Marketing.co.id – Berita Property | Digitalisasi yang terus berkembang, terutama di sektor layanan keuangan dan e-commerce menjadi pilar penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Menurut proyeksi dari Moody’s Analytics, pertumbuhan ekonomi Asia Pasifik pada tahun 2025 diperkirakan mencapai 4 persen.
Indonesia diperkirakan tumbuh sebesar 4,8 persen, menguntit di belakang India yang diprediksi menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Asia Pasifik mencapai 6,5 persen.
Dengan mempertimbangkan data makro ekonomi tersebut, sejumlah peluang bisnis diprediksi akan menjanjikan di tahun 2025. Diantaranya mulai dari cloud kitchen di bidang F&B, toko e-commerce, layanan kurir, energi surya, hingga toko peralatan olahraga dan gaya hidup.
Pun, membangun usaha terbuka untuk siapa saja, terlebih bagi yang mau dan mampu. Tekanan ekonomi yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir telah mendorong masyarakat untuk lebih kreatif menemukan berbagai cara menghasilkan pendapatan tambahan. Salah satunya dengan memulai usaha atau bisnis.
Setiap orang, baik anak muda maupun pensiunan bisa memulai berbisnis dari hobi. Jika serius ingin memonetisasi hobi, pastikan Anda memilih yang tepat.
Sebut contoh, impian sang legenda hidup bulu tangkis Indonesia, Taufik Hidayat, untuk memiliki sebuah toko perlengkapan olahraga akhirnya terwujud. Gerai bertajuk Yonex Sport Magnet yang mengusung konsep compact store pertama itu buka di Gading Serpong, Tangerang, Banten. Toko olahraga tersebut menyediakan alat-alat olahraga mulai dari raket hingga sepatu Yonex.
Atlet kelahiran 1981 ini cukup jeli melihat peluang usaha dari hobi dan profesi yang ia tekuni puluhan tahun. “Sebenarnya sudah ingin merintis sejak lama, tapi karena susah mencari tempat yang strategis, baru terlaksana dua tahun lalu,” ujar atlet yang pernah mengharumkan nama Indonesia dengan kesuksesan meraih medaih emas setelah mengalahkan unggulan ketujuh asal Korea Selatan, Shon Seung-mo di Olimpiade Athena 2004 ini.
Kendati dulunya berjaya di lapangan, Taufik tak sembarangan mempersiapkan bisnisnya. Menurutnya, urusan bisnis juga perlu kejelian. Konsep outlet, pasar yang dituju dan hingga lokasi menentukan keuntungan bisnis yang didapatkan.
“Tempat usaha yang strategis tentu dibarengi dengan banyaknya orang yang tinggal di sekitar lokasi,” ucapnya.
Perkembangan usaha yang mempunya prospek baik ke depan, kata Taufik, akan memilih lokasi bisnis dengan kepadatan penduduk tinggi. “Semakin tinggi kepadatan penduduk di suatu lokasi, semakin besar potensi pasarnya,” imbuhnya.
Taufik membeli tiga unit ruko Pisa Grande di Paramount Gading Serpong. Kawasannya sudah ramai dan padat karena dilintasi masyarakat dari arah BSD City ke Gading Serpong dan sebaliknya. Lokasinya sekitar 5 menit menuju AEON Mall BSD dan Summarecon Mall Serpong yang dilalui 6.500 mobil per jam dan dikelilingi 40 klaster hunian, kantor, apartemen dan sekolah-sekolah.
“Saya sudah survei dimana-dimana, dan klik di sini karena melihat aksesnya mudah dijangkau dari mana saja. Saya sudah survei untuk pasarnya. Posisinya sangat strategis di tengah-tengah Tangerang. Sebelumnya di Gading Serpong saya sewa ruko, sekarang bisa beli tiga unit ruko Pisa Grande,” ungkap Taufik.
Ramai Saja Tidak Cukup
Dari cerita Taufik artinya, hanya karena berawal dari hobi bukan berarti kita menyepelekan hal-hal penting dalam berbisnis. Satu diantaranya, mempelajari lokasi-lokasi bagus agar bisnis tidak boncos.
Kendati begitu, Nelius Jinarta, owner Radja Properti, perusahaan broker properti dengan spesialisasi wilayah Serpong, mengatakan, memilih lokasi yang strategis untuk usaha tentu tidak bisa hanya didasari pada aspek ramai atau sepinya kawasan tersebut.
