Sensus

Amerika Serikat pada Maret lalu baru saja mengumumkan hasil sensus tahun 2010. Jumlah penduduk negara tersebut setelah disensus berjumlah 308.745.538 dan menduduki urutan ketiga di atas Indonesia.

Makanya saya heran, betapa bodohnya Amerika Serikat jika tidak mengenal Indonesia, karena sejak dulu Indonesia tidak pernah jauh-jauh dari AS dalam hal populasi penduduk. Bahkan jumlah pengguna Facebook-nya pun ada di urutan kedua setelah Amerika Serikat.

Sensus penduduk AS ini menghabiskan USD 7 miliar dan melibatkan 635 ribu lebih pencacah. Biro sensus di AS berhasil menghemat biaya sensus sebanyak USD 4 miliar, dari dana yang dianggarkan. Luar biasa, sementara di negara ini bujet selalu dihabiskan, di sana pemerintah berupaya mencari cara untuk menghemat anggaran! Salah satunya adalah dengan mengganti metode dari door to door interview menjadi mailing.

Dari total surat yang disebar, 70% lebih mengembalikan surat dan sisanya baru dikejar oleh para pencacah. Selain itu, formulir sensus tersebut juga lebih sederhana, hanya berisi 10 pertanyaan dasar. Berbeda dengan sensus sebelumnya yang penuh dengan banyak pertanyaan. Itulah sebabnya, proses penginputannya pun lebih efisien sekalipun banyak yang takut ada data penting yang tidak ditanyakan.

Sensus penduduk Indonesia tahun 2010 pun bisa kita lihat di Biro Pusat Statistik (www.bps.go.id). Jumlah penduduk Indonesia yang dihitung sebanyak 237.641.326 dengan komposisi pria sedikit lebih banyak (119.630.913) dibandingkan wanita (118.010.413).

Sensus penduduk selalu penting bagi sebuah negara. Pemerintah bisa mengontrol penambahan dan pengurangan penduduk yang terjadi di negara tersebut. Bertumbuhnya penduduk akan selalu menjadi beban pemerintah selama kehidupan rakyatnya masih menjadi beban pemerintah.

Sensus juga sangat penting bagi para pebisnis. Para marketer termasuk pihak yang paling menunggu hasil sensus ini selain para politisi. Soalnya hasil sensus ini akan memberi gambaran soal potensi pasar yang menjadi target pasar si marketer. Banyak hal sebenarnya bisa diperbuat dari data sensus ini. Ketika Anda membuat kampanye nasional, Anda bisa melihat terlebih dahulu seberapa besar eksposur yang ditargetkan dari kampanye tersebut. Apakah laki-laki atau perempuan? Anak-anak (6-12 tahun)? Ataukah penduduk senior (di atas 50 tahun)?

Angka sensus juga bisa membantu dalam membangun Geograhic Information System (GIS) sehingga kita bisa mengetahui seberapa besar penetrasi produk kita dibandingkan total populasi di satu daerah. Dengan bantuan Google Map dan data sensus, kita bisa menggabungkannya menjadi data yang teramat dahsyat.

Angka sensus juga akan membantu dalam menetapkan sampling frame. Dalam survei, biasanya pengambilan sampel secara random akan dikontrol berdasarkan populasi di daerah tersebut. Jika di sebuah daerah populasi anak berumur 6-12 tahun ada sebanyak 25% dari total populasi di daerah tersebut, maka pada saat mengambil sampling, jumlah orang dengan kriteria itu baiknya mendekati populasi tersebut.

Sayangnya sensus memang terbatas pada urusan demografis saja. Kalau saja pada saat sensus juga dimasukkan pertanyaan soal lifestyle, sudah pasti data sensus akan semakin dahsyat lagi buat para pemasar.

Para marketer di Indonesia sendiri suka kurang begitu memerhatikan data sensus. Selain dianggap terlalu global, datanya—katanya—sulit diperoleh, harus ke kantor Biro Pusat Statistik. Padahal BPS sudah punya situs di mana kita bisa lihat jumlah penduduk sampai ke tingkat kabupaten. Lumayanlah, sudah jauh lebih baik dari beberapa tahun sebelumnya. Dulu kita harus datang ke BPS dan mengkompilasi informasi dari berbagai buku untuk mendapatkan data. Thanks to internet! Kita sudah bisa mendapatkan data dengan cepat tanpa harus datang ke BPS. Memang masih kalah dengan BPS-nya AS karena situs mereka sudah interaktif. Kita bisa mengklik di satu area di peta Amerika Serikat, dan dari situ kita bisa mengetahui jumlah penduduk di area tersebut.

Rasanya, bukan kecanggihan yang penting bagi kita, namun penggunaan data tersebut bagi strategi marketing kita. Selamat membayangkan besarnya potensi revenue Anda setelah memandangi angka-angka sensus! (www.marketing.co.id)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.