5 Tahapan Terpenting dari Transformasi Digital

[Reading Time Estimation: 3 minutes]

Marketing.co.id – Berita Digital & Techno | Huawei merilis laporan tahunan Global Connectivity Index (GCI) 2020. Ini merupakan laporan tahunan GCI ketujuh sejak Huawei pertama kali mempublikasikannya. Teristimewa, pada laporan kali ini GCI pertama untuk kalinya mengusulkan lima tahapan terpenting transformasi digital industri. Kelima tahapan yang diusulkan tersebut meliputi: efisiensi tugas, efisiensi fungsional, efisiensi sistem, efisiensi dan ketangkasan organisasi, serta efisiensi dan ketahanan ekosistem.

Tahap 1: Efisiensi Tugas. Berfokus pada pelacakan penyelesaian tugas-tugas individu melalui konektivitas mendasar dan komunikasi yang lebih efisien

Tahap 2: Efisiensi Fungsional. Fungsi-fungsi yang terkomputerisasi atau otomatis yang didayakan dengan TIK memungkinkan untuk menangani banyak tugas secara bersamaan dan berbagi informasi dengan lebih efisien.

Tahap 3: Efisiensi Sistem. Lebih fokus pada digitalisasi fungsi sistem inti untuk operasional yang efisien. Perusahaan yang berada pada tahap ini akan memiliki permintaan atau kebutuhan yang lebih tinggi terhadap konektivitas dan layanan cloud.

Baca juga: Cloud dan Keamanan Siber untuk Infrastruktur Kritikal Nasional

Tahap 4: Efisiensi dan ketangkasan organisasi. Proses perusahaan menjadi digital, aplikasi perusahaan dimigrasikan ke cloud, dan semua sistem terintegrasi secara efektif. Selain itu, jaringan dengan cakupan tinggi, adopsi luas aplikasi berbasis cloud, serta penyebaran AI dan IoT berkontribusi pada insight dan analisis data secara real-time.

Tahap 5: Efisiensi dan ketahanan ekosistem. Seluruh ekosistem menjadi digital, mampu dengan cepat merespon perubahan pasar, dan dapat mendukung koordinasi otomatis dan kolaborasi lintas sektor antar para pemangku kepentingan. Teknologi representatif seperti 5G, IoT, dan robotika menghadirkan peluang baru bagi kemunculan model bisnis baru, metode kerja, dan produk-produk melalui proses digitalisasi.

Negara-negara kelompok Starter proaktif mempersempit kesenjangan dengan negara-negara dengan perekonomian terdepan

Laporan tersebut juga menganalisis perubahan-perubahan skor GCI setiap negara sejak 2015. Skor rata-rata baik di kelompok ekonomi Frontrunner, Adopter, dan Starter semuanya meningkat sejak 2015. Kalangan Starters menunjukkan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) tertinggi diikuti oleh Adopters dan kemudian Frontrunners. Ini menunjukkan bahwa Starters mengejar ketinggalan dengan Adopters maupun Frontrunners dengan mempersempit kesenjangan digital.

Baca juga: Kesenjangan Digitalisasi Pada Bisnis di Indonesia

Laporan tahun 2020 juga menunjukkan, bahwa negara-negarta di kelompok Starters telah membuat kemajuan signifikan dalam cakupan broadband. Penetrasi broadband seluler mereka rata-rata naik lebih dari 2,5 kali lipat, langganan 4G mereka naik dari 1% menjadi 19%, dan broadband seluler mereka menjadi 25% lebih terjangkau. Pencapaian ini telah memungkinkan Starters untuk menawarkan layanan digital komprehensif yang lebih baik dan merangkul peluang baru dalam pembangunan ekonomi.

Selain itu, pengeluaran e-commerce mereka juga meningkat hampir dua kali lipat sejak 2014, yaitu menjadi lebih dari USD2.000 per orang. Beberapa Starters menaikkan klaster GCI, meningkatkan skor GCI mereka hingga 17%, dan berhasil menaikkan PDB 22% lebih tinggi dari Starter yang lain. Vietnam dan Peru sama-sama menjadi ekonomi Adopter pada tahun 2020.

Transformasi Digital
Ilustrasi Transformasi Digital

Indonesia sendiri berdasarkan laporan GCI 2020 masih berada di kelompok negara-negara Starter. Dengan skor 39 yang merupakan skor tertinggi di kelompok Starter, serta melihat progresivitas program pemerintah dalam terus mendorong tranformasi digital di semua sektor, termasuk pemerataan kualitas jaringan broadband hingga ke daerah-daerah pedesaan. Rangkaian ini membangun optimisme bahwa Indonesia akan segera masuk ke kelompok Adopter.

Mohamad Rosidi, Director of Strategy & Business Huawei Indonesia mengonfirmasi bahwa teknologi-teknologi berbasis Cloud, AI, Machine Learning dan Big Data Analytics akan terus dikembangkan dan dihadirkan sebagai solusi untuk berbagai sektor dan industri di Indonesia.

“Huawei Indonesia akan terus mendukung dan terlibat aktif dalam upaya pemerataan jaringan telekomunikasi berkualitas demi terwujudnya transformasi digital di semua segmen, dari kelas enterprise hingga terutama pelaku usaha mikro yang saat ini membutuhkan solusi yang terjangkau, namun efektif, agar mampu beradaptasi di era digital ini,” paparnya.

Marketing.co.id: Portal Berita Marketing & Berita Bisnis

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here