Wajah BPJS Kesehatan di Era Industri 4.0

[Reading Time Estimation: 3 minutes]

Marketing.co.id – Teknologi tak terpisahkan dalam setiap aspek kehidupan di era industri 4.0. Mulai dari aktivitas setelah bangun tidur di pagi hari, contohnya berolahraga, tak luput dari teknologi. Penggunaan teknologi sudah menjadi bagian dari kultur masyarakat masa kini.

Organisasi pun ‘dipaksa’ untuk beradaptasi dan mengadopsi teknologi terbaru demi memenuhi preferensi dan kebutuhan masyarakat. Dorongan di era industri 4.0 ini pun luput dirasakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Sebagai Badan Hukum Publik penyelenggara jaminan kesehatan nasional yang bertanggung jawab langsung kepada presiden, BPJS sudah mulai melakukan transformasi di bidang digital demi memberikan layanan terbaik kepada masyarakat sejak tahun 2014.

Baca Juga: Tantangan dan peluang Industri Farmasi

Asisten Deputi Bidang Pengendalian Mutu Layanan BPJS Kesehatan, Upik Handayani mengatakan, “Perkembangan digital saat ini menjadi salah satu peluang yang dihadapi oleh BPJS Kesehatan, untuk itu kami menetapkan strategi dengan mempertimbangkan kebutuhan customer (voice of customer) berdasarkan customer journey dan juga memberikan manfaat kepada seluruh stakeholder.”

Membangun kultur dalam transformasi digital

Proses transformasi digital BPJS Kesehatan diawali dengan membangun strategi askelerasi transformasi digital, di antaranya yaitu peningkatan efisiensi dan efektivitas proses bisnis, percepatan otomasi sistem informasi, pengembangan inovasi baru yang applicable dan adaptive, peningkatan kualitas dan keterampilan SDM, dan percepatan pembangunan ekosistem digital.

Strategi ini mengharuskan beberapa perubahan dari segi visi, misi, sasaran, struktur organisasi dan bisnis proses. Ditambah lagi transformasi dari sisi kultur perusahaan yang menurut Upik merupakan tantangan tersendiri.

Baca Juga: Istimewa dalam Tranformasi Digital

“Membangun culture organisasi dilakukan melalui pembangunan sistem manajemen (inovasi dan digitalisasi), process improvement melalui otomasi bisnis proses untuk menginternalisasi value organisasi dan mengubah cara kerja dan cara pandang (mindset)”, jelas Upik.

Selain kultur perusahaan, faktor lainnya yang membuat transformasi digital menjadi sebuah tantangan antara lain; jumlah peserta yang besar (83% dari total populasi), segmen peserta yang bervariasi (heterogen), sumber daya manusia terbatas, dan perbedaan generasi SDM yang kini didominasi milenial.

Wujud strategi digital

BPJS menyadari bahwa media sosial memiliki peran penting dalam era industri 4.0. Oleh karena itu, BPJS memanfaatkan media sosial sebagai kanal untuk branding, marketing, dan menjangkau customer yang didominasi oleh milenial.

Kanal-kanal medi sosial yang dimanfaatkan BPJS Kesehatan yaitu Facebook, Instagram dan Twitter. Berdasarkan data sepanjang Januari hingga Oktober 2019, kanal Facebook mengalami lonjakan followers rata-rata sebanyak 2%, adapun Instagram sebesar 5%.

Selain memanfaatkan media sosial, BPJS juga mengembangkan aplikasi mobile yang mempermudah layanan. Hal ini sesuai dengan strategi akselerasi pengembangan digital yaitu inovasi baru yang applicable dan adaptive, aplikasi mobile JKN.

Baca Juga: Kunci Jaga Daya Saing di Era Industri 4.0

Berdasarkan data BPJS, ada 6.2 juta peserta yang mendaftar JKN. Adanya aplikasi mobile JKN memberikan manfaat bagi para pesertanya, antara lain kemudahan bagi peserta, efisiensi biaya karena tidak perlu datang ke kantor cabang, dan menciptakan layanan baru (IT innovation).

Mobile JKN juga merupakan perwujudan customer retention strategy. Melalui mobile JKN, pengguna bisa mendapatkan di antaranya informasi tagihan iuran, konten kesehatan, informasi program JKN, fitur tele konsultasi, catatan pelayaran yang telah diberikan kepada peserta. Semua layanan digital tersebut menjadi added value aplikasi mobile JKN.

Upik mengatakan bahwa engan transformasi digital ini BPJS Kesehatan berharap dapat memberikan jaminan kesehatan yang berkualitas kepada seluruh masyarakat Indonesia dengan cara memberikan kemudahan, kecepatan, dan kepastian layanan administrasi – kemudahan pembayaran iuran, memberikan solusi terhadap pengaduan peserta, dan kepatuhan terhadap regulasi.

Marketing.co.id | Portal Berita Marketing dan Berita Bisnis

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here