Strategi Layanan Prima di Tengah Pandemi Covid-19

Marketing.co.id – Industri pengendali hama memiliki peluang pasar yang besar di Indonesia. Hal ini terlihat dari pasarnya yang menunjukkan tren positif dari tahun ke tahun dan strategi layanan prima yang kian baik.

Menurut Denny Trismulyanto, senior Marketing Manager Rentokil Initial Indonesia, perkembangan pasar ini didasari oleh semakin baiknya pengetahuan masyarakat akan pentingnya mengendalikan hama secara profesional.

Denny Trismulyanto, senior Marketing Manager Rentokil Initial Indonesia

“Masyarakat memahami bahwa hama yang tidak dikendalikan bisa mengakibatkan kerugian finansial, turunnya reputasi, hilangnya kepercayaan konsumen sampai hilangnya nyawa karena penyakit yang dibawa atau ditularkan oleh hama,” jelas Denny.

Dengan tren pasar yang terus berkembang, persaingan bisnis pengendali hama di Indonesia juga cukup sengit. Berdasarkan keterangan Denny jumlah perusahaan pengendali hama yang terdaftar di Asosiasi Perusahaan Pengendali Hama Indonesia mencapai ratusan. Namun, kebanyakan dari mereka tidak memiliki kemampuan untuk menjangkau secara nasional. Karena itulah, Rentokil menjalankan strategi layanan prima untuk dapat memberi pelayanan terbaik bagi pelanggan yang berada di seluruh Indonesia.

Adapun Rentokil Indonesia saat ini telah memiliki 34 cabang tersebar di seluruh Indonesia dari Aceh sampai Papua dengan dukungan 4,500 karyawan dimana 2,800 di antaranya adalah teknisi lapangan. Selain itu, keunggulan Rentokil Indonesia dibanding kompetitornya adalah dukungan global dari kantor pusat di UK, seperti pelatihan, standard safety dan peralatan yang tentunya lebih terdepan.

Hingga kini sudah banyak inovasi Rentokil yang telah diperkenalkan kepada konsumen. Inovasi paling mutakhir adalah unit insect light trap yang menggunakan lampu LED. Produk ini menggunakan lampu LED yang konsumsi listriknya 60% lebih rendah dibandingkan dengan unit insect light trap lainnya, ditambah dengan desainnya yang futuristik sehingga konsumen bisa memasangnya di kafe, bar atau lobby hotel.

Digitalisasi operasional 

Perkembangan dunia digital yang begitu pesat mendorong Rentokil untuk beradaptasi dengan mendigitalisasi operasional dan report melalui PestConnect dan MyRentokil. PestConnect adalah digitalisasi pada proses operasional dengan menggunakan gadget yang dibawa oleh setiap teknisi dimana record tentang perkembangan hama di tempat customer sudah melalui gadget tersebut.

Penandatanganan bukti service pun sudah dapat melalui gadget tersebut dimana laporan kunjungan dan rangkuman kondisi hama ditempat customer bisa langsung dikirim begitu customer selesai menandatangani bukti kunjungan. PestConnect juga terintegrasi dengan MyRentokil yaitu  sistem pelaporan secara digital dimana customer dapat melihat tren hama, penanganan dan rekomendasi dapat dilihat setiap saat melalui komputer atau gadget customer dengan username dan password masing-masing seperti halnya menggunakan e-banking. Inovasi tersebut meminimalisir penggunaan kertas sehingga mendukung program environmental friendly dan saat ini dapat menghindari penyebaran virus corona yang mungkin terbawa melalui kertas

Bangun Brand Image Melalui Layanan Prima

Dengan keunggulan dan keunikan tersebut Rentokil Indonesia ingin tampil sebagai ahlinya pengendali hama secara profesional, dapat memberikan rekomendasi dengan baik kepada konsumen dengan teknisi atau petugas lapangan yang sudah terlatih dengan baik.

Tentu saja brand image tersebut akan melekat di benak konsumen dengan upaya yang maksimal. Rentokil Indonesia berupaya membangun brand image tersebut melalui utilisasi strategi layanan prima.

“Membangun brand dengan mengutamakan service prima kepada customer sehingga trust dari customer terhadap brand dapat terbentuk,” ujar Denny.

“Selain itu edukasi juga terus dilakukan secara berkelanjutan melalui berbagai channel komunikasi yang dimiliki seperti regular newsletter/electronic direct mail, media sosial, blog dan website content. Seminar dan workshop juga rutin diadakan untuk mengedukasi pasar,” lanjutnya.

Menurut Denny kendala utama yang dihadapi dalam bisnis pengendali hama adalah minimnya edukasi tentang dampak hama pada kesehatan, bisnis dan finansial sehingga awareness masyarakat Indonesia tentang hal ini masih cukup rendah jika dibandingkan dengan negara lain.

“Cara menghadapinya dengan selalu mengedepankan edukasi tentang hama untuk setiap komunikasi eksternal pada berbagai channel yang dimiliki,” ungkapnya.

Komunikasi melalui media digital menjadi begitu penting terutama dalam menghadapi masa Pandemi COVID-19. Semua bisnis merasakan dampak ekonomi dari pandemi ini, tak terkecuali bisnis pengendali hama. Namun begitu, edukasi dan layanan prima bagi pelanggan harus tetap berjalan.

“Kami fokus pada digital marketing seperti meningkatkan spend pada SEM, mengangkat topik tentang COVID-19 secara regular serta pencegahannya dengan menawarkan solusi yang dimiliki melalui content marketing di media sosial, newsletter dan electronic direct mail serta webinar,” jelas Denny.

Walaupun tidak ada aktivitas di lapangan, tetapi bisnisnya tetap memberikan edukasi kepada pelanggan tentang perlunya langkah pengendalian hama terlebih di saat seperti ini di mana restoran dan pabrik sebagai sumber makanan hama tutup sehingga berpotensi mendorong lonjakan hama di lapangan.

Selain itu Rentokil juga fokus membantu pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran virus SARS-CoV2 penyebab COVID-19 melalui solusi yang dimiliki seperti service disinfeksi dan solusi hand hygiene.

Marketing.co.id | Portal Berita Marketing dan Berita Bisnis

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.