Rumput, Keringat dan Uang di World Cup 2014 !

world cup brazil
photo courtesy of FIFA.com

Sihir bola memang mampu memukau siapa saja. Dari anak-anak hingga orang dewasa, buruh sampai direktur, rakyat jelata sampai presiden, banyak yang rela meluangkan waktunya menonton tim kesayangannya.

Even Piala Dunia 2014 ( World Cup 2014 ) yang digelar di Brazil, bakal menambah jam nongkrong orang-orang di depan kotak kaca demi mendukung jagonya.

Keriuhan even olahraga ini  memang menarik untuk dicermati. Dan di mata brand, hal ini merupakan peluang untuk berjualan memanfaatkan musim pertandingan tersebut.

Tak ada yang tak bisa dijual. Mulai dari pinggir lapangan rumput hingga ke tengahnya. Lihat saja papan iklan berjejer-jejer. Brand tak segan bayar lebih demi bisa menempatkan namanya di situ.

Demikian juga di badan pemain. Mulai dari kaos, di bagian depan terpampang brand sponsor. Dan sepatunya juga dari merek tertentu yang biasanya adalah model keluaran terbaru pabrikan yang bersangkutan. Belom lagi slot iklan di acara siaran langsung televisi.

Brand tentu berharap dapat mengeruk keuntungan besar untuk dapat mengisi pundi-pundi uangnya. Tak heran tingkat persaingan untuk mejadi sponsor di even ini bisa berlangsung sengit.

Kebijakan FIFA mengenai sponsorship

Seusai FIFA World Cupâ„¢ 2006 yang lampau, ada strategi komersial baru untuk menguangkan even ini, dengan membuat struktur 3 lapis. Lapis primer terdiri FIFA Partners, lapis sekunder FIFA World Cup Sponsors, dan lapis tersier adalah National Supporters untuk masing-masing even FIFA.

fifa sponsor
courtesy of FIFA.com

Ada 6 brand di posisi lapis primer yang menjadi Partner FIFA, yaitu Adidas, Coca cola, Kia, Emirates, Sony dan Visa. Keenam mitra inilah yang punya ikatan tertinggi dengan FIFA dan semua even FIFA mulai dari akar rumput hingga tingkat Piala Dunia. Mereka memainkan peran yang lebih luas untuk mendukung perkembangan sepak bola di seluruh belahan dunia. Hal ini memungkinkan bagi FIFA dan mitranya tersebut untuk membentuk ikatan yang akan memberi nilai tambah bagi keduanya. FIFA jadi punya dukungan dana untuk pengembangan, sedangkan brand bisa menumpang pemasaran di setiap evennya.

Sedangkan lapis sekunder yang disebut FIFA World Cup Sponsors punya hak atas even FIFA Confederations Cup dan FIFA World Cup secara global. Hak utama untuk sponsor lapis ini adalah brand association, penggunaan aset marketing terpilih, dan eksposur media. Lapis ini dipegang oleh Budweiser, Castrol, Continental, Johnson-johnson, McDonalds, Moy Park, Oi, dan Yingli.

Kemudian lapis tersier atau National Supporter adalah brand-brand yang berakar di negara tuan rumah even, dijinkan untuk berpromosi sebatas pasar domestiknya masing-masing. Lapis ini di Brazil bercokol perusahaan-perusahaan lokal seperti APex Brazil, Centauro, Garoto, Itau, Liberty Seguros, dan Wise up.

Salah satu keuntungan besar strategi sponsorship FIFA ini adalah brand menjadi tampil beda dan bernuansa lebih ekslusif dibanding brand-brand dari kategori produk  sejenis. Lebih ekslusif dan terekspos lebih luas. Tentu harapannya dengan demikian brand-brand mampu menangguk pemasukan besar. ( Sumber: FIFA.com)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.