Saatnya Layanan Kartu Kredit di Indonesia Bertumpu pada Teknologi AI yang Tepat

[Reading Time Estimation: 3 minutes]
Herrias Yusmawan, Director & Country Manager 1datapipe Indonesia

Marketing.co.id – Berita Financial Services | Dalam beberapa tahun terakhir, kita melihat pertumbuhan pesat pada metode pembayaran alternatif seperti Buy Now, Pay Later (BNPL) atau Beli Sekarang Bayar Nanti.

Namun di Indonesia, kartu kredit terus memberikan peluang besar bagi penyedia jasa keuangan. Bank Indonesia mencatat` transaksi kartu kredit pada tahun 2023 mencapai total 37,92 triliun rupiah, dengan volume transaksi melebihi 36 juta, meskipun penetrasi kartu kredit hanya sebesar 5%. Sebagai perbandingan, Thailand dan Malaysia masing-masing berada pada 35% dan 30%.

Bagi negara-negara dengan populasi tinggi seperti Indonesia, adopsi kartu kredit yang moderat sekalipun mencerminkan jangkauan pasar yang besar. Kartu kredit menawarkan keuntungan yang berbeda seperti batas kredit yang lebih tinggi, hadiah yang besar, serta dukungan dari lembaga keuangan yang sudah mapan, kelebihan yang sering kali sulit ditandingi layanan BNPL.

Namun, bukan hanya faktor konsumen yang mendorong tren ini. Sektor publik secara aktif memperkuat sistem pembayaran domestik, dengan upaya keras pemerintah untuk membangun jaringan kartu nasional. Hal ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada raksasa global seperti Visa dan Mastercard, sehingga meningkatkan kemandirian finansial dan memacu kompetisi, inovasi, dan pengurangan biaya.

Tantangan dan Peluang

Meski menjanjikan, pasar kartu kredit di Indonesia menghadapi tantangan besar. Pembangunan infrastruktur, terutama pembangunan terminal point-of-sale (POS), harus ditingkatkan secara nyata untuk melayani 273,8 juta jiwa. Menurut Global Data, pada tahun 2023, hanya  terdapat 7264 terminal POS per satu juta orang, tertinggal dari negara tetangga. Mengatasi tantangan ini sangat penting namun mahal, terutama bagi usaha kecil.

Terlebih lagi, sebagian besar masyarakat pedesaan masih lebih memilih transaksi secara tunai. Menurut data terbaru, sebanyak 76% transaksi moneter di daerah pedesaan berupa transaksi tunai. Hal ini disebabkan kurangnya infrastruktur dan rendahnya literasi keuangan, di mana tingkat literasi keuangan di pedesaan berada di bawah 50%. Mengatasi permasalahan ini sangatlah penting bagi pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia yang berkelanjutan.

Menemui Pelanggan di Manapun Mereka Berada

Tantangan-tantangan ini terkait dengan seberapa baik penyedia jasa keuangan memahami calon pelanggannya. Hal ini lebih dari sekadar mengadopsi teknologi baru. Meskipun penggabungan teknologi AI dan machine learning dapat mengubah layanana menjadi lebih aman, nyaman, dan terintegrasi, hal tersebut bergantung pada model yang memberikan wawasan yang mendalam terkait perjalanan pelanggan secara menyeluruh.

Teknologi analitik berbasis AI untuk penilaian risiko dan perilaku mencakup beberapa aspek penting. Pertama, identitas yang aman dan fraud score digunakan untuk mendeteksi potensi penipuan dan menangani risiko seperti identitas palsu dan pengambilalihan akun dengan memeriksa jejak digital.

Kedua, skor stabilitas pendapatan memberikan evaluasi akurat terhadap keandalan pendapatan pelanggan, penting untuk persetujuan pinjaman, penerbitan kartu kredit, dan penjaminan asuransi, dengan mencermati atribut pendapatan seperti konsistensi dan tren.

Ketiga, skor kepercayaan inklusi keuangan menilai potensi masyarakat yang kurang terlayani layanan perbankan dengan model AI untuk menganalisis perilaku pembayaran dari data konvensional dan non-konvensional. Terakhir, skor geo lifestyle memanfaatkan data geografis dan perilaku dari perangkat seluler untuk mempersonalisasi tawaran kredit, menganalisis perilaku pelanggan, dan memprediksi tren gaya hidup mendatang.

Di negara seperti Indonesia, lembaga keuangan mungkin merasa harus menjaga keamanan dan inklusi keuangan, yang berpotensi kehilangan keuntungan. Namun, dengan pandangan yang jelas dan komprehensif, dilema ini dapat berkurang secara signifikan, sehingga penyedia layanan dapat mengambil keputusan yang tepat dengan teknologi AI, sehingga memastikan layanan keuangan yang aman, berwawasan, dan inklusif.

Artikel ini dikirim dan ditulis oleh Herrias Yusmawan, Director & Country Manager 1datapipe Indonesia.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here