PT BNP Paribas Investment Partners (PT. BNPP IP) optimistis terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini terungkap dalam kajian ekonomi kuartal pertama tahun 2017 dan gambaran prospek pasar selama tahun 2017 yang diselenggarakan BNPP IP beberapa waktu lalu.
Vivian Secakusuma, President Direktur PT. BNPP IP, mengatakan, walaupun tahun 2016 sempat diwarnai dengan berbagai ketidakpastian, dia melihat perekonomian Indonesia akan berangsur membaik, dengan laju pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat di tahun 2017.
Memasuki tahun 2017, perekonomian Indonesia pada kuartal pertama telah berangsur membaik dengan perkiraan target pertumbuhan yang berada dikisaran 5,05% per tahun. Sementara itu, Program Tax Amnesty yang berakhir pada akhir Maret 2017 lalu juga diharapkan dapat membantu Pemerintah mencapai target penerimaan pajak dalam jangka pendek dan dapat memperkuat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ke depannya.
Faktor eksternal dari Amerika Serikat (AS), termasuk kenaikan suku bunga acuan AS yang terakhir, tidak terlalu berdampak pada pasar modal Indonesia. Berdasarkan pengamatan PT. BNPP IP sejauh ini, dampak yang ditimbulkan oleh pasar global cenderung tak berlangsung lama.
Perekonomian Indonesia juga menunjukan tanda-tanda perbaikan, yang tercermin melalui meningkatnya pertumbuhan cadangan devisa luar negeri Indonesia sebesar 13% menjadi 114 Milliar Dolar AS (per Feb 2017). Sementara itu nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat relatif stabil di kisaran Rp 12.950 hingga Rp 13.700 pada satu tahun terakhir dan ditutup di level Rp 13.473 pada akhir tahun 2016. Selain itu aliran dana asing ke pasar obligasi pemerintah Indonesia juga meningkat 17,7% mencapai Rp 692 Triliun (per Feb 2017). Tingkat inflasi dan suku bunga yang rendah yang saat ini berlangsung diharapkan mampu mendongkrak daya beli konsumen.
Aliyahdin Saugi, Direktur dan Head of Equity PT. BNPP IP menyoroti kinerja pasar saham dan strategi perusahaan ke depan. Pria yang biasa dipanggilan Adi itu menjelaskan, berdasarkan prospek pertumbuhan dan disesuaikan dengan faktor makro ekonomi, tingkat valuasi sektor dan risiko pasar, pihaknya memilih untuk lebih fokus pada perusahaan yang stabil dengan prospek pertumbuhan jangka panjang.
“Kami melihat sektor konsumen, telekomunikasi, kesehatan serta sektor otomotif dan perbankan sebagai sektor-sektor yang berpotensi di tahun ini,” tuturnya.
Walaupun Adi optimis dengan prospek pasar di Indonesia, ia juga mengingatkan investor untuk tetap waspada terhadap kemungkinan pengaruh dari kondisi politik global, termasuk kebijakan perdagangan Amerika Serikat yang cenderung berorientasi pada pengelolaan pasar domestik (inward looking) dan dalam waktu dekat pemilu di Jerman dan Perancis.
Faktor lain yang harus dicermati, pembelanjaan dalam negeri masih tergolong rendah dan investasi sektor swasta masih belum seperti yang diharapkan. Namun, PT BNPP IP percaya bahwa Indonesia masih menawarkan alternatif yang lebih baik dibandingkan dengan negara lain pada umumnya termasuk dibandingkan dengan negara berkembang lainnya.
Walaupun tahun 2017 berpotensi dan penuh tantangan, PT BNPP IP percaya akan tren positif dan perkembangan pasar saham. Adi juga menambahkan, di tahun 2017, pihaknya akan fokus pada pertumbuhan pendapatan emiten (earnings growth) dan potensi peningkatan marjin emiten.
“Dengan asumsi tingkat imbal hasil obligasi 10 tahun di kisaran 7,5% hingga 8%, dengan tingkat pertumbuhan pendapatan perusahaan sebesar 13-14% di tahun 2017, berdasarkan perhitungan nilai wajarnya kami memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat tembus mencapai 5.900 hingga 6.000 di tahun ini.”