Rumus Sukses Jadi Pengusaha Muda

[Reading Time Estimation: 2 minutes]

pengusaha mudaMenjadi pengusaha muda memang tidak mudah, pasalnya anak muda belum memiliki banyak pengalaman. Tak hanya itu, sifatnya yang masih belum stabil membuat mereka suka nggak yakin terhadap keputusan yang hendak diambilnya.

Sulit memang, namun bukan berarti anak muda tidak bisa sukses menjadi seorang pengusaha. Buktinya, tak sedikit kok pengusaha muda yang berhasil. Jika Anda pernah mendengar nama Maicih, Facebook, Kebab Baba Rafi, semuanya dirintis oleh mereka yang masih terbilang muda. Hasilnya, sukses. Apa rahasianya?

Langkah pertama adalah menemukan produk atau ide. Gali ide produk apa yang akan Anda buat, tentunya harus sesuai dengan apa yang Anda sukai.

“Terkesan klasik sih, tapi itu benar. Jika Anda menjalankan apa yang nggak disukai, hasilnya nggak akan maksimal,” kata Hanifa Ambadar, CEO dan co-founder FemaleDaily.com.

“Saya membuka bisnis kebab karena sejak kecil – waktu di Turki – saya suka sekali dengan kebab. Karena di sini (Surabaya, Indonesia) belum ada, jadi kenapa nggak nyoba buka bisnis kebab kecil-kecilan,” tambah Hendy Setiono, Founder sekaligus Presiden Direktur Baba Rafi Enterprise.

Selain suka, Anda juga harus belajar dari beberapa produk yang telah ada. Apa kekurangan serta kelebihannya, pelajari semua itu secara detail untuk dijadikan senjata bisnis Anda.

Setelah ketemu akar permasalahannya, aplikasikan hal tersebut ke dalam produk Anda. Sebagai contoh adalah keripik pedas Maicih. Sang pemilik tahu, banyak yang suka keripik pedas. Hanya saja, tampilan keripik pedas keluaran warung kurang menarik.

Akhirnya, kemasan pun diubah. Packaging dibuat semenarik mungkin dan diberikan label merek. Tak hanya itu, klasifikasi pedas pun dibuat untuk menarik perhatian publik yang doyan makanan pedas. Hasilnya, Maicih pun jadi merek keripik pedas premium.

Langkah selanjutnya yang harus Anda lakukan adalah membuat prototype produk. Prototype ini kemudian disebarkan ke beberapa konsumen yang sesuai dengan target pasar Anda. Sebagai contoh adalah Facebook. Awalnya, Mark Zuckerberg hanya meluncurkan Facebook untuk mahasiswa Harvard University. Setelah melihat potensi pasarnya, ia pun melakukan ekspansi ke wilayah lain.

Maicih pun demikian, si pemilik hanya menawarkan keripik pedas besutannya kepada teman-teman terdekat. Setelah melihat respon yang baik, barulah Maicih dipasarkan dengan lebih massal via media sosial.

Menawarkan produk yang baik memang sangat penting bagi sebuah bisnis, tapi jika tidak sesuai dengan selera dan keinginan pasar, semua itu akan percuma. Perlu Anda perhatikan, tiap orang memiliki selera yang berbeda-beda, tapi setidaknya, berusahalah untuk mendekati selera calon konsumen Anda.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here