Menyusun Rencana Keuangan yang Lebih “Pandemic Ready”

[Reading Time Estimation: 4 minutes]

Marketing.co.idBerita Financial Services | Pandemi Covid-19 menghantam banyak orang serta berbagai lini bisnis. Kondisi ini menjadikan tahun 2020 penuh tantangan dan pelajaran hidup. Seiring dengan memasuki tahun yang baru, saatnya untuk merenung, mengatur ulang rencana, dan menjadi lebih siap di awal yang baru.

Memulai tahun baru dengan merangkai sebuah resolusi yang sederhana hingga yang tidak biasa, nampaknya sudah menjadi suatu keharusan. Memiliki resolusi sangat diperlukan untuk memacu kita agar terus berkembang dan menggapai kehidupan yang lebih baik. Akan tetapi, ada kalanya resolusi yang dibuat berujung tidak terwujud dan bisa menjadi beban pikiran karena baragam faktor seperti kurang matangnya perencanaan.

Psikolog Klinis di Rumah Dandelion, Nadya Pramesrani pernah mengungkapkan, bahwa untuk mencapai sebuah resolusi dibutuhkan langkah yang SMART, yakni specific (jelas), measureable (terukur), attainable (realistis), relevant (relevan), dan time-bound (memiliki tenggat waktu).

Baca juga: 7 Tips Perencanaan Keuangan bagi Keluarga Berpenghasilan Bersih Rp 5 Juta

Salah satu hal yang selalu ada di dalam daftar resolusi tahun baru adalah perencanaan keuangan yang lebih baik untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup. Menurut Finder.com pada tahun 2020, sekitar 53,12% generasi millennial berfokus pada resolusi yang berhubungan dengan keuangan untuk lebih memiliki kendali atas masa depan finansial mereka, sejalan dengan sebagian besar Gen Z yang sangat menghargai self-improvement.

“Resolusi keuangan yang baik membutuhkan tiga langkah utama, yakni melakukan financial check-up untuk memeriksa cash flow, hutang, dan aset yang kita miliki; mengidentifikasi prioritas serta tujuan seperti untuk liburan, membeli rumah ataukendaraan, dan seterusnya; dan yang terakhir barulah kita tentukan instrumen keuangan yang menyesuaikan dengan kondisi finansial dan prioritassehingga mudah untuk dipantau dan dikelola,” ujar Metta Anggriani Perencana Keuangan Tersertifikasi dan Pendiri Anggriani & Partners.

Alasan lain dibutuhkan perencanaan keuangan yang lebih “pandemic ready” adalah terjadinya perubahan pola pikir dan hidup masyarakat yang menimbulkan berbagai kebiasaan baru. Salah satunya yang paling menonjol adalah semakin bergantungnya masyarakat pada gadget untuk menunjang aktivitas sehari-hari, mulai dari bekerja, belajar, belanja, hingga hiburan.

Perusahaan riset pasar IDC, merilis laporan bahwa pada kuartal ketiga 2020 pertumbuhan penggunaan smartphone mencapai 49% dibandingkan kuartal sebelumnya, dan 21% dari periode yang sama tahun lalu. Selain itu, Katadata.co.idjuga memprediksikan penggunaan smartphone di Indonesia akan terus meningkat hingga mencapai 89,2% dari populasi Indonesia pada tahun 2025.

Hal ini sejalan dengan fenomena terkini di mana semakin banyak orang yang tak ragu lagi untuk membeli dan melengkapi dirinya dengan gadget yang lebih mutakhir, guna memastikan kelancaran work-from-home, school-from-home atau sekedar mendapatkan kualitas hiburan terbaik untuk mengusir rasa bosanselama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Namun, frekuensi penggunaan gadget yang semakin tinggi tentunya dapat meningkatkan risiko terhadap gadget itu sendiri seperti terjadinya kerusakan, kehilangan, dan sebagainya. Setiap gadget memiliki potensi untuk mengalami kerusakan dan seringkali biaya reparasinya tidak murah. Apalagi bila mengalami kehilangan, sudah pasti menjadi beban biaya yang cukup mengganggu keuangan karena harus membeli yang baru.

