Marketing.co.id –Â Pemerintah DKI Jakarta merencanakan membangun mass rapid transit (MRT) sebagai salah satu moda transportasi massal untuk mengatasi kemacetan di Ibu Kota Jakarta. Proyek MRT akan dimulai dengan pembangunan jalur sepanjang 14,5 km dari terminal Lebak Bulus hingga stasiun Dukuh Atas.
Sistem MRT ini merupakan bagian dari sistem transportasi massal DKI Jakarta pada masa yang akan datang. Serangkaian sosialisasi kepada publik tentang MRT Jakarta telah dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan.
Akhir tahun lalu di beberapa mal besar di Jakarta dipajang prototipe MRT sekaligus juga rute dari MRT tersebut. Banyak masyarakat mencoba untuk membayangkan model MRT nantinya dengan melihat masuk dan duduk di prototipe MRT tersebut. Masyarakat berharap bahwa MRT ini bisa menjawab dan menjadi salah satu solusi mengatasi kemacetan Jakarta.
Ada enam titik yang sudah direncanakan untuk pembangunan stasiun MRT bawah tanah. Artinya akan ada area tertutup di bawah tanah yang menjadi lalu lintas penumpang. MRT ini diperkirakan akan bisa mengangkut sekitar 340 ribu–400 ribu penumpang.
Lalu, adakah potensial lalu-lalang penumpang sebesar itu untuk aktivitas pemasaran? Atau media yang bergerak seperti MRT ini dimanfaatkan? Yang di dunia advertising digolongkan sebagai transit advertising ini?
Sudah pasti ada, tinggal bagaimana karya para marketer memanfaatkan hal ini. Baik itu untuk interior maupun eksterior kendaraan angkutan umum, stasiun menunggu, dan terminal.
Beberapa pemanfaatan stasiun bawah tanah ini jika ditinjau dari bisnis outdoor advertising adalah untuk dipasangi billboard baik dalam bentuk light-box konvensional atau yang sudah digital seperti LED billboard. Ada beberapa contoh berikut yang juga bisa menjadi sumber inspirasi bagi para marketer dan pemasang iklan tentunya.
AdyoBw – BillboardOne
(sumber foto: /ISTIMEWA – internet)
