Strategi Polytron Menaklukan Dunia

Siapa bilang produk asli Indonesia tidak bisa mendunia. Dengan semangat pantang menyerahnya, Polytron kini mudah ditemui di banyak negara.

polytronApa yang terlintas dalam benak Anda ketika melihat dan mendengar merek Polytron? Bisa jadi yang terbayang adalah produk elektronik asal luar negeri. Padahal, Polytron merupakan merek asli Indonesia yang lahir di Kudus, Jawa Tengah.

Berawal dari bisnis ekspor kecil di Kudus, Polytron kini telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan elektronik terkemuka di Asia Tenggara, dengan spesialis pada media dan peralatan digital, semikonduktor, memori dan integrasi sistem.

Perjalanan bisnis Polytron yang berada di bawah bendera PT Hartono Istana Teknologi ini bukan tanpa kendala. Ketika pertama kali meluncurkan produk televisi, produk mereka tidak diterima dengan baik oleh pasar, alias gagal.

Pasalnya, saat itu produk televisi pertama Polytron berukuran sangat besar dan masih memerlukan kotak speaker, sehingga tidak menarik pembeli yang memang ingin kepraktisan. Hasilnya, produk televisi pertama Polytron tersebut ditolak toko-toko elektronik.

Namun, Polytron tidak menyerah. Kegagalan tersebut dijadikannya kesempatan untuk belajar. Sampai akhirnya produk-produk besutan Polytron bisa diterima masyarakat Indonesia dengan baik.

Santo Kadarusman, Public Relations & Marketing Event Manager PT Hartono Istana Teknologi
Santo Kadarusman, Public Relations & Marketing Event Manager PT Hartono Istana Teknologi.

Dalam perjalanannya, Polytron terus berkembang pesat sampai akhirnya memutuskan untuk berekspansi ke luar negeri. Santo Kadarusman, Public Relations & Marketing Event Manager, mengatakan bahwa sampai saat ini sudah ada 32 negara yang berhasil dimasuki produk Polytron. Kebanyakan produk yang diekspor adalah audio, video dan home appliances.

“Saat ini kami telah berada di 32 negara. Namun negara yang repeat order adalah India, Pakistan, Srilangka, Republik Dominika, Thaliand, Fhilipina, Vietnam, Myanmar, Bahrain, dan UEA,” kata Santo.

Santo mengakui produk dari ketiga pabrik yang dimiliki Polytron saat ini sebanyak 95% sudah diserap pasar domestik, sisanya adalah pasar ekspor. Namun ada pengecualian, jika keadaannya seperti sekarang (dolar naik) maka kapasitas ekspornya akan dinaikkan menjadi 10%.

Untuk memasarkan dan meningkatkan penjualannya di luar negeri, Polytron memanfaatkan website, media sosial dan database email pelanggan dari seluruh dunia. Selain itu, Polytron juga aktif mengikuti pameran tahunan yang ada di Las Vegas (Amerika), Dubai, Berlin dan Canton Fair (Tiongkok).

Tidak sampai di situ, Polytron juga melakukan kerja sama dengan salah satu produsen film berskala dunia yang sedang booming – Marvel Entertainment. Yang terbaru adalah kerja sama Polytron dengan salah satu klub sepak bola Liga Inggris, Everton untuk masuk ke pasar Eropa.

Bagi Santo, kegiatan sponsorship ini penting dilakukan Polytron. Hasilnya pun tidak mengecewakan, ada reaksi positif dari pasar. Namun yang pasti, nama Polytron semakin dikenal pasar internasional.

Memang intensitas kampanye yang dilakukan Polytron di pasar luar negeri tidak sebanyak di dalam negeri. Hal itu karena di luar negeri Polytron harus mengeluarkan uang lebih banyak karena sangat mahal.

Ke depannya, Polytron ingin terus memperluas jangkauan pasarnya. “Dari 10 negara yang repeat order kita juga ada permintaan dari negara tetangga seperti Papua Nugini, Timor Leste, dan beberapa negara di Amerika Latin,” tutup Santo.

Editor: Wahid FZ

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.