Terpilih Jadi Bank Terbaik di Anugerah Alpha Southeast Asia

Marketing – Bank Negara Indonesia (BNI) kembali raih penghargaan dari Alpha Southeast Asia. Salah satu bank pelat merah ini menerima 12th Annual Best Deal & Solution Awards untuk kategori “Best Remittance Provider in Southeast Asia 2018” dan ”Best Cash Management Solution in Southeast Asia – BNI’s ecosystem based eduPATROL & Smart Tenant”. Penghargaan diserahkan langsung oleh Siddiq Bazarwala, CEO Alpha Southeast Asia, kepada Eko Setyo Nugroho, Pemimpin Divisi Internasional BNI, di Kuala Lumpur, Malaysia.

Menurut Eko, ini merupakan bentuk apresiasi Alpha Southeast Asia kepada perbankan di Asia Tenggara yang memiliki prestasi di bidangnya. Penghargaan “Best Remittance Provider in Southeast Asia 2018” diberikan seiring dengan pertumbuhan volume dan slip remitansi BNI yang pada 2018 tumbuh sebesar 14,2% dan 20% dibandingkan tahun sebelumnya.

Ia menambahkan bahwa keberhasilan BNI meraih penghargaan ke-10 ini juga tidak terlepas dari inovasi yang terus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan nasabah BNI, khususnya pekerja migran Indonesia. “Dalam memenuhi kebutuhan nasabah, kami selalu mengedepankan layanan remitansi yang mudah diakses oleh nasabah, maka pada 2018 kami mengembangkan layanan remitansi berbasis digital melalui kerja sama dengan perusahaan fintech (financial technology) di Singapura, Hong Kong, dan Korea Selatan, bank-bank koresponden di berbagai belahan dunia serta retailer-retailer di berbagai negara,” ujar Eko.

Pemberdayaan PMI

Dalam rangka pemberdayaan pekerja migran Indonesia (PMI), BNI pun melaksanakan kegiatan capacity building bagi PMI di luar negeri yang pada tahun 2018 diadakan di Malaysia, Singapura, Hong Kong, Taiwan, Korea Selatan, dan Jepang. Pelatihan capacity building terbagi dua, yaitu soft skill dan hard skill. Pada pelatihan soft skill, BNI mendatangkan mantan PMI yang telah menjadi wirausaha suskes di Indonesia. “Kami akan terus memotivasi PMI yang masih bekerja di luar negeri untuk sukses berwirausaha di Indonesia tanpa perlu kembali menjadi PMI,” ungkap Eko.

Selain itu, dalam pemberdayaan PMI dilakukan pula pelatihan hard skill meliputi praktik pelatihan bersertifikasi untuk make up artist (MUA), barista, caregiver (ilmu merawat orang tua), reflexology, menghias bunga, serta bercocok tanam dengan media hidroponik. Diharapkan dengan mengikuti pelatihan ini, PMI memiliki dasar untuk berwirausaha di Indonesia.

“BNI tidak hanya fokus pada bisnis remitansi semata, pemberdayaan PMI juga terus kami lakukan untuk mendukung program pemerintah dalam memberdayakan masyarakatnya di luar negeri. Kami harapkan mereka menjadi pewirausaha sukses setelah kembali ke Indonesia,” imbuh Eko.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.