Wow Indonesia Sabet Tiga Penghargaan World Halal Travel 2015

foto Istimewa
foto Istimewa

Sektor pariwisata halal Indonesia mulai menunjukkan prestasi di tingkat global. Hal ini dibuktikan dengan diraihnya tiga kategori penghargaan, yakni The World Best Family Hotel oleh Hotel Sofyan Betawi, The World Best Halal Honeymoon Destination yang diraih Lombok, dan The World Best Halal Tourism yang juga diraih Lombok.

Ajang World Halal Travel Award (WHTA 2015) digelar di Abu Dhabi, UEA, 19 -21 Oktober 2015 lalu. Indonesia berhasil masuk dalam 5 kategori dari 14 kategori yang dilombakan, dan dari 5 nominasi tersebut Indonesia berhasil menang di 3 kategori. Pemenang WHTA 2015 ditentukan melalui mekanisme voting online.

Pariwisata Syariah digagas sejak tahun 2012 oleh Kementerian Pariwisata dengan melaksanakan FGD (Forum Discussion Group) Pariwisata Syariah di Jakarta. Setelah FGD dibentuk Pokja Pariwisata Syariah yang bertugas menyusun pedoman usaha Pariwisata Syariah. Pada tahun yang sama dilakukan soft launching Pariwisata Syariah di Surabaya. Lalu pada tahun 2013 dilaksanakan grand launching Pariwisata Syariah bersamaan dengan Indonesia International Halal Expo (INDHEX) dan Global Tourism Forum di Kemayoran, Jakarta.

Penasehat Menteri Pariwisata untuk Urusan Timur Tengah dan Halal Tourism, Sapta Nirwandar dalam acara Tasyakuran kemenangan WHTA 2015 d Hotel Sofyan Betawi, Menteng, Jakarta Pusat mengatakan, tida ada paksaan bagi pelaku industri pariwisata di Indonesia untuk mengadopsi wisata halal. “Namun ini menjadi pilihan menarik karena potensinya besar,” katanya seraya menyebut Korsel yang bukan negara Islam namun sudah mengembangkan wisata halal.

Sementara itu Komisaris Utama Sofyan Hotel, Riyanto Sofyan saat jumpa pers mengatakan, pasar Pariwisata Halal terbagi tiga. Pertama, pasar Timur Tengah yang menyukai wisata alam. Kedua, pasar Eropa (Inggris, Perancis, dan Jerman) yang menyukai wisata petualangan. Ketiga, pasar Asia yang menyukai obyek wisata halal di Bandung dan Padang.
“Lama tinggal wisatawan muslim lebih lama sekitar 7 – 20 hari dengan pengeluaran sekitar US$2500 per turis,” jelas Riyanto.

Nandar menegaskan, Pariwisata Syariah bukanlah atraksi wisata, namun standar pelayanan wisata yang harus dipenuhi pelaku industri wisata syariah. Standar tersebut disertifikasi dan bertingkat, misalnya ada Hilal 1 dan Hilal 2.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.