Tren Teknologi 2025: Munculnya Agentic AI Yang Super Canggih

[Reading Time Estimation: 4 minutes]

Peran AI, tren teknologi 2025, marketing,Konvergensi AI dengan teknologi baru seperti komputasi kuantum, intelligent edge, dan keamanan Zero Trust akan membuka inovasi yang belum pernah ada sebelumnya.

Marketing.co.id – Berita Digital | Dell Technologies belum lama ini mengadakan Predictions 2025 Media Briefing ​di Asia Pacific & Japan (APJ). Acara virtual yang dipandu John Roese, Global Chief Technology Officer dan Chief AI Officer Dell Technologies, dan Peter Marrs, President, Asia Pasifik, Jepang dan Greater China ini menyoroti tren-tren yang akan muncul dan siap membentuk kembali industri teknologi pada 2025 dan seterusnya.

John Roese dalam kesempatan tersebut mengatakan bahwa apapun teknologi yang digunakan sekarang ini pasti ada penghubung dengan ekosistem AI. “Setiap teknologi saat ini mendukung atau didukung AI. Kita berevolusi dari AI yang statis dan reaktif menjadi perangkat yang lebih dinamis, otonom, dan interaktif, yang akan memungkinkan kita melampaui apa yang telah dilakukan selama ini,” kata John Roese.

Tren teknologi 2025 dan seterusnya

Berikut beberapa tren teknologi yang akan muncul dan siap membentuk kembali industri teknologi pada 2025 dan seterusnya.

Kebangkitan Agentic AI

Dalam kesempatan tersebut, John Roese meramalkan 2025 akan menjadi tahun munculnya Agentic AI, sebuah paradigma baru dalam interaksi antara manusia dan AI. “Kata kunci tahun 2025 adalah Agentic. Ini merupakan sebuah kemajuan yang sangat penting dalam teknologi AI dan akan menjadi katalisator bagi kemajuan yang signifikan dalam pendekatan arsitektur AI,” ujar John Roese.

Agentic AI adalah jenis sistem kecerdasan buatan yang dirancang untuk membuat keputusan, bekerja dengan pengawasan manusia langsung yang terbatas, dan mengatasi tantangan kompleks melalui agen AI.

Menurut John Roese, semakin matangnya Generative AI akhirnya menciptakan agen AI canggih yang mampu beroperasi secara otonom, berkomunikasi dalam bahasa alami, serta berkolaborasi dengan lancar, baik dengan manusia maupun agen AI lainnya.

Baca Juga: Begini Kecanggihan Agen AI Hera untuk Layanan Pelanggan

Didorong oleh investasi yang diproyeksikan mencapai $110 miliar pada 2028, Peter Marrs menambahkan bahwa kawasan APJ saat ini telah menjadi pusat perkembangan AI. Pertumbuhan ini terlihat jelas pada pasar data center yang siap mendukung AI di wilayah APJ.

Strategi Meningkatkan Skala Enterprise AI

Saat ini banyak perusahaan yang mulai fokus untuk menskalakan teknologi AI secara efektif. Mereka membentuk komite khusus AI yang dipimpin oleh Chief AI Officer atau CIO untuk memastikan investasinya di AI memberikan dampak nyata pada bisnis. “Dalam pandangan kami, 2025 akan menjadi tahun di mana Enterprise AI benar-benar berkembang dan masuk ke tahap produksi penuh,” ujar Roese.

Peter Marrs mencatat, tingkat kematangan AI di kawasan APJ bervariasi. Di sektor jasa keuangan misalnya, mereka telah memanfaatkan AI untuk mendeteksi penipuan dan menghadirkan digital human dalam layanan pelanggan. Sedangkan di sektor kesehatan, mereka masih berfokus pada pembangunan infrastruktur dasar untuk mendukung alat diagnostik berbasis AI. Dengan solusi yang mendukung kebutuhan setiap industri, Peter Marrs memprediksi Dell AI Factory akan memainkan peranan penting dalam mempercepat transformasi ini.

Perpaduan teknologi AI dengan inovasi baru

Dalam kesempatan tersebut Roese juga menyoroti bagaimana AI semakin terintegrasi dengan teknologi baru lainnya seperti komputasi kuantum, intelligence edge, keamanan Zero Trust, dan teknologi 6G.

