Komitmen Senayan City menggarap celah fashion sebagai positioning dirinya ternyata membawa dampak positif. Bukan hanya awareness dan profit yang didapat, strategi ini pun mampu meredam gempuran mal-mal pendahulunya.
Bukan rahasia lagi, positioning bagi sebuah brand merupakan dasar yang memiliki fungsi vital. Disadari atau tidak, positioning di segala lini bisnis tidak hanya sebatas upaya merancang image dan penawaran perusahaan untuk mendapatkan posisi unik dari target konsumen. Tetapi, hal itu juga merupakan kunci kemenangan dalam persaingan.
Demikian halnya dengan persaingan di industri properti berupa pusat perbelanjaan di Kota Jakarta. Meski daya beli masyarakat terus naik seiring bertambahnya kelas menengah, 173 mal yang saling berdampingan di Ibukota membuat persaingan antar pengembang makin sengit. Bila tak pintar-pintar memikat pengunjung tentunya dulangan profit tak akan mampu diraih.
Hal ini disadari betul oleh Senayan City (Sency). Sesuai dengan namanya, mal yang resmi berdiri pada Januari 2006 ini mengambil lokasi yang sangat kompetitif, yakni daerah Senayan. Beberapa mal kelas premium maupun reguler sudah hadir terlebih dahulu seperti Grand Indonesia, Plaza Senayan, Plaza Indonesia, dan FX.
Oleh sebab itu, Marketing Director Senayan City Veri Y. Setiady merasa perlu memiliki penekanan pada hal tertentu untuk membuat malnya berbeda dari kompetitor pendahulu. Maka dipilihlah konsep lifestyle sebagai highlight dari Sency. Usungan konsep lifestyle ini diakui Very memang telah dirumuskan sejak awal konsep Sency dibangun. Ini dilakukan untuk menyesuaikan dengan segmen market yang disasar, yakni konsumen menengah dan premium (A+, A, dan B+). Selain itu, cakupan area yang dibidik oleh Sency juga bukan skala neighborhood shopping center, melainkan regional di wilayah Asia.
“Melihat lokasi, properti ini sangat strategis untuk masuk di segmen itu. Jadi, kami mencoba menghadirkan pusat perbelanjaan yang memenuhi kebutuhan masyarakat urban premium,” ujar Very saat disambangi di kantornya.
Komitmen mal yang berada di bawah naungan Agung Podomoro Land ini terhadap fashion terlihat dari besarnya jumlah tenant fashion yang mencapai angka 20% dari total 300 tenant lebih. Sementara 18% lagi berupa tenant food and beverages, serta sisanya diisi oleh tenant kebutuhan lain (hobi, elektronik, kids, kosmetik, dan sebagainya). Deretan tenant fashion tersebut merupakan high-end brand seperti Debenhams, Mango, Massimo Dutti, Banana Republic, Alleira, Burberry.
“Potensi lifestyle di Indonesia terutama Kota Jakarta sangat besar, Senayan City mempunyai brand image yang kuat sekali. Bahkan ada beberapa anggapan kalau mereka belanja di Senayan City pride-nya berbeda ketimbang belanja di tempat lain,” ungkap Very.
Event Fashion Akbar Tahunan
Tercatat dua perhelatan fashion, yakni Senayan City Fashion Nation dan Jakarta Fashion Week (JFW) yang masuk dalam agenda tahunan Sency, selain beragam pameran kecantikan, furnitur, dan otomotif. Baik Fashion Nation maupun JFW secara rutin dilakukan Sency hingga masuk ke penyelenggaraan yang ke-8 di tahun 2014.
“Dari penyelenggaraannya jelas efek positif yang didapat sangat besar. Efek tersebut bukan hanya dari jumlah pengunjung yang bertambah, event fashion pada dasarnya memiliki gaung yang lebih besar karena mampu melibatkan dan memberi dampak kepada banyak pihak. Selama delapan tahun kami konsisten dengan Fashion Nation ini. Kalau dulu di tahun pertama baru kami pionirnya, sekarang semakin lama mal lain pun ikut mengusung label fashion,” tuturnya.
Fashion Nation menyuguhkan beragam busana karya para perancang kenamaan seperti Denny Wirawan, Sapto Djojokartiko. Khusus pada Fashion Nation tahun ini (27 Maret–6 April 2014) di Main Atrium Senayan City, tema yang diangkat adalah “Infinite Style”.
Tiga nama perancang mancanegara yakni Patrick Owen—perancang yang busananya dikenakan beberapa selebriti di ajang Golden Globe Award 2014—Jhoe Chia dari Malaysia, Rayson Tan dari Singapura, ikut meramaikan panggung Runway Hits di Fashion Nation. Tujuannya simpel, yaitu membawa pamor Fashion Nation dari Sency di kancah Asia.
“Pada tahun ini kami menampilkan gelaran yang spesial, yang kami rancang lebih lama waktu pelaksanaannya (11 hari) dan lebih berwarna tampilannya. Fashion Nation tahun ini pertama kalinya kami mengusung tema ‘Hijab’ pada hari kedua untuk memanjakan para pengunjung setia Senayan City,” lanjut Very.
Ia menambahkan, Fashion Nation ke-8 ini juga menampilkan instalasi ultra modern fashion spread dari Harper’s Bazaar serta potret perjalanan Senayan City Fashion Nation sejak tahun 2007 hingga 2014. Sementara untuk event JFW yang digelar pada tengah tahun, Sency menggandeng Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI) dalam pelaksanaannya. Baik Fashion Nation maupun JFW, keduanya sama-sama memberi porsi bagi desainer lokal pemula untuk tampil.
“Di setiap event fashion Sency, hasil rancangan desainer lokal selalu dipamerkan di opening dan closing acara. Mal ini adalah tempat publik, semua orang bisa melihat. Semua orang bisa menginspirasi dan terinspirasi lewat karya yang ditampilkan. Tentu saja harapan saya ke depannya adalah event fashion ini bisa membuka kesempatan bagi desainer lokal skala yang lebih besar (internasional),” pungkasnya.
Foto: Lilyanti