
Sudah Siap Hadapi Serangan Komputasi Kuantum? Strategi Keamanan Pasca-Kuantum untuk Organisasi di Kawasan APAC
Marketing.co.id – Berita Digital | Dengan kemajuan pesat teknologi komputasi kuantum, dunia sedang memasuki era baru dalam keamanan siber. Negara-negara di kawasan Asia-Pasifik (APAC) kini dituntut untuk mengambil langkah strategis dalam menghadapi ancaman siber pasca-kuantum.
Komputasi kuantum bukan lagi sekadar teori atau impian ilmiah. Dalam beberapa tahun ke depan, teknologi ini diprediksi mampu memecahkan sistem enkripsi yang saat ini dianggap aman. Risiko “store-now, decrypt-later” menjadi perhatian serius. Data yang dicuri hari ini bisa dengan mudah didekripsi di masa depan ketika komputer kuantum telah berkembang sepenuhnya.
Baca Juga: Panduan Keamanan Siber untuk Dunia Pendidikan
Jepang menjadi salah satu negara APAC yang paling proaktif dalam menghadapi ancaman kuantum. Otoritas Jasa Keuangan Jepang (FSA) telah mengarahkan bank-bank domestik dan institusi keuangan untuk mengeksplorasi serta mulai menerapkan Kriptografi Tahan Kuantum atau Quantum-Resistant Cryptography (QRC).
Langkah ini bertujuan untuk melindungi data sensitif dari kemungkinan serangan komputer kuantum di masa depan — sebuah upaya yang tidak hanya penting secara nasional, tetapi juga menjadi referensi bagi negara-negara APAC lainnya.
Dari sisi internasional, National Institute of Standards and Technology (NIST) di Amerika Serikat telah merilis algoritma enkripsi pasca-kuantum resmi. Ini merupakan tonggak penting yang menandai dimulainya era baru dalam keamanan digital, sekaligus menjadi sinyal kuat bagi organisasi global bahwa mereka harus segera mengadopsi teknologi ini.
Baca Juga: Terlalu Fokus Pada Inovasi AI, C Level Lengah Hadapi Risiko Keamanan Siber
Menurut laporan dari McKinsey, pasar komunikasi kuantum diperkirakan akan mencapai US$14,9 miliar pada tahun 2035, dengan kriptografi pasca-kuantum menyumbang sekitar US$3,4 miliar. Meski tergolong teknologi baru, berbagai perpustakaan QRC sudah tersedia dan siap diimplementasikan dalam sistem produksi.
Bagi organisasi di sektor strategis seperti keuangan, kesehatan, dan pemerintahan, langkah untuk mengevaluasi dan mengintegrasikan solusi QRC harus dimulai sekarang. Keamanan pasca-kuantum tidak bisa ditunda.
Baca Juga: Tantangan dan Solusi Keamanan Siber Telekomunikasi di Era AI
Beberapa strategi yang bisa diterapkan perusahaan di antaranya adalah audit sistem keamanan saat ini dan identifikasi potensi kerentanan terhadap serangan kuantum; kembangkan roadmap adopsi QRC, dimulai dari sistem paling kritikal; berinvestasi dalam riset dan pelatihan SDM terkait keamanan pasca-kuantum; dan berkoordinasi dengan regulator dan mengikuti perkembangan standar internasional seperti NIST.
Komputasi kuantum akan merevolusi banyak aspek teknologi, termasuk cara kita menjaga keamanan data. Organisasi di APAC harus mengambil peran aktif dalam transisi ini dengan mengadopsi strategi keamanan pasca-kuantum secepat mungkin. Dengan bertindak sejak dini, perusahaan tidak hanya akan terlindungi dari risiko masa depan, tetapi juga memperkuat kepercayaan pelanggan di tengah lanskap digital yang terus berubah.