Teknologi RFID Siap Gantikan Barcode

Di perkirakan, tak lama lagi dunia Ritel Indonesia di masa depan bakal diramaikan oleh teknologi RFID, yang siap menggantikan barcode. Teknologi RFID, dipercaya bisa mempercepat kegiatan peritel, serta meningkatkan kepuasan serta loyalitas konsumen. Apa saja plus-minus dari teknologi RFID?

Di masa depan, Anda tak akan lagi menyaksikan antrian panjang di kasir. Jika sekarang produk yang dibeli harus di-scan satu persatu lewat mesin barcode, maka di masa datang hal itu tak akan terjadi lagi.

Tak lama lagi, peritel Indonesia akan menjajal teknologi RFID. Semoga dengan keunggulan teknologi ini Anda hanya tinggal mendorong kereta atau troli melewati sebuah pintu. Dalam hitungan detik, semua belanjaan Anda sudah dihitung. Hmmm… tampaknya praktis sekali ya? Kita tunggu saja kehadiran teknologi RFID ini.

RFID (Radio Frequency Identification) adalah benda yang diaplikasikan pada berbagai bentuk dimana benda ini bisa diidentifikasikan atau dimonitor melalui gelombang radio. Dengan gelombang radio, tag dari RFID ini bisa dibaca dalam radius beberapa meter sehingga tidak perlu didekatkan satu persatu dengan mesin pembaca seperti barcode.

Alat Mata-mata

Teknologi RFID ini sebenarnya sudah dikembangkan sejak 1946 di Uni Soviet, dan digunakan sebagai alat mata-mata. Alat ini diyakini sebagai nenek moyangnya TRFID. Kemudian, di dalam perkembangannya, teknologi RFID mengalami berbagai bentuk aplikasi, dan digunakan untuk berbagai bidang. Termasuk pula dalam dunia science, dimana tahun 2009, chip RFID berhasil ditempelkan di tubuh semut untuk meneliti perilaku semut.

Tag dari RFID memiliki dua elemen, yakni microchip, yang berfungi untuk menyimpan data dan antena, untuk mentransfer sinyal radio. Tag atau label RFID ini ditempelkan pada produk sebagai pengganti barcode. Dengan radio yang bisa mentransfer data dari jarak jauh membuat proses transfer data menjadi cepat dan lebih banyak data yang bisa masuk dalam waktu cepat. Akibatnya ketika check-out di kasir waktu menjadi lebih cepat.

Perkembangan dunia RFID, akan semakin memperbesar kapasitas yang dimiliki oleh chip RFID. Jika pada kartu magnetik sebuah kartu hanya berisi data si konsumen, pada chip RFID kita bisa memasukkan data apapun. Ini karena kapasitasnya sudah mencapai hitungan megabyte. Jika Anda sulit membayangkannya, coba bayangkan kartu seluler Anda karena RFID mirip chip di kartu seluler yang juga bisa menyimpan phonebook di dalam kartu tersebut.

Dalam hal keamanan, RFID memiliki tingkat keamanan yang tinggi. Karena itu teknologi ini kini juga banyak ditaruh di paspor. Beberapa negara seperti Jepang dan AS kini mengembangkan paspor dengan teknologi RFID. Dari sisi ketahanan, chip RFID bisa bertahan dalam jangka waktu yang lama.

Menghitung Inventori

Bagi dunia ritel, adanya teknologi RFID ini akan mempermudah dan mempercepat perhitungan inventori dengan cepat. Lewat teknologi RFID, cukup  menyinarkan gelombang radio di seluruh lantai Supermarket, dalam waktu cepat semua kode produk terkirim ke komputer.

RFID di dunia ritel tidak akan berkembang jika raksasa ritel seperti Wall Mart tidak ngotot mengembangkan teknologi ini. Wall Mart bisa menekan kepada para supplier mereka untuk mempergunakan label RFID di produk mereka. Setiap tahun, Wall Mart meningkatkan kerjasama dengan ribuan supplier dalam pemanfaatan teknologi RFID.

