Marketing.co.id – Berita Marketing | PT Teladan Prima Agro Tbk (TPA) bekerjasama dengan Ecology and Conservation Center fot Tropical Studies (Ecositrop) dalam rangkat Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia pada tanggal 22 Mei melanjutkan komitmennya untuk menyelamatkan orangutan, terutama jenis pongo pygmaeus morio, serta melestarikan hutan hujan alam tanpa merusak atau mengorbankan ekosistem di atas lahan konsensi seluas 60.500 hektare (Ha) di Kalimantan Timur.
TPA merupakan perusahaan agribisnis yang berfokus kepada pengelolaan perkebunan dan pabrik kelapa sawit berkelanjutan, serta energi terbarukan. Sedangkan Ecositrop adalah sebuah lembaga penelitian konservasi ekosistem hutan tropis yang berkantor pusat di Kalimantan Timur, dan telah melakukan kajian konservasi di berbagai kawasan multi fungsi di Kalimantan selama hampir 15 tahun.
TPA dan Ecositrop telah bekerjasama sejak tahun 2021. Selain dengan Ecositrop, TPA juga bekerjasama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Balitek KSDA, dan Balai Diklat Kehutanan di tingkat wilayah Kalimantan Timur, dan Universitas Mulawarman, mengembangkan sistem konservasi terpadu melalui “Rencana Aksi Konservasi Orangutan dan Upaya Strategis Penyelamatan Orangutan di Perkebunan Kelapa Sawit.” Program konservasi ini berfokus pada 4 aspek utama:
1. Menyiapkan ruang untuk konservasi in-situ dengan membangun konektivitas kawasan melalui koridor dan penyediaan areal bernilai konservasi tinggi;
2. Mengedukasi masyarakat tentang konservasi dan penanganan potensi konflik antara orangutan dengan manusia;
3. Mengedukasi seluruh bagian karyawan dan manajemen perusahaan terkait hubungannya dengan dukungan implementasi program;
4. Membangun sistem Best Management Practice (BMP) dan Conservation Management Plan (CMP) untuk menjadi panduan bersama dalam implementasi konservasi di tingkat lapangan.
Wishnu Wardhana, Direktur Utama TPA mengungkapkan,”Potensi konflik antara orangutan dan manusia mulai menurun hingga 98,5% dalam lima tahun terakhir. Hal ini merupakan buah dari perjalanan panjang implementasi konseravsi yang kami lakukan dengan melibatkan semua pihak terkait.”
“TPA telah melakukan satu langkah yang bertanggung jawab dengan mengakomodir kebutuhan industri kelapa sawit sekaligus kebutuhan kelangsungan hidup orangutan, sehingga tercipta sebuah keberlanjutan yang seimbang dan selaras. Ini nilai keteladanan yang kami junjung tinggi di TPA,” tambah Wishnu.
Ecositrop yang berdiri sejak tahun 2011, dikordinir oleh Yaya Rayadin, Doktor lulusan Universitas Hokkaido, Jepang, yang khusus meneliti spesies orangutan. Ia menjelaskan bahwa pendekatan yang mereka lakukan didasarkan pada gagasan jika membangun model konservasi secara in-situ dan melakukan prinsip konektivitas kawasan, maka aksi penyelamatan orangutan TPA dan kepastian orangutan terlindungi di habitatnya dengan tersedianya potensi pakan yang terpenuhi dengan baik akan berdampak positif.
Model program konservasi dan penyelamatan orangutan TPA, yang berlandaskan pada 11 poin Kebijakan Sawit Lestari TPA, telah mendapat dukungan dari pemerintah provinsi Kalimantan Timur yang berupaya mendorong pemegang konsesi lain untuk menerapkan prinsip-prinsip terbaik dalam pelestarian keanekaragaman hayati ke perkebunan mereka.
Marketing.co.id: Portal Berita Marketing dan Bisnis.