Aktivitas mata-mata tidak hanya dilakukan di dalam film, politik, atau perang saja. Dalam dunia bisnis pun kegiatan mata-mata dilakukan tak kalah gencarnya. Dalam strategi marketing dan bisnis, kita mengenal aktivitas mata-mata tersebut dengan istilah keren market intelligence (MI). MI dilakukan oleh hampir semua perusahaan di seluruh dunia. Dalam era big data sekarang ini, peluang sekaligus tantangan perusahaan untuk dapat menjalankan MI ini semakin meningkat.
Salah satu kunci sukses dalam melakukan MI adalah bagaimana kesiapan kita dalam hal mempersiapkan kelengkapan informasi dan data (data warehousing), untuk selanjutnya diolah sehingga menghasilkan suatu kesimpulan atau masukan. Langkah atau strategi perusahaan selanjutnya akan sangat tergantung pada kesimpulan atau masukan tersebut. Kelengkapan data saja belum dianggap cukup tanpa disertai dengan kemudahan untuk mengakses, mencari, dan mengolah data-data yang diperlukan.
Sebagai salah satu contoh, kita bisa melihat salah satu perusahaan terbesar dunia yang sering dimanfaatkan oleh perusahaan yang concern dalam bidang MI melalui data warehousing dan analisa perusahaan, yaitu Teradata. Teradata beroperasi di puluhan negara dan menawarkan solusi untuk pengambilan keputusan berdasarkan pengolahan data yang akurat dan konsisten.
Salah satu kendala utama dalam melakukan MI di berbagai negara tertentu adalah adanya pasar-pasar besar yang tidak terorganisir atau biasa juga disebut “pasar abu-abu” (grey markets). Pasar-pasar ini dipenuhi oleh serangkaian produk yang sangat beragam mulai dari produk elektronik sampai kosmetik. Pasar-pasar ini memanfaatkan konsumen yang sensitif terhadap harga. Di pasar-pasar ini, konsumen bisa mendapatkan potongan yang besar, dan harga jauh lebih murah dibanding outlet-outlet resmi.
Pasar abu-abu ini berjaya khususnya dalam pasar telepon genggam dan elektronik. Banyak sekali produk telepon genggam yang dijual di pasar-pasar ini, mulai dari barang selundupan dan juga barang-barang yang dibawa oleh orang-orang dari luar masuk ke dalam. Karena semua transaksi yang terjadi di pasar tersebut tidak ada yang dilaporkan, sulit sekali mendapatkan data MI yang akurat tentang penjualan atau revenue yang dihasilkan dari pasar-pasar semacam itu.
Dengan kondisi pasar yang sedemikian kompleks tersebut, mendorong banyak pihak menempuh cara-cara yang boleh dibilang tidak etis dalam mengumpulkan data. Contohnya jadi banyak transaksi “bawah meja” yang terjadi dengan pihak-pihak hukum atau pemerintah demi mendapatkan informasi yang diperlukan. Tindakan spionase yang illegal pun kerap dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai kompetitor.
Dalam skenario ini, adalah tantangan tersendiri bagi para perusahaan yang hendak melakukan MI dengan menempuh cara-cara yang etis atau legal. Salah satu cara yang bisa ditempuh adalah dengan bekerjasama dengan perusahaan atau mitra yang memang berpengalaman dan ahli dalam industri MI ini.
Ivan Mulyadi