Mendekatkan donatur lewat teknologi: strategi BAZNAS memanfaatkan AI untuk membangun hubungan emosional dan spiritual dengan donator
Marketing.co.id – Berita Marketing | Di tengah era digital yang kian kompetitif, lembaga filantropi tak bisa hanya mengandalkan pendekatan konvensional. Mereka dituntut untuk bersikap adaptif, agile, dan memahami perilaku donatur secara lebih mendalam. Di sinilah kecerdasan buatan (AI) hadir sebagai game changer, seperti yang dilakukan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).
Pimpinan Bidang Pengumpulan BAZNAS Rizaludin Kurniawan dalam acara CXtraordinary Evening di Jakarta beberapa waktu lalu mengatakan bahwa sebagai lembaga zakat nasional yang mengelola dana umat dalam skala besar, BAZNAS kini tak hanya bicara tentang pengumpulan dan penyaluran zakat, tetapi juga tentang bagaimana membangun keterhubungan emosional dan spiritual yang berkelanjutan. Berikut strategi Baznas memanfaatkan AI untuk membangun keterhubungan emosional dan spiritual dengan donator.
Menganalisis Donatur, Memahami Lebih Dalam
BAZNAS memanfaatkan AI untuk mengolah data donatur secara cerdas dan menyeluruh. Sistem mampu memetakan tanggal ulang tahun donator, pola dan preferensi donasi (program kemanusiaan, pendidikan, kesehatan, dll.), lokasi dan latar belakang sosial, serta riwayat kontribusi dan dampak sosial yang dihasilkan
Dari sinilah lahir pendekatan yang lebih personal. Donatur tidak lagi sekadar menyumbang, tetapi juga melihat secara jelas bagaimana kontribusinya berdampak nyata. Ini bukan hanya soal laporan, tapi membangun rasa kepemilikan terhadap misi sosial yang diusung.
Personalisasi yang Menyentuh Sisi Spiritual
Kelebihan AI bukan cuma dalam analitik data, tapi juga dalam memberikan pengalaman yang bersifat personal dan bahkan spiritual. Donatur BAZNAS bisa menerima ucapan ulang tahun beserta doa yang disesuaikan, pengingat waktu berzakat berdasarkan profil keuangan mereka, dan konten dakwah dan inspirasi yang sesuai minat dan gaya hidup
Tak sedikit donatur yang mengaku terharu saat menerima pesan doa dari BAZNAS. Bukan dari manusia, tapi dari sistem AI yang dirancang untuk tetap empatik. Di sinilah teknologi dan nilai-nilai keislaman berjalan beriringan.
Otomatisasi yang Tetap Hangat
Melalui integrasi chatbot berbasis NLP (Natural Language Processing), BAZNAS melayani pertanyaan donatur selama 24 jam, mulai dari cara berdonasi hingga konsultasi zakat. Menariknya, AI ini dilatih untuk tetap menjaga tone yang hangat dan responsif.
Alih-alih interaksi dingin seperti pada layanan pelanggan umumnya, chatbot BAZNAS mampu memberikan sapaan dengan nada spiritual dan menyentuh sisi kemanusiaan. Efisiensi tetap terjaga, namun nuansa personal tidak dikorbankan.
Inisiatif BAZNAS menjadi contoh bahwa adopsi AI tak melulu tentang efisiensi bisnis atau otomasi industri. Di tangan yang tepat, AI bisa menjadi alat untuk memperkuat empati, mendorong kepedulian sosial, dan menghadirkan pengalaman yang lebih bermakna. BAZNAS membuktikan bahwa ketika teknologi menyatu dengan nilai-nilai kemanusiaan dan spiritualitas, hasilnya bukan hanya lebih canggih tapi juga lebih menyentuh.