Keinginan Wall Mart menerapkan teknologi ini di dorong keinginan meningkatkan kepuasan pelanggan. RFID diyakini lebih bisa meningkatkan kepuasan pelanggan ritel dibandingkan barcode. Dengan RFID, karyawan ritel bisa menginformasikan dengan tepat dimana sebuah item berada.

Dengan gelombang radio, seorang karyawan bisa mencari sebuah produk yang ingin dicari oleh konsumen di Supermarket. Sebuah toko pakaian ritel di New York misalnya, menaruh tag RFID di baju-baju yang dijual. Ketika konsumen sedang mencoba baju, mereka bisa melihat informasi tentang baju tersebut lewat mesin pembaca di fitting room. Ukuran dan warna yang tersedia sampai reputasi sang disainer baju bisa dibaca di fitting room.  Dengan kecepatan yang tinggi dalam mengidentifikasikan produk yang dicari dan proses check-out yang cepat, konsumen akan semakin puas berbelanja.

Meningkatkan Loyalitas Konsumen

Dalam hal meningkatkan loyalitas pelanggan, RFID juga jagonya. Bagaimana cara kerjanya? Dengan menaruh RFID di kartu belanja, setiap kali konsumen berbelanja, semua item yang dibeli oleh konsumen bisa disimpan di dalam kartu belanja. Ketika si konsumen datang kembali, komputer bisa menganalisa data yang disimpan di kartu. Komputer kemudian memberikan informasi mengenai reward yang di dapat konsumen karena sudah melakukan pembelanjaan pada produk tertentu dalam jumlah tertentu.

Yang lebih menarik, chip dari RFID ini bisa diaplikasikan pada berbagai benda. Jadi tidak harus mempergunakan kartu. RFID bisa diterapkan pada gantungan kunci, atau benda datar kecil lainnya. Bahkan chip ini bisa disatukan dengan kartu seluler di handphone Anda, sehingga bisa dibawa-bawa bersama handphone Anda.

Sayangnya penerapan RFID di dunia ritel Indonesia masih sangat terbatas. Teknologi ini justru diterapkan pertama kali oleh BCA dengan kartu prepaid BCA Flazz. Kartu ini menyimpan informasi jumlah uang di kartu prepaid Anda. Dengan menempelkan kartu tersebut pada mesin reader, maka Anda bisa melakukan pembayaran dengan cepat. RFID ini s juga diterapkan oleh Timezone dengan menciptakan kartu yang bisa menyimpan tiket di dalamnya. Setiap anak yang bermain di satu mesin permainan biasanya memperoleh tiket yang jika dikumpulkan bisa ditukar hadiah tertentu. Sehingga tiket-tiket tersebut tersimpan secara otomatis ke dalam kartu.

Kendala Penggunaan RFID

Kendala untuk mengembangkan teknologi RFID memang masih soal biayanya yang tinggi. Karena harga Chip RFID diperkirakan masih sekitar 25 sen dolar (atau sekitar 2500 rupiah), sekalipun terus menerus mengalami penurunan. Namun dengan harga tersebut, masih tergolong mahal untuk ukuran Indonesia.

Kendala lain, agaknya Chip RFID ini tidak dapat dipakai pada produk seperti Indomie, yang harga jualnya tidak sampai 2000 rupiah. Harganya memang jauh dibandingkan barcode yang bisa dicetak sendiri oleh si produsen dengan harga nyaris nol. Oleh karenanya, RFID diperkirakan hanya akan dipergunakan oleh peritel terhadap barang-barang yang relatif mahal dengan marjin tinggi.

Masalah lainnya, adalah soal regulasi. Karena teknologi RFID mempergunakan gelombang radio, maka mau tidak mau, Pemerintah ikut campur tangan untuk mengaturnya. Tanpa adanya regulasi, bisa-bisa RFID disalahgunakan untuk kejahatan. Nah lho? Ya itulah plus-minus dari teknologi RFID ini, semoga saja bisa teknologi ini dapat segera dimanfaatkan untuk kemajuan ritel di Indonesia (Rahmat Susanta, Pemimpin Redaksi Majalah Marketing)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.