Melanjutkan tren minuman teh susu mutiara, beberapa pemain masih sibuk wara-wiri di pasar bubble tea Tanah Air. KOI Thé salah satunya. Terus bergerak ekspansif, jaringan kedai minuman teh susu mutiara (bubble tea) asal Taiwan ini meresmikan gerainya yang ke-32 pada 28 November 2018.
Gerai terbaru KOI Thé mengambil tempat di lantai dasar Mall of Indonesia (MOI). Seperti gerai-gerain lainnya, KOI Thé yang berlokasi di kawasan Utara Jakarta ini bergaya industrial, dengan konsep simple minimalist; tak terlalu banyak ornamen, tapi tetap enak dilihat. Ditemani nuansa warna hitam dan cokelat, para pengunjung dapat sekadar menikmati segelas teh atau kopi, bertemu teman, rekan kerja serta klien, ataupun bekerja dengan nyaman.
Gerai ini merupakan yang keempat di kawasan Kelapa Gading. Menurut Alvin Gunavanta, Marketing Supervisor PT KOI Cafe Indonesia, Kelapa Gading merupakan salah satu area yang “konsumtif”. Dua gerai KOI di Mal Kelapa Gading dan satu di Mal Artha Gading pun terbilang ramai dan stabil. “Market (Kelapa) Gading adalah market yang bagus. KOI dapat offer dari MOI yang baru saja ganti konsep dan melakukan renovasi dengan tenant-tenant baru yang masuk dan pembukaan area baru. KOI mendapat tawaran lokasi yang lumayan strategis, di ground floor, dekat dengan main entrance, selain itu banyak residence juga, apartemen, dan office,” katanya tentang pemilihan lokasi gerai terbaru KOI Thé.
Penentuan lokasi memang menjadi perhatian bagi KOI. Alvin yang ditemui saat pembukaan gerai KOI Thé di Mall of Indonesia menjelaskan, sebelum membuka gerai terlebih dulu dilakukan market analysis. Mal yang ramai pengunjung akan jadi pilihan. Kemudian digelar riset tentang berapa banyak orang yang lewat di lokasi yang bakal dipakai, juga bagaimana crowd di sekitar lokasi tersebut.
Selain lokasi strategis yang dapat menarik banyak pengunjung, bahan baku produk yang fresh pun jadi keunggulan KOI. Untuk menghasilkan kualitas rasa yang sama di seluruh gerainya, setiap cup dibuat dengan takaran dan konsistensi yang selalu terjaga. Soal bahan baku, terdapat standar maximum best consume yang diberlakukan di tiap gerai. Bahan baku yang telah melewati masa berlaku untuk dikonsumsi akan diganti dengan yang baru. Semua itu dilakukan agar konsumen selalu mendapat best product—dengan harga yang terjangkau (Rp14.000–Rp40.000 per cup).
Melihat perkembangan bisnisnya di Indonesia, KOI yang saat ini sudah ada di sembilan kota di Indonesia akan terus mengembangkan sayap. Setelah berfokus di Jawa dan Bali selama 2018, mulai tahun depan KOI Thé akan masuk ke Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan. Dimulai dari pembukaan dua gerai di Medan pada Desember mendatang dan satu gerai lagi di awal 2019, dilanjutkan dengan Makassar dan Banjarmasin pada kuartal I-2019. “Targetnya, tahun depan akan ada 70–80 gerai dari 35 gerai yang telah berdiri sampai akhir 2018,” ungkap Alvin.