Terminal LPG Tanjung Sekong: Pilar Ketahanan Energi Nasional dengan Teknologi Hijau

[Reading Time Estimation: 2 minutes]

Marketing.co.id – Berita Marketing | Terminal LPG Tanjung Sekong, tulang punggung kebutuhan LPG nasional, terus meningkatkan keandalan performa dan operasionalnya. PT Pertamina Energy Terminal (PET), anak usaha dari PT Pertamina International Shipping (PIS), Sub Holding Integrated Marine Logistics (SH IML) Pertamina, yang mengelola terminal ini, telah memasang berbagai teknologi baru untuk mendukung keberlanjutan lingkungan dan ketahanan energi Indonesia.

PIS - Kunjungan Terminal LPG Tanjung Sekong
PIS – Kunjungan Terminal LPG Tanjung Sekong

Terminal LPG Tanjung Sekong, yang menyediakan sekitar 40% kebutuhan LPG di tanah air, berlokasi strategis di Cilegon, Banten. Dalam kunjungan Management Walkthrough, Direktur Perencanaan Bisnis PIS Eka Suhendra memastikan peningkatan performa terminal ini. “Sebagai pemain utama di sektor logistik energi di Asia Tenggara, PIS terus berdedikasi terhadap operational excellence untuk memastikan keandalan PET dan Terminal Tanjung Sekong dalam memenuhi kebutuhan energi Indonesia,” ujar Eka.

Penerapan teknologi baru seperti Terminal Automation System, Digital Integrated Operation System (DIOS), dan pemanfaatan listrik tenaga surya telah menjaga Berth Occupancy Ratio (BOR) hingga 57% sepanjang 2024. Efisiensi waktu kapal bersandar meningkat dengan Integrated Port Time sebesar 42,5 jam, dan 284 ship call, mendorong throughput sebesar 1,28 Metric Ton, atau 11% lebih tinggi dari target RKAP.

Eka menjelaskan bahwa investasi teknologi ini adalah upaya menyediakan layanan terintegrasi mulai dari jasa marine hingga logistik, sehingga aktivitas bisnis lebih fokus dan memberikan solusi maksimal untuk seluruh supply chain. “Penggunaan teknologi terbaru mendorong Terminal LPG Tanjung Sekong menjadi terminal LPG paling canggih di Indonesia dalam pengelolaan dan penyaluran LPG,” tambahnya.

Direktur Utama PET Bayu Prostiyono menambahkan bahwa kunjungan ini menunjukkan peran penting PET dalam mendukung pertumbuhan green business SH IML secara berkelanjutan. “Sebagai pionir green terminal kelas dunia, Terminal LPG Tanjung Sekong telah menetapkan protokol keselamatan yang ketat, teknologi terbaru, dan berbagai inisiatif ramah lingkungan sesuai standar internasional,” ungkap Bayu. Komitmen ini terbukti dengan reduksi jejak karbon terminal sebesar 16,61 ton CO2 sepanjang tahun 2023, setara dengan reduksi ~97,5 tCO2e/tahun.

Terminal Tanjung Sekong juga menjadi terminal pertama yang mendapatkan sertifikasi internasional Renewable Energy Certificate (REC) dan penghargaan PROPER Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. PET juga melakukan berbagai inisiatif lingkungan seperti pemasangan solar cell atau Pembangkit Listrik Tenaga Surya hingga konservasi badak di Taman Nasional Ujung Kulon.

Beroperasi sejak 2012 dengan luas area 12,9 hektar dan kapasitas penyimpanan sebesar 98.000 Metric Tons (MT) atau 196.000 Cubic Meters (CBM), Terminal LPG Tanjung Sekong telah di-upgrade menjadi Terminal LPG Refrigerated pada 2020. Dengan tiga dermaga, terminal ini dapat menampung kapal berukuran antara 3.500 hingga 65.000 DWT, memudahkan operasi impor dan ekspor LPG secara efisien.

PET berkomitmen memberikan layanan storage provider terbaik dengan prinsip Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) serta asset integrity, mempertimbangkan risiko bisnis yang baik dan implementasi teknologi ramah lingkungan. Teknologi canggih seperti Digital Integrated Operation System (DIOS) dan Terminal Automation System diintegrasikan untuk pengendalian operasional real-time dan proses kontrol terintegrasi di terminal.

Dengan berbagai inisiatif dan pencapaian ini, Terminal LPG Tanjung Sekong tidak hanya menjadi pilar ketahanan energi nasional, tetapi juga contoh terminal hijau berstandar internasional yang mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here