Tren Bisnis 2025: Pelaku UMKM Siapkan Mental Anda!

[Reading Time Estimation: 5 minutes]

Lapas Salemba Edukasi Warga Binaan Cara Bisnis OnlineTahun 2025 diprediksi akan menjadi tahun yang mendebarkan bagi bisnis di Indonesia. Berikut 7 hal yang harus diwaspadai, terutama UMKM di sektor F&B dan Fashion

Marketing.co.id – Berita UMKM | Apakah Anda termasuk kelompok pengusaha yang enjoy menjalani tahun 2024, atau yang ugal-ugalan? 2024 merupakan tahun yang cukup capek bagi banyak pengusaha di Indonesia karena menghadapi ketidakpastian ekonomi, drama brand yang diwarnai dengan terbongkarnya over claim, dan kebijakan-kebijakan yang menuai pro dan kontra.

Jika diperluas ke internasional, tahun lalu terjadi perang di mana-mana, ketegangan geopolitik yang berdampak pada nilai tukar rupiah, dan lahirnya suku bunga yang ketat yang membuat fluktuasi harga komoditas minyak naik, gandum semakin mahal, dan kegiatan ekspedisi terganggu.

Rentetan kejadian tersebut tentunya saling bertanggung jawab untuk memperlambat pertumbuhan ekonomi dunia, termasuk Indonesia. Di tengah carut marut ini, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi global hanya stabil di angka 2,6%. Di tengah kelesuan ini, kawasan Asia Tenggara muncul layaknya berlian dalam tumpukan jerami. Indonesia dan Filipina misalnya, berhasil mencatat pertumbuhan tahunan lebih dari 5%. Salah satu motor penggerak pertumbuhannya adalah digitalisasi.

Hebatnya, Indonesia tahun lalu tercatat sebagai kekuatan ekonomi digital terbesar di Asean. Pada 2022, Indonesia menyumbang 40% dari total pendapatan digital Asean. Sektor ini juga berhasil menyumbang 5,8% ke PDB Indonesia pada 2023, dan diproyeksi meningkat menjadi 7,1% di 2025. Tentunya, ini membuat Indonesia memiliki peran penting dan menjadi negara dengan ekonomi digital terbesar di Asean. Pertanyaannya, apakah situasi ini membuat para pengusaha enjoy menghadapi 2025, yang diprediksi akan penuh tantangan?

Hal Yang Harus Diwaspadai di 2025

Dirangkum dari kanal YouTube Tom MC Ifle, berikut 7 hal yang harus diwaspadai para pengusaha, terutama UMKM F&B dan Fashion di 2025:

Menurunnya daya beli kelas menengah

Daya beli kelas menengah diprediksi akan semakin menurun. Tentunya Ini akan berakibat buruk terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Karena, dalam beberapa tahun terakhir ini konsumsi masyarakat kelas menengah merupakan penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi Indonesia. Mereka menyumbang 60% dari produk domestik bruto (PDB).

Dengan tertekannya kelas menengah oleh inflasi, stagnasi pendapatan, kenaikan pajak dan lainnya, otomatis akan membuat daya beli mereka melemah. Dampaknya tentu saja kepada para pengusaha yang menargetkan kelas menengah. Bagi UMKM dan pelaku bisnis kecil lainnya, artinya akan ada penurunan permintaan barang dan jasa, terutama di sektor-sektor seperti F&B dan Fashion. Mereka akan lebih selektif memilih opsi-opsi yang murah namun memiliki value yang besar. Sejauh ini, hanya platform eCommerce yang menyediakan sarana dan prasarananya, mulai dari katalog digital hingga diskon. Apakah bisnis Anda sudah nyambung dengan platform eCommerce?

