Upaya Uniqlo Menggaet Fashionista Tanah Air

[Reading Time Estimation: 3 minutes]


uniqlo_01Marketing.co.id – Biasanya, setiap toko yang menjual pakaian akan men-display produk yang sedang tren saat itu. Namun, tidak pada toko pakaian Uniqlo. Toko pakaian asal Jepang ini membebaskan pelanggan menciptakan trennya masing-masing dan tidak mendikte mereka. Menarik disimak, seperti apa diferensiasi yang diusung oleh ritel ini?

“Saya benar-benar tidak menyangka, Uniqlo akhirnya hadir di Indonesia. Selama ini kalau mau beli baju Uniqlo harus nitip teman di luar negeri,” ujar salah satu ambassador Uniqlo, Sherina Munaf.

Nama ritel ini rupanya lumayan kesohor bagi orang-orang yang sering bepergian ke luar negeri, minimal yang pernah ke Singapura, apalagi Jepang. Tidak heran, jumlah gerainya saja telah mencapai 1.206 toko di 13 pasar dunia, termasuk 23 toko di empat negara Asia Tenggara, yaitu Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina.

Kemudian di awal tahun 2013, Uniqlo mengumumkan pembukaan toko pertamanya di Indonesia yang berlokasi di Lotte Shopping Avenue, Kuningan-Jakarta Selatan, yang saat ini masih dalam tahap pembangunan.

Pada Juni 2013, rencananya toko pakaian asal Jepang tersebut bakal dibuka dengan area penjualan seluas 2.680 m2. Toko pertama Uniqlo di Jakarta ini akan menjadi salah satu toko Uniqlo terbesar di Asia Tenggara. Ragam koleksi menarik untuk laki-laki, perempuan, anak-anak, dan bayi akan terpampang. Tentu saja, layanan pelanggannya bergaya Jepang.

Untuk menarik perhatian konsumen Tanah Air, ritel pakaian di bawah naungan Fast Retailing Co.Ltd ini mulai dengan dua strategi. Pertama, membagi-bagi hadiah hingga 100 ribu hadiah lewat Facebook dan Twitter. Program ini dinamakan “Happy Gift Uniqlo”.

uniqloMenurut Yasuhiro Hayashi, COO PT Fast Retailing Indonesia, kegiatan ini merupakan kampanye media sosial terbesar dalam sejarah Uniqlo. Alasan membagi-bagi hadiah sebanyak itu karena penduduk Indonesia yang besar, mencapai 240 juta jiwa lebih. Bila hadiah dibagi 100 atau 1.000 saja, tentu dampaknya tidak terasa dan awareness pun sulit terbentuk.

Program Happy Gift Uniqlo dimulai dari 18 Maret hingga 20 Juni 2013. Konsumen hanya perlu mem-follow Twitter atau me-like Facebook Uniqlo. Selanjutnya menjawab pertanyaan yang diberikan.

Bila jawaban benar dan beruntung, konsumen akan mendapat hadiah yang menarik. Sebagai hadiah pertama, Uniqlo akan mengundang lima pasang pemenang (10 orang) ke toko flagship Uniqlo di Ginza, Jepang.

Strategi yang kedua, yakni membuka “Uniqlo Happy Station”. Tujuannya memberikan pengalaman pertama kepada calon pelanggan terkait toko Uniqlo yang akan dibuka di Lotte Shopping Avenue. Wujudnya berupa mini toko yang memamerkan t-shirt dan display manekin.

Selain itu, di dalam mini toko tersebut terdapat Uniqlo Happy Camera yang menggunakan teknologi sensor gerak; setiap orang dapat mengambil foto dengan 30 jenis frame yang berbeda, termasuk frame yang menampilkan wajah brand ambassador Uniqlo yang baru, Sherina Munaf dan Rio Dewanto.

“Seluruh kreasi foto yang dibuat para pengunjung di Uniqlo Happy Station ini akan dipublikasikan di dalam Facebook kami,” ungkap Yasuhiro.

Mengenai alasan dipilihnya Indonesia sebagai pasar baru Uniqlo, Yasuhiro menjelaskan, potensi pasar apparel di sini begitu besar. Data lima tahun terakhir, dari tahun 2005 ke 2010, meningkat hingga dua kali lipat menjadi US$21 miliar. Dan, pada tahun 2015 diprediksi akan menembus US$35 miliar.

“Indonesia merupakan pasar yang menarik dengan jumlah penduduk yang terbesar di Asia Tenggara. Bila tidak berhasil di Indonesia, tidak berhasil di Asia Tenggara,” tandasnya.

Keputusan memasuki pasar Indonesia, kata Yasuhiro, juga didasarkan pada upaya Uniqlo yang menargetkan diri menjadi nomor satu di dunia selain di Jepang.

Saat ini, posisi Uniqlo keempat setelah GAP, H&M, dan Zara yang masih menempati peringkat teratas. Untuk itu, di tahun fiskal 2013, Uniqlo menargetkan penjualan di Asia (tidak termasuk Jepang) mencapai 170 miliar yen untuk membantu mengejar posisi nomor satu.

Diferensiasi Uniqlo yang paling unik ialah tidak seperti ritel pakaian lainnya yang menciptakan tren atau menjual produk sesuai tren, Uniqlo tidak mendikte tren pakaian pelanggan.

“Kami hanya menyediakan apa yang disebut komponen life style, selanjutnya terserah dari pelanggan untuk memadupadankan pakaian sesuai selera masing-masing,” ujar Yasuhiro.

Produk Uniqlo juga menggunakan teknologi Airsm dan Heattech, yang dapat membuat tubuh selalu nyaman dalam kondisi berkeringat sekalipun. Sementara soal harga, karena Uniqlo mengambil bahan baku langsung dari produsennya— yang kini berjumlah 70 mitra, harga produk bisa lebih terjangkau.

Yasuhiro menjelaskan, tren fashion Indonesia adalah percampuran fashion Barat dengan fashion lokal. Sehingga pakaian yang dijual di sini cenderung berkiblat pada produk-produk Uniqlo di Singapura dan Eropa, karena trennya mirip.

Harga pakaian Uniqlo di Indonesia juga tidak jauh berbeda dengan yang dijual di Singapura, yakni mulai dari yang termurah Rp 69.000 sampai Rp 500.000 ke atas seperti produk jaket atau celana jeans.

Mengenai segmen yang dibidik, Yasuhiro menandaskan, Uniqlo diperuntukkan bagi semua orang, sehingga pihaknya tidak pernah menetapkan siapa target market yang akan disasar.

“Kami hanya berharap baju-baju kami dapat dipakai mulai dari orang tua, anak muda, sampai anak-anak kecil,” ujarnya. Dalam lima tahun ke depan, pria yang nampak energik ini juga sempat mengungkapkan pihaknya menargetkan akan membuka 10 toko lagi di Indonesia.

Fotografer : Lilyanti

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here