Thomas Alfa Edison: Jenius itu 1% Inspirasi dan 99 % Keringat

Marketing.co.id- Ada saja masyarakat yang tidak faham siapa penemu lampu pijar/ lampu listrik itu. Padahal untuk menemukan suatu ide itu tidak mudah dan penuh dengan perjuangan sebagaimana yang dilakukan oleh Thomas Alfa Edison untuk menemukan ide tersebut.

Thomas Alfa Edison lahir di Milan,Ohio Amerika Serikat pada tanggal 11 Februari 1847. Sejak kecil sang penemu lampu ini sudah terganggu dengan pendengarannya. Maka ia hanya mengenyam pendidikan formal selama 3 bulan. Kenapa? Karena sang guru tidak sanggup mengajar Tommy (panggilan Thomas Alfa Edison kecil). Sampai gurunya memberikan secarik kertas untuk di berikan kepada ibunya. Isi suratnya mengatakan, “Tommy, anak ibu, sangat bodoh. Kami minta ibu mengeluarkannya dari sekolah,” begitu kata yang di tulis oleh gurunya.

Dengan bimbingan Ibunya, yang mengajar sendiri di rumah. Thomas Alfa Edison dengan leluasa dapat membaca buku-buku ilmiah dewasa dan mulai mengadakan berbagai percobaan ilmiah sendiri. Pada usia 12 tahun ia mulai bekerja sebagai penjual koran, buah-buahan dan gula-gula di kereta api. Kemudian ia menjadi operator telegraf, Ia pindah dari satu kota ke kota lain. Di New York ia diminta untuk menjadi kepala mesin telegraf yang penting. Mesin-mesin itu mengirimkan berita bisnis ke seluruh perusahaan terkemuka di New York.

Penemuan terbesar Thomas Alfa Edison adalah menemukan Lampu Pijar. Ia juga banyak membantu dalam bidang pertahanan pemerintahan Amerika Serikat. Beberapa penelitiannya antara lain: mendeteksi pesawat terbang, menghancurkan periskop dengan senjata mesin, mendeteksi kapal selam, menghentikan torpedo dengan jaring, menaikkan kekuatan torpedo, kapal kamuflase, dan masih banyak lagi. Thomas Alfa Edison dipandang sebagai salah seorang pencipta paling produktif pada masanya, memegang rekor 1.093 penemuan yang dipaten atas namanya.

Tapi, tahukah Anda untuk menemukan suatu penemuan yang benar-benar bermanfaat tidak langsung jadi. Seperti yang dilakukan oleh Thomas Alfa Edison dengan Lampu Pijarnya. Ia mengalami kegagalan sebanyak 9.998 kali. Baru pada percobaannya yang ke 9.999 dia berhasil secara sukses menciptakan lampu pijar yang benar-benar menyala terang. Pada saat keberhasilan dicapainya, dia sempat ditanya: Apa kunci kesuksesannya. Thomas Alfa Edison menjawab, “Saya sukses, karena saya telah kehabisan apa yang disebut kegagalan”. Bayangkan dia telah banyak sekali mengalami kegagalan yang berulang-ulang. Bahkan saat dia ditanya apakah dia tidak bosan dengan kegagalannya, Thomas Alfa Edison menjawab:  “Dengan kegagalan tersebut, saya malah mengetahui ribuan cara agar lampu tidak menyala” Sangat luar biasa, Thomas Alfa Edison memandang kegagalan dari kaca mata yang sangat positif. Kegagalan bukan sebagai kekalahan tapi dipandang dari sisi yang lain dan bermanfaat, yaitu mengetahui cara agar lampu tidak menyala.

Cara pandang positifThomas Alfa Edison, tidak menyurutkan semangat, bahkan tetap mampu meyakinkan orang lain untuk mendanai “Proyek Gagal” nya yang berulang-ulang. Ini juga satu hal yang luar biasa.  Ini menjadikan inspirasi  bagi kita bahwa yang namanya kegagalan sesuatu menuju keberhasilan, maka jangan pernah takut dengan kegagalan.

Kata kebajikan yang dikenang dari Thomas Alva Edison adalah:

“Jenius adalah 1% inspirasi dan 99% keringat. Tidak ada yang dapat menggantikan kerja keras”.

“Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika kesempatan bertemu dengan kesiapan”.

“Saya tidak patah semangat, karena setiap usaha yang salah adalah satu langkah maju”.

Selamat untuk mencoba kegagalan. (HN)

 

 

 

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.