Warung Pintar, Memberi Efek ‘Gaul’ pada Warung Kecil

Dengan sentuhan teknologi dan bantuan permodalan, usaha rintisan ini berhasil menciptakan efek disrupsi di sektor usaha ritel skala mikro dan kecil. Warung Pintar sudah berhasil merangkul 1.000 mitra.

WARUNG PINTAR

 

Di era leisure economy, konsumen tidak mengonsumsi produk atau jasa an sich, namun juga menikmati value yang sengaja dilekatkan pada produk atau jasa tersebut. Ambil contoh ketika di Starbucks, yang dinikmati bukan hanya secangkir kopi, namun seperangkat gaya hidup yang diciptakan kedai kopi asal AS tersebut.

Starbucks sudah menjadi inspirasi atau aspirasi bagi mereka yang ingin menekuni usaha ritel atau kuliner. Efek Starbucks hampir terlihat di berbagai sudut Kota Jakarta. Kini, banyak bermunculan kedai kopi skala rumahan. Mereka berupaya men-setting kedai segaul mungkin agar pencinta kopi tertarik datang dan kongkow di kedai kopi mereka.

Menciptakan value memang tidak mudah dan butuh investasi. Terlebih bagi mereka yang tidak memiliki modal dan baru berniat membuka usaha skala mikro. Boro-boro memikirkan value—misalnya dengan menyediakan WiFi gratis di tempat usaha mereka, modal untuk sekadar menjalankan usaha saja tidak punya.

Berbagai tantangan yang dihadapi calon pengusaha disulap menjadi peluang oleh Warung Pintar. Warung Pintar merupakan usaha rintisan untuk membantu calon pengusaha mikro mendapatkan lahan usaha dan dana guna membuka warung baru atau mengelola warung yang sudah ada dengan dukungan teknologi terkini. Warung Pintar dikembangkan oleh Agung Bezharie—mantan Investment Associate East Ventures; Harya Putra—mantan Expansion Head Cocowork; dan Sofian Hadiwijaya—mantan VP of Business Intelligence Go-Jek.

Seperti informasi yang tertera dalam situs resmi mereka (warungpintar.co.id), setidaknya ada empat keuntungan yang diperoleh mitra yang bergabung ke Warung Pintar; yakni potensi keuntungan hingga Rp6 juta per bulan, belanja barang dagangan lebih murah dan mudah, program dan support untuk meramaikan warung, serta dukungan teknologi untuk operasional dan meningkatkan penjualan.

Tampilan Warung Pintar memang berbeda dari warung-warung skala kecil yang menggunakan gerobak. Gerobak Warung Pintar terlihat sederhana, gaul, dan modern. Yang lebih penting, Warung Pintar punya sarana pendukung yang tidak dimiliki warung-warung kecil lainnya, seperti WiFi, LCD TV, charging station, kompor dan dispenser, mini refrigerator, kamera pengintai (surveillance camera), dan digital system. Dari sisi fasilitas tak kalah dari kafe-kafe di pinggir jalan.

Kombinasi dari inovasi gerobak warung dan solusi pendanaan bagi calon pengusaha, membuat Warung Pintar cepat berkembang. Per 7 November 2018 lalu, Warung Pintar sudah membuka 1.000 kios di area Jabodetabek. Menyusul kesuksesan ini, Warung Pintar menargetkan membuka kios di kawasan luar Jabodetabek pada akhir 2018.

Dampak Sosial dan Ekonomi

CEO Warung Pintar Agung Bezharie mengungkapkan, dalam kurun waktu 10 bulan, per September 2018, Warung Pintar telah mendorong kemandirian dan kewirausahaan bagi 57% mitra yang sebelumnya tidak memiliki pekerjaan tetap.

Warung Pintar mengklaim, satu kios mitra Warung Pintar berdampak secara sosial dan ekonomi untuk 5 orang; terdiri dari 1 orang mitra, 2 orang keluarganya, dan 1 penjaga warung, serta 1 orang dari keluarga penjaga warung. Dioperasikan oleh lebih dari 2.000 pengusaha mikro, Warung Pintar berhasil membukukan transaksi aktif minimal 1.000 setiap bulannya.

Agung menambahkan, sejak kuartal II tahun ini pihaknya terus berinovasi untuk meningkatkan layanan bagi mitra dan pelanggan warung. “Hasilnya terlihat dengan adanya peningkatan signifikan pada pendapatan mitra yang mengalami kenaikan sebesar 37% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya,” tuturnya.

Dia pun mengatakan setiap bulannya ada sekitar 4.000 proposal yang masuk untuk menjadi mitra Warung Pintar. Namun setelah melalui proses seleksi, yang diterima menjadi mitra Warung Pintar berkisar 5%–10% saja. “Kami lihat lokasi, keseriusan, latar belakang calon mitra melalui know your customer. Kami ingin lihat seberapa serius mereka mau maju,” imbuh Agung.

Semakin banyaknya jumlah mitra mendorong Warung Pintar untuk memiliki gudang sendiri. Saat ini baru ada satu gudang yang berlokasi di Jakarta. Dalam waktu dekat Warung Pintar akan meluncurkan berbagai produk baru yang nantinya membantu proses bisnis warung, meningkatkan penghasilan mitra warung, dan memenuhi kebutuhan pelanggan. Terobosan yang sudah dilakukan yaitu digitalisasi transaksi untuk para mitranya melalui OVO dan Go-Pay.

“Tentunya hal ini dapat terus diwujudkan dengan berkolaborasi bersama para startup dan institusi lainnya. Sejauh ini ada 34 principal yang sudah bergabung untuk menyediakan produk kepada mitra warung dan lebih dari 370 jenis produk tersedia di Warung Pintar,” tutur Agung.

Ali Siregar adalah salah satu mitra yang sudah merasakan manfaat menjadi mitra Warung Pintar. Dia membuka Warung Pintar di depan rumahnya di kawasan Pancoran Mas, Depok. “Saya tertarik bergabung ke Warung Pintar karena tidak perlu modal awal, malahan kita dikasih modal dalam bentuk barang jualan. Juga dipinjami gerobak dan fasilitas pendukung lain,” tutur pria yang menjadi mitra sejak Juli 2018.

Keuntungan lain menjadi mitra yaitu pesanan produk untuk stok warung dikirim langsung dan bisa mengikuti gathering. Komunikasi dengan staf Warung Pintar dan sesama mitra juga sangat mudah karena bisa dilakukan melalui grup WhatsApp.

Saat ini, transaksi di Warung Pintar miliknya rata-rata mencapai Rp150.000 per hari. Dari sini dia bisa memetik keuntungan Rp50.000. Lumayan membantu buat pria yang sehari-hari berprofesi sebagai sopir pribadi ini. “Produk yang paling laku kopi, rokok, permen,” katanya.

Tony Burhanudin

MM.12.2018/W

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.