TODAK Academy Jawab Kebutuhan Talenta Digital Lewat Vokasi dan Industri Kreatif

0
[Reading Time Estimation: 2 minutes]

Indonesia tak kekurangan talenta muda. Yang dibutuhkan adalah jalur pendidikan yang lebih relevan. Di sinilah TODAK Academy datang membawa solusi.

Marketing.co.id – Berita Marketing | Setelah sukses membangun reputasi di Malaysia, TODAK Academy resmi memperluas kiprahnya ke Indonesia. Tak tanggung-tanggung, lembaga vokasi digital berbasis industri kreatif ini hadir dengan misi besar, yaitu menyiapkan generasi muda Indonesia agar langsung siap kerja dan bisa bersaing di level global tanpa harus menunggu gelar sarjana bertahun-tahun.

“Anak muda sekarang tidak mau belajar lama-lama. Mereka ingin skill. Mereka ingin langsung kerja. Bahkan, bisa freelance atau membangun usaha sendiri,” ujar Taufik Rizal Aminuddin, CEO Todak Academy Sdn Bhd kepada Media disela-sela acara Konferensi Global IFTDO 2025 di JCC Senayan, Jakarta (17/6).

TODAK Academy bukan sekadar akademi, namun ekosistem industri. Yang membedakannya dari lembaga pelatihan biasa adalah pendekatannya yang berbasis praktik industri. Mereka bukan hanya mengajarkan teori, tapi juga membekali peserta dengan keterampilan langsung, mulai dari game studio, IT company, hingga esports team milik sendiri.

Tidak hanya itu, TODAK juga aktif dalam memproduksi konten seperti animasi Agent Ali dan saat ini tengah mengembangkan in-house game. Di Malaysia, pendekatan ini terbukti meluluskan ribuan peserta yang langsung bisa bekerja, bahkan sebagian merambah ke Inggris dan Australia. “Program kami 70% praktik. Artinya, mereka bukan hanya belajar, mereka sudah bekerja sambil belajar,” jelas Taufik.

Edutourism dan Sertifikasi Global

Presiden IFTDO dan Futurist Advisor PT Todak Nusantara Group Sheikh Faleigh bin Sheikh Mansor menambahkan bahwa salah satu inovasi menarik dari TODAK Academy adalah program edutourism. Melalui program ini siswa diajak langsung melihat dan belajar di lingkungan industri, termasuk studio animasi dan pengembang game. Bukan hanya teori dari ruang kelas.

Menariknya, setiap peserta juga akan mendapatkan sertifikat resmi yang di-endorse langsung oleh Pemerintah Malaysia lengkap dengan logo kerajaan. Artinya, sertifikat ini berlaku global di kawasan Asia hingga Eropa.

Solusi atas Mismatch Talenta di Indonesia

Sementara itu, Direktur Utama PT Todak Nusantara Group sekaligus Dewan Penasihat IFTDO 2025 Shinta Dhanuwardoyo mengatakan bahwa TODAK datang ke Indonesia bukan tanpa alasan. Menurut data Kementerian Ketenagakerjaan RI, Indonesia menghadapi mismatch talenta hingga 25%. Artinya, banyak lulusan yang tidak relevan dengan kebutuhan industri.

Di sinilah TODAK hadir menjembatani kesenjangan tersebut. Apalagi, di era AI dan digitalisasi seperti sekarang, kebutuhan tenaga kerja yang hands-on dan creative-ready semakin meningkat. “Kami ingin vokasi tidak lagi dianggap kelas dua. Justru ini yang paling relevan dengan perubahan dunia kerja saat ini,” tegas Shinta.

Lebih lanjut, Faleigh mengatakan bahwa TODAK juga ingin mengedukasi orang tua dan publik bahwa industri gaming bukan sekadar hiburan. Ini adalah industri besar yang menghasilkan miliaran dolar, dan terbuka lebar bagi gamepreneur dari Indonesia.

“Minecraft itu awalnya dibuat oleh satu orang. Game besar dimulai dari ide kecil. Dengan Unity, AI, dan tool digital saat ini, siapa saja bisa jadi pengembang game,” katanya. “Kami percaya, kuncinya bukan hanya skill, tapi juga storytelling. Kami ingin menunjukkan kepada orang tua dan masyarakat bahwa ada masa depan cerah di balik dunia digital.”

Dengan pembukaan kantor dan rencana ekspansi online-offline, TODAK melihat Indonesia sebagai pasar utama. Bukan hanya untuk pendidikan vokasi, tapi juga pengembangan ekosistem creative digital economy yang bisa memimpin Asia Tenggara. “Kami tidak ingin bicara Indonesia atau Malaysia saja. Kami ingin membangun pusat kekuatan baru—Nusantara—untuk industri kreatif digital di Asia,” tutup Faleigh.