Persaingan Sengit Samsung, LG, Panasonic, Polytron, dan Sharp di Pasar Smart TV Indonesia

0
Persaingan Brand Smart TV di Indonesia Dalam 5 Tahun Terakhir berdasarkan top brand index
[Reading Time Estimation: 3 minutes]
Persaingan Brand Smart TV di Indonesia Dalam 5 Tahun Terakhir berdasarkan top brand index
Persaingan sengit 5 brand smart TV di pasar Indonesia dalam 5 tahun terakhir berdasarkan data Top Brand Index. (Ilustrasi: Freepik.com)

Dalam artikel ini Anda akan menemukan persaingan sengit 5 brand smart TV di pasar Indonesia dalam 5 tahun terakhir berdasarkan data Top Brand Index.

Marketing.co.id – Berita Marketing | Persaingan di pasar smart TV Indonesia kian ketat dalam lima tahun terakhir. Data Top Brand Index 2021-2025 menunjukkan perubahan signifikan dalam peta kekuatan brand smart TV dengan dinamika persaingan yang menarik antara pemain global dan lokal, yaitu LG, Panasonic, Polytron, Samsung, dan Sharp.

Samsung Masih Teratas, Tapi Mengalami Penurunan

Samsung selama lima tahun terakhir konsisten memimpin pasar smart TV di Indonesia dengan meraih 24,6% Top Brand Index 2021, tertinggi dibanding kompetitor. Namun, tren menurun terjadi setelahnya, dari 25,2% (2022) ke 22,3% (2023), kemudian merosot ke 19,9% (2024) dan 17,8% (2025).

Meskipun tetap menjadi market leader, penurunan ini menunjukkan bahwa konsumen mulai membuka pilihan ke brand lain, termasuk LG dan Polytron.

LG Bangkit Jadi Penantang Utama

Berbeda dengan Samsung, LG justru menunjukkan tren positif. Dari 12,9% pada 2021, LG terus merangkak naik hingga 18,0% pada 2025. Pencapaian ini menjadikannya sebagai pesaing terkuat Samsung.

Keberhasilan LG banyak dikaitkan dengan strategi agresifnya menghadirkan smart TV berbasis AI ThinQ, integrasi ekosistem rumah pintar, serta positioning di kelas menengah-atas yang semakin kuat.

Panasonic Tertinggal

Panasonic mengalami penurunan tajam. Dari 14,0% pada 2021, angkanya terus menyusut hingga hanya 5,1% pada 2024. Meski sedikit pulih menjadi 6,3% di 2025, posisinya sudah jauh tertinggal dari para pesaingnya.

Brand Jepang ini menghadapi tantangan serius dalam inovasi dan diferensiasi. Meski masih kuat di segmen elektronik rumah tangga tradisional, Panasonic kurang agresif di pasar smart TV berbasis konektivitas digital.

Polytron Konsisten di Kelas Menengah

Sebagai pemain lokal, pergerakan Polytron terlihat cukup stabil. Indeksnya di Top Brand Index berkisar di angka 6–7% dalam lima tahun terakhir. Setelah naik ke 7,1% pada 2024, Polytron sedikit turun ke 5,7% pada 2025.

Konsistensi ini menunjukkan loyalitas pelanggan terhadap produk dalam negeri, meski untuk menjadi penantang utama, Polytron masih perlu mendorong inovasi konten, harga kompetitif, dan kolaborasi dengan platform streaming lokal.

Sharp Masih Bertahan, Tapi Turun Perlahan

Sharp, yang dulu kuat di pasar TV konvensional, kini menghadapi tren penurunan di segmen smart TV. Dari 15,5% pada 2021, indeksnya turun ke 10,0% pada 2025.

Meskipun tetap berada di tengah papan daftar TBI, Sharp perlu strategi diferensiasi baru mengingat daya saingnya semakin tergerus oleh LG dan Samsung yang lebih agresif dalam teknologi layar OLED, QLED, serta integrasi AI.

Persaingan Lebih Merata

Data Top Brand Index dalam lima tahun terakhir memperlihatkan pola menarik. Dominasi tunggal Samsung mulai terkikis, sementara LG bangkit sebagai penantang utama. Polytron bertahan sebagai pemain lokal dengan basis konsumen loyal, sementara Panasonic dan Sharp perlahan kehilangan momentum.

Bergesernya preferensi konsumen Indonesia menunjukkan bahwa pasar smart TV kini lebih ke arah value-driven, di mana konsumen tidak hanya melihat brand global, tetapi juga membandingkan fitur, integrasi konten digital, hingga harga.

Persaingan di pasar smart TV diperkirakan akan semakin dinamis, terutama dengan semakin banyaknya platform streaming, integrasi AI, dan kebutuhan rumah pintar. Pasalnya, konsumen kini tak lagi terpaku pada satu brand, melainkan memilih berdasarkan pengalaman digital terbaik yang ditawarkan setiap brand.