Marketing, Jakarta  – Televisi masih mendominasi 85 persen porsi belanja iklan dengan angka lebih dari Rp143 Triliun pada tahun lalu, tumbuh 14 persen dibandingkan 2018. Sementara itu belanja iklan media cetak mencapai lebih dari Rp22 Triliun dan total belanja iklan radio mencapai Rp1,7 Triliun. Demikian menurut hasil temuan Nielsen Advertising Intelligence (Ad Intel) yang dirilis hari ini oleh Nielsen Media Indonesia.
Sementara itu, belanja iklan tahun 2019 dillaporkan bertumbuh 10% dibandingkan dengan 2018. Total belanja iklan tahun lalu baik di media televisi, radio maupun cetak mencapai Rp168 Triliun berdasarkan gross rate card.
Sepanjang tahun 2019, kategori Layanan Online menjadi penyumbang belanja iklan terbesar dengan total belanja iklan Rp10,3 Triliun dan tumbuh 2 persen. Kategori Perawatan Rambut berada di urutan kedua dan tumbuh 17 persen dengan total belanja iklan mencapai Rp9,2 Triliun.
Pengiklan terbesar ketiga adalah kategori Pemerintahan dan Organisasi Politik dengan belanja iklan sebesar Rp8,8 Triliun. Pengiklan terbesar selanjutnya adalah kategori Perawatan Wajah dengan belanja iklan sebesar Rp8,1 Triliun, tumbuh cukup signifikan 41 persen dibandingkan tahun 2018. Menyusul adalah dengan kategori Rokok Kretek dengan belanja iklan mencapai Rp7,2 Triliun dengan pertumbuhan 24 persen.
Sejak kuartal ketiga 2018, Nielsen telah mengukur belanja iklan digital untuk Top 200 situs lokal dan 18 saluran YouTube. Total belanja iklan digital di 2019 mencapai Rp13,3 Triliun. Disandingkan dengan belanja iklan media lainnya, Digital menyumbang 7% dari total belanja iklan yang mencapai Rp181 Triliun.
Penghitungan belanja iklan diambil dari data Ad Intel yang memonitor aktivitas periklanan Indonesia. Di tahun 2018, monitoring iklan mencakup 15 stasiun TV nasional, 98 surat kabar, 65 majalah dan tabloid dan 200 situs. Angka belanja iklan didasarkan pada gross rate card, tanpa menghitung diskon, bonus, promo, harga paket, dan lain-lain.