TV Bisa Memantau Kesehatan Jantung Anda

[Reading Time Estimation: 2 minutes]

TV Bisa Memantau Kesehatan Jantung

Ke depan, TV tidak lagi sekadar menyediakan hiburan semata. Kemampuannya akan melebihi itu. Para peneliti di MIT’s Computer Science and Artificial Intelligence Laboratory telah mengembangkan cara baru untuk mengukur denyut jantung orang hanya dengan menggunakan rekaman video biasa. Caranya dengan melacak gerakan wajah.

Seperti kita ketahui, teknologi video game saat ini sudah menerapkan teknik ini. Dalam upgrade musim gugur ini, biometric sensor Kinect dari Microsoft dapat mendeteksi gamer yang mulai berkeringat dan fluktuasi detak pada jantung mereka.

Microsoft bukanlah satu-satunya perusahaan yang menggabungkan biometric ke dalam perangkat TV terhubung. TV Kabelpun akan segera dibekali kemampuan serupa.

MIT telah menunjukkan bahwa gerakan kepala kecil terikat pada aliran darah. Hal itu disebabkan oleh kontraksi jantung yang memompa darah ke seluruh tubuh. Gerakan ini dapat dideteksi dengan video standar. Dalam tes tersebut, analisis video hampir seakurat mengambil bacaan dari electrocardiogram.

Selanjutnya, video dapat digunakan untuk memperkirakan interval waktu antar detak jantung. Pengukuran waktu antar detak jantung dapat digunakan untuk mengindentifikasi pasien risiko penyakit jantung, kata para peneliti.

Cara kerjanya

Algoritma MIT menggabungkan beberapa teknik umum dalam bidang visi komputer. Pertama, menggunakan standar pengenalan wajah untuk menemukan kepala seseorang dan kemudian memilih 500 sampi 1.000 poin di sekitar hidung dan mulut untuk melacak dari frame dalam sebuah video.

“Kami menghindari penggunaan mata, karena di situ ada kedipan yang menyulitkan untuk mengukur,” kara Balakrishnan Guha, seorang mahasiswa pascasarjana di MIT Departemen Teknik Elektro dan Ilmu Komputer dan peneliti utama dalam proyek tersebut seperti dikutip technewsdaily.com.

Dia kemudian mengeliminasi setiap gerakan sekejap – gerakan lambat akibat bernafas dan bergeser. Dengan cara ini, ia bisa mengisolasi gerakan yang tersisa untuk menentukan denyut nadi.

Balakrishnan juga mengklaim bahwa ia bisa mengukur denyut nadi tanpa harus menggunakan pengenalan wajah. Ia bisa mendapatkan hasil yang sama hanya dengan melacak gerakan kecil dari bagian belakang kepala seseorang.

Untuk saat ini, Balakrishnan mengatakan bahwa teknik ini harus dianggap sebagai bukti konsep. Dengan kata lain, itu belum cukup siap untuk instalasi ke dalam setiap sistem game yang dilengkapi kamera, TV kabel, atau smartTV. Namun, pada akhirnya dapat memberikan manfaat bagi dunia kesehatan.

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here