Marketing.co.id – Berita Digital | PT Kredit Utama Fintech Indonesia (RupiahCepat) menggelar acara pra-ulang tahun ke-7, “Pre-Event RC 7th Anniversary: Navigating the Future of Digital Finance Beyond Lending,” untuk membahas masa depan keuangan digital di Indonesia, khususnya di luar layanan pinjaman daring.
Acara ini dihadiri oleh perwakilan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), dan para pemangku kepentingan lainnya.
Direktur RupiahCepat, Anna Maria Chosani, menekankan komitmen perusahaan untuk mendorong inovasi keuangan digital yang inklusif dan bertanggung jawab. Selama tujuh tahun terakhir, RupiahCepat telah bertransformasi menjadi lebih dari sekadar platform pinjaman daring.
“Kami terus berinovasi untuk menghadirkan layanan keuangan digital yang aman, transparan, dan memberdayakan masyarakat,” imbuh dia.
Anna juga menyoroti pentingnya sinergi antara regulator, industri, dan media dalam membangun persepsi positif terhadap fintech lending. “Kami percaya bahwa edukasi dan komunikasi yang baik sangat berperan dalam membangun kepercayaan masyarakat,” katanya.
Perwakilan OJK, Naomi Triyuliani, menyoroti perkembangan pesat industri pinjaman daring dan pentingnya peningkatan literasi keuangan. Saat ini, terdapat 97 platform pinjaman daring yang berizin dan diawasi oleh OJK.
“Kami terus mengedukasi masyarakat untuk selalu memeriksa legalitas platform yang digunakan. Selain itu, OJK menargetkan edukasi keuangan ke 50 juta masyarakat Indonesia melalui Gerakan Nasional Cerdaskan Keuangan (GENCARKAN),” papar Naomi.
Gledys Sinaga, perwakilan AFPI menambahkan, AFPI pun menginisiasi rebranding fintech lending dengan istilah “Pindar” (Pinjaman Daring) untuk menghilangkan konotasi negatif yang selama ini melekat pada istilah “pinjol”. Adopsi istilah ‘Pindar’ adalah langkah awal untuk memperjelas perbedaan antara fintech legal dan ilegal. “Kami ingin menegaskan bahwa fintech P2P lending bukanlah ‘pinjol’,” ujar Gledys
Untuk itu, RupiahCepat telah menggelar berbagai program edukasi untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat. Aulia Maghfiroh, PR Specialist RupiahCepat menegaskan, “Kami ingin memastikan bahwa masyarakat mendapatkan informasi yang benar dan akurat mengenai layanan fintech lending. Ke depan, kami akan terus menggandeng berbagai pihak dalam menghadirkan program literasi, edukasi, dan inklusi yang lebih luas.”
RupiahCepat, yang dikenal dengan layanan pinjaman daring yang cepat, aman, dan transparan, terus berupaya untuk membangun ekosistem ekonomi yang baik dan akses finansial yang inklusif di Indonesia.