Marketing.co.id – Berita Teknologi | BINUS ASO School of Engineering, sebagai bagian dari upaya menciptakan kurikulum pembelajaran holistik, selalu memberikan berbagai kesempatan kepada mahasiswanya. Salah satunya adalah dengan memberikan peluang bagi tim mahasiswa untuk berkompetisi di ajang bergengsi, Shell Eco-marathon. Tim mahasiswa D’BASE yang mewakili BINUS ASO telah menunjukkan prestasi gemilang pada ajang Shell Eco-marathon 2024 lalu dengan berhasil finis di urutan top 7.
Namun, semangat untuk terus berinovasi dan mengharumkan nama BINUS ASO tidak berhenti di sana. Tahun ini, mereka kembali akan berkompetisi di Shell Eco-marathon Asia-Pacific and the Middle East 2025 kategori Prototype Battery Electric yang akan berlangsung pada 8-12 Februari 2025 di Lusail International Circuit, Doha, Qatar.
Kompetisi Shell Eco-marathon sendiri adalah ajang bergengsi yang menantang mahasiswa dari berbagai negara untuk merancang dan membangun kendaraan hemat energi. Tujuan utamanya adalah untuk mendorong inovasi dan kolaborasi dalam mencari solusi energi yang lebih ramah lingkungan.
Setiap tim akan menguji seberapa efisien kendaraan yang mereka buat dengan mengendarainya di sirkuit sepanjang 3,7 kilometer, menyelesaikan 4 lap dalam waktu maksimum 35 menit. Tim dengan selisih bahan bakar terkecil antara awal dan akhir balapan akan menjadi pemenang.
Tahun ini, lokasi kompetisi akan berlangsung di Lusail International Circuit yang terletak di tengah gurun, jauh berbeda dengan lokasi sebelumnya di Mandalika, Nusa Tenggara Barat. Qatar memiliki iklim yang jauh lebih kering dengan suhu tinggi dan kelembapan rendah.
Perbedaan iklim ini menjadi tantangan tersendiri bagi tim D’BASE yang harus memastikan mobil yang mereka kembangkan tetap dapat beroperasi dengan optimal dalam kondisi ekstrem tersebut. Selain itu, perbedaan karakter budaya dan logistik juga menambah tantangan mereka.
Di Qatar, tim D’BASE tidak memiliki akses langsung ke produsen atau distributor lokal untuk memperoleh suku cadang yang dibutuhkan, sehingga mereka harus lebih berhati-hati dalam mengelola sumber daya yang ada.
Persiapan tim D’BASE sendiri sudah dimulai sejak awal untuk memastikan bahwa mereka siap menghadapi tantangan baru ini. Tim yang terdiri dari 11 orang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu tim utama dan tim advance. Tim advance berangkat lebih awal untuk menyiapkan segala kebutuhan di lokasi kompetisi.
Dari sisi teknis, mobil yang akan digunakan telah mengalami berbagai modifikasi dan perbaikan. Komponen mobil yang digunakan pada kompetisi tahun lalu diganti dan disesuaikan agar dapat beradaptasi dengan kondisi cuaca panas dan trek di Lusail. Data dari kompetisi sebelumnya dan hasil uji coba di dunia nyata telah digunakan sebagai bahan acuan untuk meningkatkan performa kendaraan.
Meskipun tim D’BASE menghadapi keterbatasan waktu dalam persiapan dan kekurangan anggota, mereka tetap bekerja keras untuk riset dan pengembangan yang mendalam. Proses latihan juga berjalan intensif, dengan fokus pada simulasi balapan dan persiapan fisik untuk driver yang akan mengendarai mobil. Tim D’BASE juga telah berhasil melewati fase kedua seleksi Shell Eco-marathon dan kini tengah mempersiapkan data dan dokumentasi untuk fase ketiga.
Pelatih tim D’BASE, Muhammad Nurul Puji, yang juga merupakan dosen di BINUS ASO School of Engineering, menekankan pentingnya kesiapan mental dalam kompetisi seperti ini. Menurutnya, kemenangan dan kekalahan adalah bagian dari proses, namun yang paling penting adalah memberikan yang terbaik.
Ia juga mengingatkan tim untuk tetap fokus pada tujuan utama mereka meskipun godaan untuk menjelajahi negara baru bisa sangat besar. Pengalaman sebelumnya, di mana tim D’BASE sempat mengalami insiden kecelakaan di lintasan, menjadi pelajaran berharga yang mengajarkan pentingnya kesiapan menghadapi situasi tak terduga.