Taiwan Expo 2017: Unjuk Kekuatan Teknologi Taiwan

Merek Acer dan Asus tentu sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Tapi jika ditanyakan dari negara mana kedua merek tersebut berasal, mungkin belum banyak yang tahu,  bahwa kedua merek tersebut berasal dari Taiwan.

Harus diakui national branding Taiwan memang kurang terdengar di tingkat internasional dan regional. Hal dikarenakan  masalah politis antara Taiwan dengan Tiongkok (RRC). Pemerintah Tiongkok menganggap Taiwan merupakan bagian tak terpisahkan dari mereka. Padahal sebagai negara Taiwan dikenal sebagai penghasil produk-produk berkualitas.

Untuk lebih memperkenalkan produk-produk Taiwan kepada masyarakat Indonesia, Taiwan External Trade Development Council (TAITRA) akan menggelar “Taiwan Expo 2017”. Taiwan Expo 2017 akan berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC), tanggal 12-14 Mei 2017 mendatang. Indonesia menjadi negara pertama di luar Taiwan yang menjadi tempat diselenggarakannya event tersebut.

Pameran bertema “Where Technology Meets Modern Lifestyles” akan menampilkan 7 buah pavilion tematik termasuk diantaranya Taiwan Excellence, Green Product, Taiwan Healthcare, Taiwan Tourism, Design Power, Taiwan Agriculture, Education & Career.

Paviliun Taiwan Excellence antara lain menampilkan produk unggulan Acer Predator 21 X yang merupakan contoh dari sebuah inovasi dan memiliki fitur kecanggihan notebook lekuk pertama di dunia yang dilengkapi dengan teknologi eye-tracking.

Teknologi hijau berkelanjutan juga menjadi perhatian pemerintah Taiwan. Pada Paviliun Green Product, TAITRA akan memamerkan tiga area utama yang merupakan bukti teknologi yang dibangun oleh Taiwan dalam regenerasi sumber daya. Teknologi untuk daur ulang residu plastik dan kopi, serta daur ulang botol dan kaca pun turut ditampilkan.

Sektor lain yang diunggulkan Pariwisata.  Di Taiwan tersedia banyak destinasi wisata yang ramah bagi pelancong muslim asal Indonesia, karena di sana banyak tersedia restoran halal.

Jack Chen Huan Hsiao, Director of Taipei Economic & Trade Office in Indonesia, mengatakan setelah sukses dengan produk-produk teknologi di Indonesia, Taiwan juga berminat memasarkan produk-produk makanan ke Indonesia. Karena itu pihaknya sangat berkepentingan agar produk makanan Taiwan memiliki sertifikat halal. “Semua produk makanan yang masuk ke Indonesia sudah memiliki sertifikat,” tuturnya.

Kiri ke Kanan: Jack Chen- Huan Hsiao - Diretor of Taipei Economic & Trade Office in Indonesia, Rini Lestari - Vice Chairman of KADIN Indonesia Taiwan Committee, Chiu Hui Li - Executive  Director of the Taiwan External Trade Development Council (TAITRA), dan Makmun Hamsa - Chief Internatonal Affair of Indonesia Guangzhao Association
Kiri ke Kanan: Jack Chen- Huan Hsiao – Diretor of Taipei Economic & Trade Office in Indonesia, Rini Lestari – Vice Chairman of KADIN Indonesia Taiwan Committee, Chiu Hui Li – Executive Director of the Taiwan External Trade Development Council (TAITRA), dan Makmun Hamsa – Chief Internatonal Affair of Indonesia Guangzhao Association

Menyinggung volume perdagangan Indonesia-Taiwan, nilainya kata Jack mencapai 2,7 miliar dolar AS pada tahun lalu. Jack menambahkan, investasi Taiwan di Indonesia lebih mementingkan kualitas bukan kualitasnya. Investor Taiwan katanya tertarik berinvestasi di industri pengolahan sumber daya alam seperti pengolahan ikan.

Sementara itu, Rini Lestari, Wakil Ketua Kadin Komite Taiwan menyoroti peluang untuk menempuh pendidikan di Taiwan bagi mahasiswa Indonesia. Di Taiwan katanya banyak universitas yang berkualitas. “Biaya hidup di Taiwan tidak terlalu mahal, Rp 4 juta cukup untuk sebulan, sehingga terjangkau buat mahasiswa asal Indonesia,” katanya.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.