Tiga Kata Kunci Mengelola Keuangan Bagi Gen Z

Marketing.co.idBerita Financial Service | Dalam kondisi krisis ekonomi karena pandemi Covid-19, siapapun harus cermat dalam mengelola keuangan. Termasuk bagi mereka yang belum berkeluarga atau memiliki tanggungan di luar dirinya. Namun mengelola keuangan dengan cermat tidak mudah, karena godaaan untuk konsumtif bisa datang setiap saat. Apalagi bagi Gen Z yang merasa hidup harus dinikmati sekarang atau saat ini juga.

Saat ini, jumlah Gen Z mencapai 72,8 juta atau sekitar 27% dari 267 juta penduduk Indonesia pada 2019. Jumlah ini membuat keberadaan Gen Z tidak bisa dikesampingkan karena cukup banyak, sehingga memiliki pengaruh besar, bahkan terhadap perekonomian negara. Sayangnya, generasi muda saat ini mengenal dua pandangan yang banyak memengaruhi gaya hidup dan kondisi keuangan mereka, yaitu YOLO (You Only Live Once) dan FOMO (Fear of Missing Out).

“Dua pandangan ini mendorong mereka untuk memilih menghabiskan pendapatan mereka ke hal-hal yang sedang happening, untuk kemudian di-post di media sosial, daripada menyisihkan pendapatan untuk ditabung sebagai bekal hari tua. Oleh karena itu, Gen Z perlu merencanakan keuangan secara smart karena ada beberapa hal penting yang menjadi patokan, yaitu kendali diri terhadap penggunaan uang, banyak keinginan tetapi kemampuan terbatas, dan adanya inflasi,” kata Ligwina Hananto, Financial Trainer saat webinar Best Way to Get and Manage Income during Pandemic.

Ada tiga kata kunci agar para Gen Z mampu mengelola keuangan dengan baik di masa pandemi, yaitu learn, save and earn, atau belajar, menabung, dan juga meraih hasil. Dengan modal tersebut, para Gen Z diharapkan mampu melalui krisis finansial di masa pandemi.

Menurut Jonathan End, pengelolaan finansial yang baik bukan hanya bisa menyelamatkan diri saat ini, tetapi juga dapat mewujudkan cita-cita remaja di masa depan. Tujuannya agar kita bisa fokus mencapai tujuan finansial yang lebih besar.  “Misal mau melanjutkan studi S2, liburan ke luar negeri, melakukan pernikahan, semuanya butuh uang. Maka dari itu, kita perlu mengatur keuangan dengan baik agar kita bisa mencapai tujuan finansial besar tadi,” kata digital consultant dan content creator ini.

Baca juga: Ini yang Terjadi Jika Seluruh Milenial Melek Keuangan

Allianz Indonesia aktif melakukan literasi keuangan ke anak-anak muda berusia 16-22 tahun atau yang lebih dikenal dengan Generasi Z. Dukungan ini dibuktikan dengan keterlibatan Yayasan Allianz pada ajang tahunan Global Money Week sejak tahun 2013. Global money week adalah program literasi keuangan tahunan yang diinisiasi Child Youth Finance International

Tahun ini, Global Money Week diinisiasi oleh OECD International Network on Financial Education (INFE) dilaksanakan serentak selama tanggal 23 – 29 Maret 2020 dengan tema Learn, Save, Earn. Karena danya pandemi, Global Money Week dilaksanakan secara virtual dengan menghadirkan rangkaian kegiatan seperti kompetisi foto, edukasi berupa infografik dan fakta menarik, serta tips dan trik mengatur keuangan.

Literasi Keuangan
Webinar Yayasan Allianz Peduli

“Dukungan Allianz Indonesia melalui Yayasan Allianz Peduli untuk Global Money Week merupakan bagian dari komitmen besar kami untuk terus melakukan literasi keuangan ke masyarakat luas, khususnya kepada para generasi muda. Hal ini sejalan dengan tujuan Allianz Indonesia, untuk mendukung pemerintah dalam meningkatkan literasi keuangan, khususnya terkait peningkatan penetrasi asuransi kepada lebih banyak masyarakat Indonesia,” ujar Ni Made Daryanti, Ketua Yayasan Allianz Peduli.

Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2019 menunjukan, bahwa indeks literasi keuangan mencapai 38,03% sedangkan indeks inklusi keuangan mencapai 76,19%.

Baca juga: Pemerintah Kembangkan Ekosistem Ekonomi dan Keuangan Syariah Berbasis Pondok Pesantren

Angka tersebut meningkat dibanding hasil survei OJK 2016 yaitu indeks literasi keuangan 29,7% dan indeks inklusi keuangan 67,8%. Dengan demikian dalam 3 tahun terakhir terdapat peningkatan pemahaman keuangan (literasi) masyarakat sebesar 8,33%, serta peningkatan akses terhadap produk dan layanan jasa keuangan (inklusi keuangan) sebesar 8,39%.

“Kita harus menyadari bahwa pendidikan literasi keuangan penting sekali untuk diberikan sedini mungkin agar masyarakat Indonesia mampu mengelola keuangannya secara cerdas dan dapat mempersiapkan masa depan dirinya dan keluarganya menuju masyarakat yang sehat secara finansial dengan memanfaatkan layanan keuangan secara optimal. Oleh karena itu, peran generasi muda sangat penting sekali dalam menjadi agen perubahan di masyarakat,” kata Horas V.M. Tarihoran, Direktur Literasi dan Edukasi Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan.

Marketing.co.id: Portal Berita Marketing dan Berita Bisnis

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.