untuk mengintegrasikan seluruh alat keamanan, dan manfaatkan External Attack Surface Management (EASM) untuk deteksi dini potensi ancaman dari luar.
Tren 4: 3.400 Serangan Ransomware Dipublikasikan
Ransomware kini makin kejam dengan strategi pemerasan ganda, mengenkripsi data sekaligus mengancam mempublikasikannya. Solusinya adalah gunakan keamanan titik akhir (endpoint protection) menyeluruh untuk semua perangkat, enkripsi dan segmen data sensitif agar tidak mudah diakses, dan terapkan keamanan email bisnis (BEC protection) untuk menghindari serangan berbasis kompromi identitas.
Tren 5: Sektor Pendidikan, pemerintahan dan Kesehatan jadi target utamaÂ
Tiga sektor ini rentan karena luasnya jaringan dan banyaknya data sensitif. Pandemi mempercepat digitalisasi, tetapi sering kali tanpa langkah keamanan yang cukup. Solusinya adalah dengan melakukan audit keamanan (Security Workshop) untuk mengidentifikasi celah sistem, menerapkan segmentasi jaringan dan prinsip zero-trust, latih karyawan dan staf secara berkala melalui workshop keamanan siber dan simulasi phishing, dan gunakan pemindaian kerentanan dan manajemen patch secara teratur serta aktifkan autentikasi multifaktor (MFA).
Menjaga keamanan dunia digital bukan lagi pilihan, tetapi keharusan. Lima tren ancaman siber ini menunjukkan bagaimana ancaman siber berkembang dan semakin kompleks. Oleh karena itu, pendekatan keamanan siber harus proaktif, adaptif, dan menyeluruh melibatkan teknologi, pelatihan, serta budaya organisasi yang sadar risiko. Dengan mengadopsi langkah-langkah ini, organisasi dan individu dapat mengamankan dunia digital kita, menjaga data, reputasi, dan keberlanjutan operasional di era digital yang terus berubah.