Wadhwani Foundation dan BIC Rangsang Lahirnya Pengusaha Baru

Sunita Singh, Vice President Wadhani Foundaton (kiri) dan Kristanto Santoso, Direktur Eksekutif BIC (kanan)  berjabat tangan usai jumpa pers di Hotel Four Season, Jakarta (11/12)
Sunita Singh, Vice President Wadhani Foundaton (kiri) dan Kristanto Santoso, Direktur Eksekutif BIC (kanan) berjabat tangan usai jumpa pers di Hotel Four Season, Jakarta (11/12)

Indonesia masih kekurangan jumlah pengusaha atau entrepreneur. Jumlah pengusaha di Indonesia baru mencapai 1,6% dari total penduduk Indonesia yang sekitar 240 juta. Menurut sosiolog David McClelland suatu negara akan makmur bila jumlah entrepreneur sedikitnya 2% dari jumlah penduduknya.

Guna mendorong lahirnya pengusaha baru Wadhwani Foundation dan BIC (Business Innovation Center) menjalin kerja sama. Kerja sama kedua belah pihak diwujudkan dengan membuka National Entrepreneurship Network (NEN-Indonesia).

Sunita Singh, salah satu pendiri NEN dan Vice President Wadhwani Foundation mengatakan bahwa NEN hadir di Indonesia dengan tujuan menciptakan lapangan pekerjaan dan menumbuhkan pengusaha baru di kalangan anak muda. Dia menambahkan, Wadhwani Foundation sudah beroperasi sejak 2003 dan berpengalaman melahirkan pengusaha baru di India.

“Kondisi Indonesia mirip dengan India sebagai negara berkembang, sehingga diharapkan konsep NEN bisa diterapkan di Indonesia meskipun tidak bisa dijiplak begitu saja,” tutur Sunita saat jumpa pers di Hotel Four Season, Jakarta (11/12). Di India NEN banyak bekerja sama dengan kalangan kampus, dan hasilnya banyak mahasiswa yang sudah memiliki start up (usaha rintisan) sebelum mereka lulus.

Kristanto Santoso, Direktur Eksekutif BIC mengatakan, Indonesia masih banyak membutuhkan pengusaha. Ada wacana Indonesia membutuhkan 5 juta pengusaha. Namun sayangnya hal ini tidak mudah dicapai karena faktor mindset. “Yang harus diubah mindset, lulusan universitas jangan mencari kerja tapi menciptakan lapangan kerja,” katanya.

Business Innovation Center adalah lembaga intermediasi yang dibentuk oleh Kementerian Riset dan Teknologi dengan tujuan menjembatani proses inovasi melalui sinergi tiga pihak, yakni Akademisi, Bisnis, dan Pemerintah.

“Inovasi dan wirausahawan itu seperti dua sisi mata uang. Inovasi itu menyangkut produknya dan yang membuat produk itu laku wirausahawan,” tandasnya.

Tony Burhanudin

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.