Targetkan 1.550 Anak SD, Dinkes Kukar Mulai Program Vaksinasi Dengue di Tenggarong

0
[Reading Time Estimation: 3 minutes]

Marketing.co.id – Berita Lifestyle | Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) secara resmi memulai program sosialisasi dan vaksinasi dengue sebagai upaya strategis pencegahan jangka panjang terhadap penyakit demam berdarah dengue (DBD). Inisiatif ini digulirkan mengingat tingginya angka kasus DBD di wilayah Kutai Kartanegara, yang menempati posisi tertinggi di Kalimantan Timur.

Program ini menjadi bagian integral dari komitmen pemerintah daerah untuk memperkuat kesadaran masyarakat akan pentingnya perlindungan dini terhadap DBD, penyakit yang terus menjadi ancaman kesehatan sepanjang tahun di Indonesia.

Data Kementerian Kesehatan RI menunjukkan, bahwa dengue masih menjadi beban besar bagi sistem kesehatan nasional. Sepanjang tahun 2024, tercatat 257.271 kasus dengan 1.461 kematian secara nasional. Hingga 12 Juni 2025, angka tersebut sudah mencapai 67.030 kasus dengan 297 kematian.

Provinsi Kalimantan Timur sendiri mencatat 10.571 kasus dengue dan 22 kematian pada tahun 2024, dengan Kutai Kartanegara menyumbang kasus terbanyak, yakni 2.802 kasus. Tingginya mobilitas penduduk, perubahan iklim, dan urbanisasi disebut sebagai faktor yang memperparah penyebaran penyakit ini.

Bupati Kutai Kartanegara, Edi Damansyah, menyambut baik inisiatif vaksinasi ini. “Pelaksanaan vaksinasi di Kutai Kartanegara adalah langkah preventif yang menyeluruh di tengah tingginya beban dengue di daerah kami. Penanggulangan dengue tidak bisa hanya bergantung pada satu pendekatan. Diperlukan strategi terintegrasi dan berkelanjutan, mulai dari edukasi, pemberdayaan masyarakat, pengendalian vektor, hingga perlindungan melalui vaksinasi,” ujarnya.

Edi Damansyah juga menyoroti fakta bahwa Indonesia menjadi negara dengan jumlah kematian akibat dengue tertinggi di Asia selama periode 2020–2023, dengan 1.238 kasus. “Dengue bukanlah penyakit musiman. Virus ini dapat menginfeksi siapa saja, kapan saja, sepanjang tahun, dan anak-anak menjadi kelompok paling terdampak. Oleh karena itu, program ini akan menyasar sekitar 1.550 anak sekolah dasar kelas 1-5 di Kecamatan Tenggarong,” tambahnya.

Inisiatif ini mendapat apresiasi dari Kementerian Kesehatan RI. dr. Ina Agustina Isturini, MKM, Direktur Penyakit Menular Kemenkes RI, menegaskan pentingnya integrasi pendekatan inovatif. “Strategi Nasional (Stranas) Penanggulangan Dengue 2021–2025 telah menjadi pijakan kami untuk mencapai ‘Nol Kematian Akibat Dengue pada 2030’. Kami sedang menyusun rencana lanjutan yang menekankan implementasi nyata di daerah, kolaborasi lintas sektor, serta penguatan deteksi dini dan respons cepat melalui pendekatan inovatif,” jelasnya. Ia juga memuji inisiatif Dinkes Kalimantan Timur dan Pemkab Kutai Kartanegara sebagai contoh praktik baik yang dapat direplikasi.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, Dr. dr. H. Jaya Mualimin, Sp.Kj, M.Kes, MARS, menjelaskan bahwa perluasan vaksinasi ke Kutai Kartanegara didasarkan pada keberhasilan di Balikpapan dan Samarinda. “Kami belajar dari keberhasilan di Balikpapan dan Samarinda, di mana cakupan vaksinasi mencapai hampir 100 persen pada kelompok sasaran, dan hasil sementara menunjukkan anak-anak yang divaksinasi tidak mengalami infeksi dengue,” ungkapnya.

Namun, Dr. Jaya menegaskan bahwa vaksinasi bukanlah satu-satunya upaya. “Program pengendalian vektor, seperti Gerakan 3M Plus dan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik, serta edukasi lintas sektor, tetap dijalankan konsisten. Vaksinasi hadir untuk melengkapi seluruh upaya yang telah ada,” imbuhnya. Ia optimis bahwa pendekatan holistik ini dapat menurunkan angka kasus dengue di Kalimantan Timur, dengan target penurunan insiden menjadi kurang dari 10 per 100.000 penduduk dan mencapai nol kematian pada tahun 2030.

Dukungan juga datang dari sektor farmasi. Sri Harsi Teteki, Direktur Medis dan Hubungan Kelembagaan Bio Farma, menyatakan komitmennya untuk memperluas akses vaksin dengue. “Sebagai produsen vaksin dengan pengalaman lebih dari 130 tahun, Bio Farma telah menjadi bagian penting dari sistem imunisasi nasional. Kolaborasi dengan mitra internasional seperti Takeda merupakan bagian dari strategi kami dalam memperkuat ekosistem vaksin di Indonesia. Bio Farma berperan dalam distribusi, menjamin standar mutu dan keahlian global,” jelasnya.

Andreas Gutknecht, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, turut menekankan pentingnya pencegahan. “Hingga hari ini, dengue masih menjadi ancaman nyata dan belum ada obat khusus untuk menyembuhkannya. Ini menjadikan pencegahan sebagai kunci. Kami berkomitmen menjadi mitra jangka panjang bagi semua pemangku kepentingan untuk menekan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit ini,” tutupnya, mengapresiasi kolaborasi di Kutai Kartanegara.