SEED Gunakan Blockchain Untuk Bisnis Ramah Lingkungan

Jakarta, 17 Agustus 2018-Pemanasan global (​global warming​) menuntut semua kalangan untuk terlibat aktif mengatasinya. Eco Energy Group SEED (Sino Eco Energy Development) mengajak semua kalangan berperan dalam bisnis ramah lingkungan. Perusahaan yang bermarkas di Singapura ini fokus pada produk energi ramah lingkungan, seperti tenaga surya, tenaga angin, pembangkit listrik tenaga air kecil, penghijauan, pengembangan sumber daya makanan, serta project ​Waste to Energy​(WTE).

Sebenarnya tidak mudah untuk terlibat dalam bisnis ramah lingkungan, karena dibutuhkan pengetahuan spesialis, izin yang kompleks, dan investasi skala besar. Namun, melalui teknologi blockchain, SEED mengembangkan platform ​crowdfunding untuk memudahkan investor individu atau institusi di seluruh dunia berpartisipasi dalam bisnis pasar karbon. Melewati konsep simpel dari ​cryptocurrency ​sebelumnya, SEED menciptakan platform yang mengintegrasikan ekonomi riil  dengan model penjualan pendapatan.

Young-geun Shin, CO-CEO SEED mengatakan, siapapun bisa menyelamatkan bumi melalui perhitungan ramah lingkungan untuk mengurangi emisi karbon. Namun, jika tidak mendapat keuntungan finansial mereka tidak akan peduli.  “SEED melalui ​reward​ nya yang sesuai dan platform bisnis yang menjamin keuntungan, memandu banyak orang untuk berpartisipasi dalam tindakan ramah lingkungan,” jelas Shin dalam siaran pers.

Young-geun Shin, CO-CEO SEED

Lebih jauh dia mengatakan, individu maupun organisasi bisa berinvestasi dalam bisnis SEED. Bisnis tersebut terkait dengan dengan pengurangan emisi, energi hijau, dan CDM (Clean Development Mechanism) bersertifikat, dengan berpartisipasi dalam “​Farming​”. Mereka bisa mendapatkan pengembalian tetap dalam investasi yang bisa dicairkan di bursa, tergantung project yang diambil.

Project Farming SEED perdana yakni SEED Blockchain Center, bangunan landmark 55 lantai di atas lahan 16.600 meter persegi. Gedung yang berlokasi di kawasan Sudirman, Jakarta ini akan berfungsi sebagai kantor pusat SEED di Indonesia. Bangunan tersebut merupakan kompleks besar yang terdiri dari banyak kantor, pusat perbelanjaan, tempat tinggal, serta hotel dengan total investasi sebesar 700 juta Dolar. Pembangunan akan dimulai pada 2019 dan akan rampung pada 2023.

Belum lama ini SEED juga dipercaya untuk mengintegrasikan teknologi blockchain ​dengan Smart City baru di Myanmar, Mandalay. Mandalay akan dirancang sebagai kota penghubung dengan transportasi regional dan internasional yang akan menjadi pusat ekonomi dan budaya. Di Mandalay, SEED rencananya akan membangun resort, hotel, ​theme park​, game center, dan kereta berkecepatan tinggi untuk mengubah Mandalay menjadi kota finansial internasional seperti Singapura. Proyek ini sudah mendapat restu dari pemerintah Myanmar.

“Individu pun bisa berpartisipasi dalam project energi terbarukan di lokasi yang diinginkan melalui platform SEED. Tidak seperti sebelumnya, dimana profit didistribusikan setelah institusi mengumpulkan investasi dan profit, sekarang Anda bisa berpartisipasi secara langsung dan menerima profit besar sebagai return dari berpartisipasi pada project SEED. Ini adalah visi SEED agar individu bisa berpartisipasi, walau dalam jumlah kecil pada project berskala besar, agar bisa membuat dampak pada perubahan iklim, papar Shin.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.