Sukses Mengajak Investor Asal Jepang dengan Persistensi

Ryan Gondokusomo, CEO Sribulancer
Ryan Gondokusomo, CEO Sribulancer

Selain tim dan performa, ternyata persistensi juga menjadi senjata pelengkap untuk menjaring kerja sama dengan investor. Seperti yang dilakukan oleh Sribulancer yang sukses menggaet investor asal Jepang.

Buat para pekerja lepas, situs Sribulancer mungkin sudah tak asing lagi sebagai tempat mencari pekerjaan sambilan. Ya, Sribulancer merupakan situs yang menghubungkan antara perusahaan atau individu yang mencari tenaga kerja dengan pencari kerja, baik yang sifatnya paruh waktu atau proyek (freelance) maupun tetap (full time).

Menurut Ryan Gondokusomo, CEO Sribulancer, perusahaannya hadir karena dua hal. Pertama, banyaknya tenaga kerja produktif di Indonesia yang tidak memiliki akses informasi mengenai pekerjaan yang sesuai dengan minatnya. Kedua, masih banyaknya perusahaan yang kesulitan dalam mencari tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Baca: Sribulancer: Konsep Baru Menjaring Tenaga Kerja

Sribulancer dilengkapi dengan fasilitas penyaringan untuk memastikan kualitas anggotanya yang mendaftar sebagai pencari kerja, seperti fasilitas review, chat room, dan sistem pembayaran yang dikelola langsung manajemen Sribulancer.

Beragam pekerjaan disediakan Sribulancer, mulai dari programming, multimedia dan desain, penulisan, hingga bisnis dan marketing. Ke depannya, Sribulancer juga akan mengembangkan jenis pekerjaan yang ditawarkan seperti legal, jasa teknisi dan kebersihan, pengiriman, pendidikan, event, hingga renovasi.

Jika dalam peluncurannya pada November lalu Sribulancer hanya memfasilitasi pencarian freelance, kini Sribulancer sudah mulai membuka lowongan kerja untuk rekrutmen full time. “Kami ingin selain menjadi marketplace service nomor satu, juga menjadi trendsetter atau sistem baru untuk rekrutmen. Kami ingin klien dapat mencari pekerja yang tepat dengan efektif, cepat dan akurat,” kata Ryan.

Saat peluncuran Sribulancer memiliki 6.000 freelancer, 500 klien dan 200 posting job. Saat ini pekerja yang terdaftar sudah mencapai hampir 10 ribuan orang, klien 1000 dan hampir 500 posting job.

“Paling penting bisa ciptain lapangan pekerjaan yang banyak. bagi mereka yang baru lulus dan tidak punya kerjaan bisa daftar ke Sribulancer,” kata Ryan lagi.

Berkembang dengan investasi

Perkembangan bisnis Sribulancer tak bisa lepas dari campur tangan investor. Dalam perjalanannya Ryan berhasil meyakinkan perusahaan asal Jepang, Infoteria, untuk menyalurkan uangnya ke Sribulancer.

Infoteria sendiri merupakan perusahaan publik yang membuat piranti lunak untuk segmen enterprise. Meski tidak mau menyebutkan berapa besaran investasinya, Ryan mengaku menggunakan uang tersebut untuk pengembangan produk, tim dan marketing.

Untuk mendekati investor, Ryan sangat aktif mendatangi event, atau rajin ngecek di media. Bagi Ryan networking itu penting untuk membuka peluang mendapatkan investor. Singkat cerita, Ryan berhasil meyakinkan perusahaan tersebut.

weibsite sribulancerInfoteria saat itu tertarik karena melihat populasi Indonesia yang begitu besar yang memungkinkan Sribulancer menargetkan pasar yang besar. Selain itu, di negaranya mungkin persaingan bisnis sejenis terlalu banyak sehingga pasarnya sudah jenuh. Namun, menurut pengakuan Ryan pertimbangan lain yang membuat mereka mau menyalurkan uangnya ke Sribulancer adalah karena tim, produk dan performa bisnisnya.

Perlu diketahui bahwa umumya investor hanya akan mempertimbangkan bisnis yang sudah berjalan. Hal itu wajar saja, karena uang yang digelontorkan investor tidaklah berbunga sehingga mereka tak ingin menganggung risiko terlalu besar dengan bisnis yang belum teruji di lapangan. Adapun bagi startup, uang dari investor adalah uang untuk pengembangan bisnisnya. Baca Juga: Ryan: Ciptakan Lapangan Kerja Sebanyak Mungkin

Persistensi senjata utama gaet investor

Bagi Ryan mendapatkan investor itu tidak mudah, kuncinya adalah persisten. Jangan mudah putus asa, tekun dan ulet dalam mempersiapkan segalanya dengan baik. Sebelum pitching kepada investor, terlebih dahulu siapkan presentasinya sebaik mungkin. Jadi kita tahu apa yang akan dibicarakan, dan konten yang disajikan adalah yang memang investor cari.

Ryan mengingatkan, sebelum membuat produk apapun, yang paling penting diperhatikan adalah market size-nya. Dari situ investor bakal melihat, apa yang akan kita buat atau tawarkan dan berapa besar peluangnya.

Selain market size, investor akan melihat produk yang ditawarkan apakah bagus dan sesuai dengan behavior pasar. Kemudian, investor akan melihat tim yang akan menjalankannya, biasanya founder-nya. Barulah setelah itu, investor akan melihat seperti apa performa startup di mana mereka akan berinvestasi.

Saat bernegosiasi menjadi bagian yang juga krusial. Ryan mengatakan agar penawaran yang diberikan kepada investor haruslah saling menguntungkan. Jangan pernah membohongi investor dengan angka karena reputasi itu penting. Selain persisten kita harus smart dan tahu segalanya, sehingga banyak-banyaklah belajar dan membaca.

Sampai akhir tahun ini Ryan berencana memperkuat tim hingga 25 orang. Hal itu lantaran Sribulancer menargetkan pertumbuhan bisnis hingga 500%, meningkatkan klien hingga 20 ribuan dengan posting job mencapai 10 ribuan.

Untuk mencapai targetnya tersebut Ryan akan melakukan beberapa rencana seperti kerja sama dengan blogger, main di Google Ads, Facebook Ands, serta partnership dengan perusahaan-perusahaan besar.

“Kami akan banyak melakukan online marketing, inbound marketing, dan blog. Seluruh aktivitas marketing akan kami lakukan di ranah online”, pungkas Ryan. (Cecep Supriadi)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.