Bisnis di Indonesia akan menghadapi tantangan yang besar tahun depan. Ya, Indonesia akan dihadapkan pada perdagangan bebas ASEAN Economic Community (AEC 2015).
Tahun 2015 akan ditandai sebagai pasar yang baru, dengan berbagai kesempatan baru bagi perusahaan-perusahaan, termasuk di Indonesia. AEC akan mengubah ASEAN menjadi wilayah dengan pergerakan bebas pada tiap-tiap komoditi bisnis, termasuk barang dan jasa, investasi, tenaga terampil, hingga arus modal.
Indonesia, sebagai negara dengan jumlah UKM terbesar, juga memiliki keuntungan pada era ini. Tetapi pertanyaannya, apakah kita siap?
Megawaty Khie, Managing Director SAP Indonesia, memaparkan beberapa fakta bahwa kompleksitas masih menjadi permasalahan utama bagi bisnis di Indonesia maupun dunia.
Jumlah data yang semakin hari semakin besar, kira-kira akan mencapai 40 zetabytes pada tahun 2020, turut menambah permasalahan bagi pemimpin perusahaan untuk mengambil keputusan bisnis strategis.
Sedangkan, untuk menghadapi tumbuhnya kompleksitas, 72% investasi bisnis digunakan untuk menjaga sistem yang telah ada agar tetap berjalan.
Artinya, hanya 28% (dan sering kali di bawahnya) investasi digunakan untuk sesuatu yang baru, untuk berinovasi, untuk membuat kita lebih kompetitif, atau untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan.
Bagaimana menurut Anda, apakah bisnis di Indonesia siap menghadapi AEC 2014?
Editor: Sekar Ayu
[contextly_auto_sidebar id=”zESJBy1xFNh4g9OxzCxTstanPNaReGLp”]