ZAP Beauty Index 2019: Dari Skincare Hingga Fenomena Body Shaming

Marketing, Jakarta – ZAP Clinic kembali merilis survei mengenai industri kecantikan di Tanah Air. Terangkum dalam Zap Beauty Index 2020, survei yang dilakukan oleh ZAP Clinic bersama MarkPlus Inc ini menggunakan metode online survei kepada 6.460 responden perempuan di Indonesia sepanjang Juli-September 2019. Survei ini mencakup potret dari perilaku tiga generasi berbeda di dunia kecantikan, yakni Gen X (45-65 tahun), Gen Y (23-44 tahun), dan Gen Z (13-22 tahun).

ZAP Beauty Index 2020 membagi potret industri kecantikan ke dalam tiga segmen, yakni Let’s Talk about Beauty, Beauty Beyond Words, dan Beauty in Action. Let’s Talk about Beauty merangkum deretan fakta mengenai pengalaman para responden dalam melakukan berbagai perawatan kecantikan. Mulai dari, kapan pertama kali mereka mengenal berbagai produk dan klinik kecantikan, apa jenis perawatan yang dilakukan, hingga berapa biaya yang dikeluarkan untuk melakukan perawatan kecantikan.

Hasilnya, survei ini menunjukkan, hampir seluruh perempuan Indonesia (45,4%) menggunakan skincare sebelum usia 19 tahun. Dan, satu dari empat perempuan Indonesia melakukan treatment di klinik kecantikan sebelum berusia 19 tahun.

Yang menarik, Gen Z menggunakan hampir seluruh pendapatan mereka untuk perawatan kecantikan. Sementara, Gen Y hanya menggunakan 30%, dan Gen X justru kurang dari 5%.

Beauty Beyond Words

ZAP Beauty Index 2019 juga memotret definisi ‘cantik’ di mata perempuan Indonesia yang dijelaskan dalam segmen Beauty Beyond Words. Jika ZAP Beauty Index 2018 menemukan 40,9% perempuan mendefinisikan cantik adalah bertubuh sehat dan bugar (fit), definisi ini mulai bergeser pada tahun 2019.

Sebesar 46,7% responden mendefinisikan ‘cantik’ berarti memperindah penampilan secara keseluruhan atau biasa disebut dengan well-dressed. Namun yang pasti, memiliki kulit cerah nan glowing masih menjadi definisi cantik secara umum di mata sebagian besar perempuan Indonesia (82,5%).

Ekspektasi sosial soal standar kecantikan kerap memunculkan fenomena body shaming. Faktanya, lebih dari separuh perempuan Indonesia (62,2%) mengaku pernah menjadi korban body shaming.

Fun facts lain yang ditemukan dalam survei ini adalah sudah ada perempuan Indonesia yang mulai mempertimbangkan menggunakan produk kecantikan dengan fungsi anti-aging mulai dari usia 13 tahun.

Suasana pemaparan

Beauty in Action

Beauty in Action mencoba menggali lebih jauh mengenai perilaku para responden dalam menjalani rutinitas perawatan kecantikan. Ada enam produk skincare wajib yang digunakan perempuan Indonesia setiap hari, meliputi facial wash, moisturizer, toner, serum, essence, dan eye cream. Facial wash memiliki peminat paling banyak sebesar (92,4%) sebagai skincare yang wajib digunakan.

Dalam mencari informasi dan memperbanyak referensi, perempuan Indonesia memilih Instagram (77,2%), Youtube (55,9%), dan Beauty Blogger (42,3%) sebagai sumber referensi utama. Sedangkan Gen X cenderung mengombinasikan informasi online dan offline, seperti melalui Instagram (53,2%) dan teman-teman (38,4%).

Berbicara tentang perawatan kecantikan, mayoritas perempuan Indonesia lebih sering mengunjungi klinik kecantikan (76,0%) dibandingkan pergi mengunjungi salon (39,7%). Perbandingan tersebut mencapai hingga dua kali lipat.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.