Kombinasi antara AI dan komputasi kuantum memiliki potensi untuk merevolusi industri. Ini termasuk sains material, penemuan obat, dan mengoptimalkan masalah komplek yang sulit diselesaikan oleh metode komputasi tradisional. AI juga berdampak besar pada berbagai industri lainnya termasuk telekomunikasi, di mana AI merevolusi operasi jaringan.

Merangkul Sovereign AI untuk inovasi yang dilokalkan

Tren utama lainnya yang disorot Roese adalah banyaknya negara yang merangkul sovereign AI untuk menciptakan ekosistem AI yang dilokalkan sesuai dengan budaya, bahasa, dan kebutuhan keamanan datanya. Sovereign AI adalah kecerdasan buatan yang dikembangkan, dikelola, dan digunakan suatu negara dengan menggunakan infrastruktur data, tenaga kerja, dan jaringan bisnis sendiri.

Sovereign AI merupakan kedaulatan digital, yaitu gagasan bahwa teknologi global harus dikembalikan dan disesuaikan untuk kepentingan suatu negara. Sovereign AI dapat menjadi langkah strategis untuk memastikan bahwa teknologi AI berfungsi sesuai dengan regulasi dan peraturan.

Baca Juga: Prediksi Keamanan Siber 2025 di Tengah Meningkatnya Adopsi AI

“Konsep ini berfokus pada kemampuan suatu negara untuk menghasilkan value dan diferensiasi AI dengan menggunakan infrastruktur dan datanya sendiri, mendorong ekosistem yang mencerminkan kekayaan intelektual dan prioritas lokal,” jelas Roese.

Dia mencatat beragam pendekatan ini, di antaranya untuk membangun sumber daya AI nasional yang melayani sektor pemerintah dan swasta dengan menyediakan akses ke daya komputasi dan kapasitas data. Yang lainnya mengejar strategi kolaboratif di mana pemerintah, alih-alih menciptakan infrastruktur, mendorong industri swasta untuk memodernisasi dan memimpin ekosistem AI melalui desain bersama yang proaktif.

Evolusi AI akan mengubah pasar tenaga kerja

Pandangan Roese tentang masa depan pekerjaan menekankan pada dampak transformatif AI di dalam pasar kerja, sehingga mengharuskan perusahaan berinvestasi dalam pengembangan kemampuan AI tenaga kerjanya. Seiring dengan semakin banyaknya tugas-tugas rutin yang ditangani AI, peran manusia akan berkembang dan berfokus pada pemikiran-pemikiran strategis yang lebih tinggi, penyelesaian masalah yang kreatif, serta kemampuan pengambilan keputusan yang kompleks.

“AI menciptakan pekerjaan tingkat tinggi yang baru dan merupakan katalisator investasi yang sangat besar dalam infrastruktur yang berdampak positif pada terciptanya lapangan kerja,” kata Roese. “Kami tahu akan ada pekerjaan-pekerjaan dasar yang dapat dikerjakan AI. Akan tetapi, yang menarik adalah adanya pekerjaan-pekerjaan baru yang tercipta di mana-mana, seperti komposer software, AI interpreter, dan lainnya.”

Baca Juga: Permintaan Pasar Tinggi, 5 Teknologi Ini Bakal Populer di Masa Depan

Marrs mengakui bahwa kesenjangan talenta dan sumber daya di kawasan APJ masih cukup tinggi. Ini memperlihatkan adanya urgensi untuk meningkatkan keterampilan AI di kawasan ini. Masa depan AI, menurut Marrs sangat bergantung pada kolaborasi  antara manusia dan AI, dan antara perusahaan dan mitra teknologinya. Oleh karena itu, Dell Technologies bertekad akan membantu bisnis-bisnis di Kawasan APJ untuk memaksimalkan kekuatan AI dan mendorong masa depan yang didukung kolaborasi yang cerdas. “ Ke depan, kolaborasi yang kuat antara manusia dengan AI dan manusia dengan manusia akan menjadi kunci untuk mendorong masa depan digital bersama,” pungkas Marrs.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here