Tantangan Terbesar, Next Gen Melanjutkan Bisnis Keluarga

Melanjutkan Bisnis Keluarga
Melanjutkan Bisnis Keluarga

Seperti kita ketahui, perusahaan keluarga (family business) merupakan sebuah perusahaan yang dimiliki, dikontrol, serta dijalankan oleh anggota atau beberapa keluarga.

Partisipasi keluarga dalam perusahaan dapat sangat memperkuat perusahaan, karena biasanya anggota keluarga sangat loyal dan berdedikasi tinggi terhadap perusahaan yang dimiliki keluarganya.

Meski demikian, sering kali timbul masalah-masalah dalam mengatur perusahaan keluarga, terutama dalam hal pergantian kepemimpinan. Sering pula muncul benturan-benturan antar kepentingan keluarga dengan kepentingan perusahaan.

Di Indonesia sendiri, bisnis keluarga memiliki peranan yang cukup penting. Salah satu contoh bisnis keluarga yang sukses adalah Djarum, Amanda, Khong Guan, Depo Bangunan dan banyak lagi.

Dalam perjalanannya, proses jatuh bangun seakan menjadi vitamin yang menguatkan mereka. Nilai-nilai keluarga sangat kental diterapkan dalam menjalankan perusahaan.

Tentunya, kesuksesan yang mereka raih menjadi motivasi bagi bisnis keluarga lainnya untuk berkembang dan menjadi besar.

Silih Agung Wisesa, penulis buku Political Branding & Public Relation mengatakan bisnis keluarga memiliki value yang relatif berbeda. Ada hubungan persaudaraan, unggah-unggah antar anggota keluarga dan budaya yang ditanamkan oleh orang tua.

Menurutnya, tidak mudah bagi generasi penerus menjalankan/melanjutkan bisnis keluarga. Mereka akan menghadapi bermacam tantangan. Misalnya, ikatan sejarah dari orang tua. Sering kali, orang tua masih suka ikut campur, merasa paling tahu sejak awal perusahaan berdiri.

Padahal, katanya, kondisi saat ini sudah berbeda. Ada juga produk yang terus dipertahankan, tidak boleh dihilangkan. Alasannya ada romantisme masa lalu, atau produk tersebut dianggap membawa rezeki, padahal produknya sudah merugi.

Selain itu kata Silih, agar tidak terjadi konflik antar generasi dikemudian hari kuncinya adalah cashflow, setiap analisis bagi generasi tua harus diarahkan pada stabilitas keuangan perusahaan. Termasuk rencana dalam lima tahun ke depan. Bahasa cashflow sifatnya harus universal, sehingga bisa lebih mudah dipahami semua generasi.

Seperti apa sih “Suka Duka Sang Penerus Bisnis Keluarga”? Anda dapat membacanya secara detail di Majalah Youth Marketers edisi 19. Klik di sini untuk mengunduhnya secara gratis! Atau bisa melalui Scanie, Wayang Force, dan Scoop.

Editor: Wahid

Foto: Timesoftmalta.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.