Sarasehan Desa sebagai Pilar Ketahanan Pangan Nasional

Sumber gambar: http://cdn2.tstatic.net/jateng/foto/bank/images/kenduri-budaya-kendal.jpg

Marketing – TIdak bisa dipungkiri, menjelang pemilu terjadi ketegangan politik yang diwarnai maraknya ujaran kebencian. Perbedaan pilihan seolah digiring menjadi rasa saling curiga dan amarah, bahkan ke arah tindakan yang bisa merusak tali silaturahmi, kekeluargaan, dan persatuan kebangsaan. Rasa persaudaraan sekonyong-konyong rusak karena primordialisme kelompok dan sentimen perbedaan yang dipertajam.

Kondisi inilah yang menggerakkan masyarakat Desa Magersari, Patebon, Kendal, Jawa Tengah, bersama Sosiolog UGM, Dr. Arie Sudjito, menggelar doa Kenduri Nusantara. Kenduri ini dimaksudkan sebagai umbul donga, memanjatkan doa bersama demi keselamatan negeri serta menyukseskan penyelenggaraan pemilu untuk memilih pemimpin terbaik, untuk mewujudkan Indonesia Maju dan Indonesia Sejahtera. Kenduri Nusantara di Kendal ini dilaksanakan pada Kamis, 14 Maret 2019.

Dalam acara tersebut Arie Sudjito menyatakan, selain berfungsi sebagai acara mengucapkan syukur dan memohon doa kepada Tuhan, kenduri budaya dapat membangun kerukunan antar masyarakat. Selain itu, kenduri budaya ini juga menjadi simbol kebulatan tekad warga untuk menjadikan desa menjadi lumbung pangan. Terlebih saat ini sudah ada dana desa sebagai amanah UU Desa dan menjadi implementasi Program Nawacita yang dapat dimanfaatkan untuk peningkatan pangan di desa.

Kepala Desa Magersari Muhyidin juga menyatakan bahwa masyarakat di desanya masih memegang dan merawat kesenian, budaya dan tradisi daerahnya, baik di kehidupan keseharian dan terlebih lagi dalam aktivitas bercocok tanam. Di desanya, kegiatan pertanian tidak lepas dari praktik budaya keseharian masyarakat.

 “Melalui diiskusi dan kenduri ini kami semakin memahami cara menyusun sebuah ketahanan pangan di desa tanpa harus meninggalkan tradisi dan budaya, merawat keutuhan masyarakat dalam semangat Bhineka Tunggal Ika, sekaligus melakukan kontrol sosial atas penyimpangan dari cita-cita bangsa Indonesia,” ujar Muhyidin.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.