Perubahan Kebijakan

Ini bukan hanya tentang para pebisnis, namun juga ketakutan kolektif Masyarakat sebagai konsumen. Mereka bertanya-tanya, kira-kira perubahan kebijakan apa yang akan terjadi di 2025. Memang, tidak semua kebijakan buruk seperti kebijakan baru untuk hapus utang UMKM. Tapi, ada kebijakan lain yang sepertinya perlu dipertimbangkan lagi seperti PPN 12%. Meskipun akhirnya pemerintah menyatakan hanya untuk barang mewah, tapi wacana kenaikan PPN 12% ini sangat meresahkan. Meski naiknya hanya 1%, bagi para pengusaha dan konsumen angka ini sangat besar.

Meningkatnya risiko kredit bermasalah

Seperti kita tahu, tidak semua bisnis diawali dengan modal sendiri. Masih banyak bisnis-bisnis kecil yang dibangun dengan modal pinjaman dari bank atau pinjaman online melalui fintech. September 2024, penyaluran kredit UMKM oleh perbankan tercatat Rp1.495,94 triliun, atau tumbuh 5,5% yoy.

Sebetulnya, pertumbuhan ini lebih rendah di bandingkan September 2023, yang mampu tumbuh 8,34% yoy. Ini tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) UMKM per September 2024, yang tercatat di level 4%. Angka ini lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya di level 3,88%. Sekadar informasi, NFL adalah keadaan dimana peminjam tidak bisa bayar pinjaman sesuai kesepakatan. Tentunya ada banyak sekali faktor yang memengaruhinya, namun yang pasti salah satu faktornya adalah menurunnya omset para peminjam. Banyaknya bisnis kecil yang bergantung pada pinjaman tentunya menjadi tantangan cukup serius yang harus segera ditangani.

Kenaikan suku bunga

Tahun 2022, suku bunga Indonesia berada di 3,5%, sekarang suku bunganya naik menjadi 6,25%. Jika suku bunga naik, bunga bank akan naik. Artinya, bunga pinjaman pun juga naik. Para pebinsis kecil yang biasa pinjam untuk modal mengembangkan bisnis pasti akan terkena dampaknya. Utangnya jadi tambah, dan cicilannya tambah besar. Akibatnya, bisnis tidak bisa lagi jalan karena keuntungan mereka habis hanya untuk membayar cicilan.

Dampak perdagangan internasional

Melemahnya permintaan global akibat perlambatan ekonomi dunia mengancam kegiatan ekspor Indonesia, terutama sektor tekstil. Pemicu lain dari kondisi ini adalah meningkatnya tarif perdagangan dari negara-negara mitra seperti Amerika dan dipangkasnya fasilitas GSP (Generalized System of Preferences). Sebelumnya, fasilitas ini sangat menguntungkan Indonesia karena mampu memberi penurunan tarif pajak pada produk-produk ekspor. Tapi sekarang kebijakannya berubah. Artinya, daya saing Indonesia di pasar internasional menjadi melemah.

Di sisi lain, China memiliki over supply pasokan atau kelebihan pasokan akibat penurunan permintaan internasional yang kemungkinan akan mencari pasar baru, termasuk Indonesia. Tentunya, ini membuat produk-produk China akan membanjiri pasar Indonesia dan bersaing dengan produk-produk UMKM. Situasi ini memang serba salah, apakah UMKM akan dipaksa berdiri tanpa adanya bantuan regulasi, sementara Indonesia dibanjiri produk-produk dari China yang sudah murah, bagus lagi?

Rute ekspedisi dan sertifikasi produk

Ada dua perubahan yang sedang menanti di 2025. Pertama, rencana pemindahan pelabuhan impor ke wilayah Indonesia Timur. Pemindahan ini dilakukan karena beberapa pelabuhan utama yang menjadi andalan sudah kelebihan kapasitas. Sehingga, pengawasan barang yang masuk menjadi kendala. Ini merupakan respon pemerintah atas kondisi pelabuan utama yang overload dan sulit diawasi.

Jika dijalankan, kebijakan ini akan mengubah jalur logistik untuk tujuh komoditas utama, di antaranya tekstil dan produk tekstil (TPT), pakaian jadi, keramik, elektronik, beauty atau kosmetik, barang tekstil sudah jadi, serta alas kaki. Selain itu, ini juga akan membuat pengusaha yang membutuhkan bahan baku impor pusing karena pelabuhannya semakin jauh dan biayanya sudah pasti makin mahal.