Rencana keuangan
Semakin bergantungnya masyarakat pada gadget untuk menunjang aktivitas sehari-hari, mendorong, Allianz Utama Indonesia menghadirkan produk asuransi perlindungan layar ponsel yang dapat diperoleh di salah satunya melalui layanan GoSure di aplikasi Gojek.

“Kita bisa melihat dampak dan risiko yang sangat nyata akibat terjadinya pandemi. Tahun ini kita harus lebih berhati-hati. Oleh karena itu, satu hal yang tidak boleh terlupakan adalah memiliki perlindungan ektra seperti asuransi karena penyakit, musibah dan bencana bisa terjadi kapan saja dan dapat mengganggu cash flow,” tambah Metta.

Salah satu produk asuransi yang tidak diketahui orang banyak adalah perlindungan terhadap gadget. “Manfaat perlindungan gadget yang ditawarkan oleh masing-masing penyedia asuransi berbeda-beda. Tapi biasanya, manfaat paling umum adalah perlindungan terhadap risiko kerusakan accidental yang bersifat fisik seperti retak pada layar smartphone, kerusakan akibat terkena cairan, dan melindungi gadget dari pencurian. Jenis-jenis risiko yang umumnya dihadapi oleh setiap pemilik gadget,” jelas Mariani Solihah Head of Partnership Affinity, PT Asuransi Allianz Utama Indonesia.

Selain menyesuaikan diri dengan perubahan perilaku dan kebutuhan di masa pandemi, perencanaan keuangan di tahun 2021 harus disiapkan juga untuk mengantisipasi tantangan lainnya. Salah satunya adalah risiko banjir yang seringkali terjadi di awal tahun. Ini sangatlah penting mengingat Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) pernah memperkirakan nilai kerugian klaim musibah banjir pada properti dan kendaraan bisa mencapai Rp1,1555 triliun.

Melihat betapa pentingnya hal tersebut dan besaran risiko kerugiannya, beberapa tips sederhana dari Mariani Solihah untuk memilih asuransi properti dan kendaraan, antara lain:

  1. Pilih sesuai kebutuhan

Sebagai pemilik properti atau kendaraan kita harus mengetahui terlebih dahulu aspek apa saja yang perlu kita lindungi. Selain itu, kita juga harus menetapkan anggaran yang dimiliki sesuai dengan kemampuan. Apabila sudah mengetahui apa saja yang ingin dilindungi dan berapa biaya yang sanggup dibayarkan, pelanggan dianjurkan untuk mencari informasi asuransi sebanyak-banyaknya dan memilih yang paling mendekati kebutuhan.

Baca juga: [TIPS] Hadiah, Hibah, atau Wasiat? Wajib Diketahui Mengenai Distribusi Kekayaan

  1. Memilih perusahaan terpecaya

Saat ini jumlah perusahaan asuransi semakin banyak. Namun, pastikan untuk memilih asuransi yang sudah diakui lembaga resmi dalam mengontrol dan mengawasi industri jasa keuangan di Indonesia, yakni Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

  1. Mengetahui kejelasan polis dengan baik

Pengguna asuransi cenderung tidak membaca polis dengan benar. Padahal, dalam polis terdapat penjelasan terperinci mengenai apa saja yang dapat diklaim atau tidak. Selain itu, jangan ragu untuk bertanya apabila ada sesuatu yang kurang jelas sehingga tidak mengalami penolakan pada saat pengajuan klaim.

  1. Memberikan akses pelayanan yang lengkap

Saat memilih produk asuransi properti maupun kendaraan, pastikan sudah dilengkapi dengan kemudahan sistem yang terintegrasi dengan teknologi. Dengan begitu, pelanggan dapat merasakan kemudahan klaim via aplikasi atau platform digital lainnya. Penting juga untuk memilih perusahaan asuransi yang memiliki akses mudah dihubungi saat terjadi keadaan darurat, seperti memiliki call center 24 jam. Untuk asuransi kendaraan, lebih baik lagi jika memilih perusahaan asuransi yang memiliki jaringan bengkel bersertifikat yang luas.

Marketing.co.id: Portal Berita Marketing & Berita Bisnis

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here