Wednesday, October 15, 2025
HomeDIGITAL & TECHNOLOGYSetelah Gen AI, Kini Era Agentic AI Dimulai

Setelah Gen AI, Kini Era Agentic AI Dimulai

[Reading Time Estimation: 3 minutes]

Agentic AI menawarkan potensi besar untuk merevolusi bidang pemasaran. Dengan implementasi yang tepat, teknologi ini memperkaya pengalaman pelanggan dan memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan.

Marketing.co.id – Berita Digital | Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) terus berkembang pesat. Setelah Generative AI (Gen AI), tahun 2025 ini diprediksi akan memunculkan tren baru, yakni Agentic AI. Agentic AI diprediksi bisa mengubah cara bisnis beroperasi, termasuk di dalam bidang pemasaran, dengan menawarkan solusi yang lebih efisien dan personal.

Jensen Huang, CEO NVIDIA, dalam ajang Consumer Electronics Show (CES) 2025, memaparkan, teknologi AI telah berkembang dengan kecepatan yang luar biasa. Evolusinya berproses dalam empat tahap, yakni Perception AI, Generative AI, Agentic AI, dan Physical AI.

Berbeda dari Generative AI yang menghasilkan konten, baik berupa teks, gambar, ataupun video berdasarkan arahan manusia, Agentic AI bekerja secara proaktif dengan mengambil tindakan atau keputusan yang berdampak langsung di dunia nyata, serta mampu menjalankan tugas mandiri sebagai Agen AI.

Agentic AI dapat memahami, bernalar, merencanakan, dan mengambil keputusan mandiri berdasarkan analisis situasi, tanpa campur tangan manusia, dan bisa beradaptasi dengan pola kerja di berbagai lingkungan. Beroperasi secara otonom, berkomunikasi dalam bahasa alami, serta berkolaborasi dengan lancar, baik dengan manusia maupun Agen AI lainnya.

Konvergensi Agentic AI dengan Physical AI yang berinteraksi dengan dunia fisik, diyakini mampu mengubah lanskap ekonomi global secara mendasar. “Era Agentic AI telah tiba, mencakup ranah virtual dan fisik. Agen AI tersebut merupakan karyawan virtual yang dapat menyelesaikan berbagai pekerjaan. Di masa depan, departemen IT berpeluang menjadi pengelola ‘SDM Digital’ untuk memastikan para Agen AI berfungsi secara optimal,” ucap Jensen.

Tren Agentic AI di Indonesia

Di Indonesia, adopsi teknologi AI menunjukkan pertumbuhan yang signifikan seiring dengan naiknya kesadaran perusahaan-perusahaan di Tanah Air akan pentingnya AI dalam meningkatkan efisiensi dan daya saing. Alhasil, investasi dalam teknologi AI, termasuk pengembangan Agentic AI, menjadi prioritas untuk memenuhi kebutuhan pasar yang terus berkembang.

Salesforce, perusahaan bidang solusi AI dan CRM, baru-baru ini membagikan tren utama AI yang diperkirakan akan mengubah lanskap bisnis di Indonesia tahun 2025. Satu di antaranya yakni AI Otonom yang mengatur beberapa Agen AI yang berfungsi secara mandiri tanpa campur tangan manusia untuk berhasil menyelesaikan suatu tujuan.

“AI Otonom akan menjadi salah satu motor pertumbuhan utama bagi Indonesia pada 2025, dan diyakini dapat membantu bisnis meningkatkan skala operasional, mendorong produktivitas, dan menghadirkan pengalaman pelanggan yang lebih unggul,” ungkap Iman Muhammad, Country Leader Salesforce Indonesia.

Kini dengan Agen AI, pelaku bisnis dapat mengintegrasikan data dari berbagai sumber untuk membangun hubungan pelanggan yang lebih bernilai. Tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional, Agen AI juga menawarkan layanan pelanggan yang lebih berkualitas. Memanfaatkan data secara real-time, Agen AI mampu menyediakan dukungan kontekstual dan memberikan layanan yang lebih relevan sesuai kebutuhan pelanggan.

Selain itu, keberadaan Agen AI dapat membuat karyawan lebih fokus pada pekerjaan yang bernilai tinggi yang mendorong inovasi. Sinergi antara keahlian manusia dan AI diharapkan dapat menciptakan tenaga kerja yang lebih gesit dan inovatif. “Karyawan perlu mengembangkan keterampilan baru untuk mengoptimalkan teknologi ini,” ujar Iman.

Muncul Pemain Lokal

Dalam ekosistem AI Indonesia, muncul pemain lokal seperti HERA (Human Empathetic Robot Agent). Platform AI generasi baru, yang menawarkan solusi Agentic AI dengan kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap kebutuhan bisnis, menangani pertanyaan kompleks, menyelesaikan masalah secara efisien, dan memberikan interaksi yang dipersonalisasi.

Tidak seperti sistem AI tradisional, yang mengandalkan skrip yang telah ditentukan sebelumnya, Agen AI HERA dapat berinteraksi secara lebih alami, menawarkan respons mirip manusia yang disesuaikan dengan setiap situasi dan dirancang secara unik untuk memberikan layanan pelanggan berbasis empati.

“Kami berkomitmen menghadirkan pengalaman layanan pelanggan yang lebih efisien dan berempati. Agen AI HERA dirancang untuk menerapkan praktik terbaik yang diidentifikasi oleh analitik HEMA, guna memastikan layanan berkualitas tinggi yang konsisten,” kata Joel Djuwadi, Founder HERA.

HEMA merupakan sistem analitik terintegrasi contact center, jaminan kualitas analitik AI (quality assurance AI analytic) yang memantau kualitas layanan dalam berbagai dimensi seperti sentuhan manusia. Teknologi ini dikembangkan dengan empati, navigasi, dan akurasi respons, memberikan wawasan real-time untuk perbaikan berkelanjutan.

Keberadaan HERA menandakan bahwa Indonesia tidak hanya menjadi pasar bagi teknologi AI global, tetapi juga mulai membangun solusi berbasis AI yang sesuai dengan kebutuhan
domestik. Bahkan berpotensi menjadi salah satu inovasi unggulan yang dapat bersaing di tingkat dunia.

Moh. Agus Mahribi

RELATED ARTICLES

Most Popular