Kedua, regulasi sertifikasi halal akan diperketat. Per Oktober 2024, semua produk makanan dan minuman, bahan pangan serta produk hasil sembelihan dan jasa penyembelihan wajib sertifikasi halal. Aturan ini berlaku untuk semua jenis usaha, termasuk usaha besar, menengah, kecil hingga pedagang kaki lima.  Jika produk belum bersertikat halal saat beredar, sesuai dengan PP Nomor 39 tahun 2021, sangsi yang akan diberikan dapat berupa peringatan tertulis, denda administratif, atau penarikan produk dari pasaran.

Transformasi manajemen

Ini merupakan silent killer. Karena dalam bisnis, perubahan generasi pemegang kendali perusahaan memang bukanlah hal yang baru. Sekitar 60% sektor swasta dijalankan oleh bisnis keluarga atau family business. Angka tersebut bahkan menyumbang 80% dari GDP Global. Tantangan terbesar generasi ini adalah regenerasi.

Ada banyak sekali bisnis keluarga yang tidak memiliki suksesi dan dikelola secara tradisional. Kenyataannya, tidak semua bisnis siap menghadapi perubahan. Sekitar 95% bisnis keluarga gagal di generasi ketiga. Oleh karena itu, transformasi manajemen bukan masalah siapa yang dipilih, tapi tentang siapa yang bisa menjadi leader di Perusahaan.

Tip menghadapi 2025

So, apa yang bisa dilakukan untuk menghadapi tahun 2025, yang diprediksi akan penuh tantangan? Setidaknya ada 5 hal yang bisa Anda perhatikan agar bisa melewati 2025 dengan happy, yaitu:

Tips #1 Anda perlu lebih mengenal pelanggan

Mengenal pelanggan sangat penting agar bisnis bisa berkembang dengan lebih baik, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan meningkatkan hubungan jangka Panjang. Sekarang coba Anda pikirkan baik-baik, apa yang mereka mau. Kemudian, ciptakan produk yang cocok dengan mereka.

Tips #2 perhatikan cashflow

Cashflow memiliki perang yang sangat penting dalam bisnis dan memengaruhi berbagai aspek keberlanjutan dan pertumbuhan bisnis. Cashflow merupakan sinyal secara secara langsung yang memberikan Gambaran bagi seorang pebisnis terkait kesehatan bisnisnya. Oleh karena itu, hati-hatilah dengan cashflow Anda, termasuk jika meminjam uang ke bank. Pastikan Anda tahu bagaimana cara mengelola modal kerja agar bisa membayar hutang tepat waktu.

Tips #3 Lakukan Kolaborasi

2025 adalah tahunnya kolaborasi. Mungkin, bisnis yang sedang Anda jalankan tidak memiliki semua sumber daya yang dibutuhkan untuk melayani pelanggan. Dan, kolaborasi dengan partner yang akan membuat bisnis Anda semakin kuat bisa menjadi salah satu pilihan terbaik di 2025.

Tips #4 Bangun loyalitas pelanggan

Loyalitas pelanggan sangat penting karena dapat meningkatkan penjualan dan membantu bisnis bertahan saat terjadi krisis. Pelanggn yang loyal cenderung membeli produk atau jasa secara langsung. Sehingga, bisnis tidak perlu repot-repot mencari pelanggan baru. untuk membangun loyalitas pelanggan, Anda bisa membuat konten yang menarik, memberikan edukasi, dan menawarkan produk secara personalize. Ingat! Membangun loyalitas adalah sebuah investasi.

Tips #5 Efisiensi

2025 adalah tahun efisiensi. Anda tidak bisa hanya sekadar membangun bisnis dan mengambil risiko, tanpa adanya efisiensi. Hati-hatilah, 2025 adalah tahunnya efisiensi. Jadi, Anda harus tahu bagaimana cara memangkas cost tanpa harus mengurangi kualitas.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here