Lebih dari itu, hal ini harus disesuaikan juga dengan jenis usaha yang dijalankan beserta target pasarnya. Misalnya bila hendak membuka usaha kedai kopi, maka lokasi yang cocok adalah sebuah kawasan ramai dan dekat area perkantoran atau universitas.
Kenapa lokasi tersebut dikatakan strategis karena pegawai kantoran dan mahasiswa merupakan target pasar potensial dari kedai kopi.
“Target pasar tersebut kerap kali menjadikan kedai kopi sebagai tempat bekerja bagi para pegawai, atau mengerjakan tugas bagi para mahasiswa,” ujar Nelius.
Menurut Nelius, ciri-ciri tempat usaha yang strategis lainnya adalah lokasi yang mudah dijangkau dengan aksesibilitas mumpuni. Jadi, ketika sedang mencari tempat usaha yang ideal, pastikan lokasinya berada di kawasan yang mudah dijangkau oleh orang-orang. Tempat usaha yang berada di lokasi terpencil dengan aksesibilitas yang sulit cenderung tidak dilirik oleh konsumen.
“Kecuali kalau usaha yang dijalankan memiliki keunikan atau nilai tersendiri, yang bisa memancing orang-orang untuk mau mendatangi tempat tersebut,” tukasnya.
Selain mudah dijangkau, Neliuus menyebut tempat usaha strategis semestinya mudah dilihat oleh orang-orang atau target pasar. Tempat usaha dengan visibilitas yang baik, tentu berpotensi akan lebih banyak didatangi pengunjung.
“Beberapa contoh lokasi yang strategis dan mudah dilihat adalah tempat usaha yang berada di pinggir jalan utama, yang ramai lalu-lalang kendaraan,” paparnya.
Kota Tangerang di Banten, yang berbatasan dengan Jakarta Barat dan Selatan, Kabupaten Bogor dan Tangerang, adalah wilayah di megapolitan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) yang pengembangan real estatenya dinilai paling ciamik.
Alasannya di wilayah itu banyak dikembangkan proyek berskala kota (township) berfasilitas lengkap, dan aksesnya ke Jakarta mudah baik melalui jalan biasa, tol, maupun kereta.
Karena ekspektasinya yang tinggi itu, permintaan terhadap properti di Kota Tangerang terutama sebagai investasi juga besar, sehingga harga propertinya cenderung paling tinggi dan menjadi acuan di Jabodetabek dengan kenaikan yang melompat-lompat selama booming properti 2010-2013. Jangan heran di proyek-proyek utama di kawasan seperti Paramount Gading Serpong, BSD City, Alam Sutera, dan lainnya belakangan massif ditawarkan produk investasi.
Untuk menambah kemudahan akses, Paramount Land bersama Sinar Mas Land dan Summarecon meresmikan jalan penghubung antara Jalan Boulevard BSD City dan Gading Serpong. Kehadiran akses baru ini tentu mendukung pertumbuhan aktivitas bisnis yang semakin pesat di kawasan.
Integrasi ini dibuat penghubung dengan ROW 50 meter di depan Pasadena Central District, kawasan komersial dan hunian seluas 40 hektar di sisi selatan Gading Serpong yang seluruh fasilitasnya dapat ditempuh hanya dengan berjalanan kaki 10 menit sampai.
“Kemudahan konektivitas melalui jaringan jalan tol dan transportasi umum yang terintegrasi ini membuat Pasadena District menjadi pilihan ekspansi ritel dan usaha komersial yang ideal bagi para pebisnis,” ujar Direktur Sales dan Pemasaran Paramount Land, Chrissandy Dave Winata.
Segala faktor tersebut membuat pengembangan fasilitas komersial apapun menjadi bergairah. Taufik Hidayat adalah segelintir orang yang merasakan peluang bisnis di Paramount Gading Serpong. Daya tarik kota ini selain fasilitas komplit dan padat terhuni, aksesnya juga mudah dijangkau dari mana saja.
Memenuhi permintaan ruang usaha yang tinggi selaju dengan tren kenaikan jumlah penduduk dan aktivitas masyarakat Tangerang dan sekitarnya, perusahaan menawarkan Victoria Central District. Lokasinya di Jalan Raya Boulevard Gading Serpong, benar-benar di tenga kota Gading Serpong.
“Komersial ini akan dikelilingi area yang sudah business ready. Aksesnya sangat terbuka dan eksposur sangat tinggi. Everythings is near, everythings is here. Pekan depan diluncurkan,” pungkas Chrissandy.