AI Jadi Senjata Baru Pengusaha Keluar dari Bisnis

0
[Reading Time Estimation: 3 minutes]

Temukan bagaimana kecerdasan buatan (AI) membantu pengusaha menyiapkan exit strategy bisnis lebih cepat, efisien, dan bernilai tinggi. Dari dokumentasi otomatis hingga peningkatan valuasi, AI jadi senjata baru meningkatkan nilai jual usaha.Temukan bagaimana kecerdasan buatan (AI) membantu pengusaha menyiapkan exit strategy bisnis lebih cepat, efisien, dan bernilai tinggi. Dari dokumentasi otomatis hingga peningkatan valuasi, AI jadi senjata baru meningkatkan nilai jual usaha.

Marketing.co.id – Berita UMKM | Kapan waktu terbaik untuk menyiapkan exit strategy bisnis atau strategi keluar dari bisnis? Menurut banyak ahli, jawabannya adalah sejak kemarin. Namun, banyak pengusaha terlalu fokus menjalankan operasional harian hingga lupa menyiapkan langkah keluar yang menguntungkan.

Kini, kecerdasan buatan (AI) hadir sebagai jurus baru yang membantu para pemilik usaha mempersiapkan penjualan bisnis mereka dengan lebih cepat, efisien, dan bernilai tinggi.

Salah satu tokoh yang menyoroti tren ini adalah David Hern, CEO Sofer Advisors, perusahaan valuasi bisnis di Georgia, AS. Sejak 2019, Hern berfokus membantu perusahaan menyiapkan diri untuk dijual, mulai dari penyusunan laporan keuangan hingga proyeksi masa depan.

“Yang paling menyedihkan bagi saya adalah melihat banyak bisnis mati begitu saja,” ujar Hern dikutip dari Forbescom. “Ketika sebuah bisnis tutup, bukan hanya pemilik yang dirugikan, tapi juga karyawan dan masyarakat sekitar.”

Baca Juga: 7 Langkah Meninggalkan Bisnis Secara Menguntungkan

Banyak pemilik usaha menilai nilai jual bisnis hanya dari EBITDA, pendapatan, atau aset. Padahal, menurut Hern, proses kerja yang terdokumentasi dengan baik justru menjadi faktor kunci yang membuat calon pembeli tertarik. Di sinilah peran AI menjadi krusial.

Aplikasi seperti ScribeHow dan Loom memungkinkan bisnis merekam aktivitas kerja harian, lalu otomatis mengubahnya menjadi dokumentasi langkah demi langkah lengkap dengan gambar dan narasi video. Dokumentasi ini memudahkan calon pembeli memahami sistem kerja perusahaan, pelatihan internal berjalan lebih efisien, dan transfer pengetahuan tidak lagi bergantung pada satu orang.

Lebih lanjut, hasil video dari Loom dapat dikonversi menjadi flowchart dengan LucidChart, sementara alat seperti ChatGPT membantu menganalisis dan memberikan rekomendasi untuk meningkatkan efisiensi tim.

Baca Juga: Marketing Plan, Peta Jalan Strategis Menembus Pasar

Menurut data Exit Planning Institute, hanya 20–30% bisnis yang benar-benar berhasil dijual di pasar. Artinya, sekitar 70–80% pemilik bisnis kehilangan kesempatan besar untuk memetik hasil kerja keras mereka selama bertahun-tahun.

“Masalah paling umum adalah ketika semua pengetahuan penting hanya disimpan di kepala satu atau dua orang. Begitu karyawan kunci keluar, operasional langsung terganggu, dan nilai bisnis langsung turun,” jelas Hern.

Dengan bantuan AI, seluruh proses penting kini bisa terdokumentasi secara otomatis, meningkatkan nilai jual dan daya tarik bisnis di mata investor maupun pembeli potensial.

Baca Juga: Tren Teknologi Baru dan Dampaknya Terhadap Jaringan

Meski begitu, tidak semua karyawan langsung nyaman dengan perubahan ini. Beberapa khawatir bahwa dokumentasi otomatis berbasis AI akan membuat posisi mereka tidak lagi dibutuhkan. Hern mengakui hal ini sempat terjadi di perusahaannya sendiri. “Asisten saya sempat panik karena mengira sistem dokumentasi akan menggantikannya,” ujarnya.

Namun ia menegaskan, tujuan utama AI bukanlah menggantikan manusia, melainkan membebaskan waktu mereka dari pekerjaan rutin agar bisa fokus pada tugas yang lebih strategis dan kreatif.

Pendekatan Hern sejalan dengan konsep klasik Michael Gerber dalam buku The E-Myth Revisited. Gerber menjelaskan bahwa kesuksesan McDonald’s bukan karena karyawan yang paling pintar, melainkan karena setiap proses kerja didokumentasikan rapi dan bisa dijalankan oleh siapa pun.

Dengan mengadopsi prinsip serupa, serta dukungan teknologi AI, pemilik usaha bisa mengubah bisnis yang semula bergantung pada individu menjadi bisnis berbasis sistem. Inilah fondasi utama agar bisnis tetap berjalan lancar meski berpindah tangan.

“Kuncinya sederhana, siapkan bisnis seolah Anda ingin menjualnya besok. Dengan bantuan AI, hal itu jauh lebih mudah dilakukan,” pungkas Hern.

Tips Singkat Gunakan AI untuk Siapkan Exit Strategy

  1. Dokumentasikan setiap proses kerja. Gunakan ScribeHow, Loom, atau Notion AI untuk mencatat SOP.
  2. Analisis efisiensi tim. Minta ChatGPT atau alat AI lainnya untuk memberi saran perbaikan alur kerja.
  3. Bangun sistem otomatis. Gunakan integrasi seperti Zapier atau Make untuk mengurangi ketergantungan pada individu.
  4. Siapkan data keuangan rapi. Gunakan software akuntansi berbasis AI untuk laporan siap audit.
  5. Perbarui valuasi bisnis secara berkala. Gunakan AI valuation tools untuk memantau nilai pasar bisnis Anda.

AI kini menjadi bagian penting dari strategi keluar bisnis yang cerdas. Dengan dokumentasi otomatis, efisiensi sistem, dan analisis real-time, pengusaha bisa memastikan bisnis mereka tetap bernilai bahkan setelah berpindah tangan.